Woow !!! Anak Umur 9 Tahun Ini Berpenghasilan 60 Juta Per Bulan, Bagaimana Bisa?
Woow !!! Anak Umur 9 Tahun Ini Berpenghasilan 60 Juta Per Bulan, Bagaimana Bisa? - Hampir
sama dengan kebanyakan anak lainnya, Almeyda Nayara Alzier atau Naya juga
sangat suka bermain dan mengoleksi barang-barang lucu. Sebagai anak perempuan,
tidak aneh rasanya jika mereka sangat menggemari beragam benda seperti
aksesoris ataupun mainan yang menonjolkan karakter unik, imut dan lucu.
Hingga
suatu hari, di sekolah ia melihat kakak kelasnya bermain sebuah mainan unik
yang belum pernah dilihat sebelumnya. Mainan yang kemudian usai diselidiki
bernama slime ini, merupakan sejenis benda liat yang bisa dimainkan dengan
berbagai cara. Karena ia memang sangat suka dengan benda yang unik, seketika
itu juga Naya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.
Masa
kanak-kanak identik dengan bermain, membangun pertemanan, meniru hingga belajar
berkreasi. Dengan segala aktivitas yang dilakukannya, membuat si anak menjadi
bertumbuh, baik secara psikis maupun kemampuan motoriknya. Jika dinalar, naluri
anak dan orang dewasa jelas jauh berbeda, apalagi ketika ditanya soal bisnis
dan kesuksesan.
Namun,
kisah sukses seorang anak yang masih duduk di bangku kelas 4 SD ini membuat
kita tercengang. Adalah
Almeyda Nayara Alzier, gadis cilik berusia 9 tahun yang kini menjadi pengusaha
beromset puluhan juta setiap bulannya. Meskipun masih berusia sangat belia,
anak bungsu dari dua bersaudara ini memiliki pandangan untuk mengembangkan
sebuah bisnis. Uniknya, bisnis yang ia tekuni adalah sesuatu yang tak jauh dari
dunia masa kecilnya, ia menjadikan mainan yang bernama ‘slime’ sebagai produk
usahanya.
Secara
harfiah, slime artinya legit, namun dalam praktiknya, slime digunakan untuk
membersihkan sela-sela keyboard dan sebagainya. Bentuk dan tampilannya yang
unik, dengan tekstur yang lengket, kenyal dan elastis membuat slime disukai
anak-anak dan dijadikan mainan dalam genggaman tangan mungil mereka. Belum lagi
warnanya yang lucu dan menarik membuat slime terlihat menggemaskan yang bisa
ditarik, ditekan, digenggam hingga ditiup seperti balon.
Bermula
dari rasa penasaran, Naya merintis kreativitasnya bermodalkan 50 ribu Rupiah
pemberian ibunya. Kegagalan demi kegagalan justru membuatnya semakin penasaran
dan lebih keras mencoba
Cerita
dibalik popularitas bisnis slime ini berawal ketika suatu hari di sekolahnya,
Naya bertemu dengan salah seorang kakak kelasnya yang membawa mainan yang belum
pernah ia temua sebelumnya. Mainan kenyal seperti jelly ini ternyata bernama
slime. Rasa keingintahuannya yang besar membuatnya penasaran dan
mempertanyakan, apa sebenarnya slime itu? Karena Naya memang suka dengan
benda-benda yang unik, rupanya ia merasa jatuh cinta dengan slime sejak
pertemuan kali pertamanya tersebut.
Menariknya,
Naya cukup berbeda dengan anak-anak pada umumnya, di mana ketika mereka
menginginkan sesuatu, maka akan cenderung merengek pada orang tua untuk
memenuhi permintaannya. Hal ini tidak berlaku bagi Naya. Ia justru tertantang
untuk membuat sendiri mainan yang membuat penasaran tersebut.
Bukan
hal yang mudah bagi Naya untuk mewujudkan rasa penasarannya, mengingat pada
waktu itu slime belum terlalu tenar. Beruntung, gadis berparas cantik ini nggak
kehabisan akal, berhasil menemukan tutorial cara membuat slime lewat YouTube.
Berbekal pengetahuan tentang alat, bahan, serta cara pembuatan slime yang ia
dapatkan, Naya kemudian meminta uang kepada ibunya untuk ‘memodali’ usahanya
membuat slime. Dengan bekal uang sebesar 50 ribu Rupiah pemberian ibunya, Naya
kemudian membeli semua bahan seperti lem, deterjen, pewarna serta bahan
pelengkap lain yang dibutuhkan untuk membuat slime perdananya. Namun, poses
pembuatan slime pertama kalinya itu gagal dan hasilnya tak sesuai keinginan.
Tak
menyerah pada kegagalan, Naya justru malah semakin merasa tertantang. Ia terus
mencoba untuk membuat dan membuat lagi mainan kenyal ini berkali-kali. Kendala
semakin muncul, terlebih ketika sang ibu merasa keberatan karena Naya yang
sering membuat rumah berantakan dengan proyek nya tersebut. Namun Naya sama
sekali tidak menyerah, meski kerap mendapat omelan dari ibunya, ia tetap nekat
untuk terus membuat slime bahkan secara sembunyi-sembunyi di kamar mandi.
Tak
cukup sampai disitu, Naya berusaha memberi pengertian tentang slime, mainan
yang disebutnya sedang tren pada ibunya. Lama-kelamaan, hati sang ibu luluh
juga melihat buah hatinya tekun mencoba meski kegagalan berkali-kali
dirasakannya. Dan akhirnya, berkat kegigihan dan kerja kerasnya, Naya berhasil
membuat slime yang dirasa sempurna.
Pintar
melihat peluang, Naya mulai menjual slime buatannya lewat salah satu program
‘Entrepreneur Day’ di sekolahnya. Dari sinilah rejekinya mulai berdatangan
Setelah
berhasil membuat mainannya sendiri, Naya kerap memainkan slime dan dilihat oleh
kawan sebayanya. Tidak sedikit dari teman Naya yang kemudian tertarik dan ingin
memiliki slime seperti milik Naya.
Suatu
hari, sekolahannya menggelar event enterpreneurship yang mengharuskan setiap
siswa diminta untuk membuat dan menjual barang apapun. Sontak Naya langsung
berpikir untuk menjual slime buatannya. Kala itu, satu cup slime dihargai 8
ribu Rupiah. Di luar dugaannya dan sang ibu ketika itu, dagangan mainan kenyal
itu langsung ludes diserbu teman-teman di sekolahnya.
Ketika
ditanya oleh pihak sekolah, kenapa ia memilih slime untuk dijual, jawabannya
sederhana, mencerminkan keluguan dan kekanak-anakannya, karena lucu aja, aku
suka . Dengan larisnya slime buatan Naya tersebut membuat sang ibu ingin
memaksimalkan bakat yang dimiliki anaknya dengan mengikutsertakan Naya ke
kursus kesenian. Setelah Naya memiliki bekal seni yang memadai, slime yang
sebelumnya hanya dijual dalam bentuk cup, kini ia inovasikan dalam
bentuk-bentuk lainnya seperti angka, huruf, buah-buahan, dan bentuk lain yang
dirasa cocok untuk mainan anak-anak.
Naya
tak cepat puas, ia memanfaatkan teknologi agar hasil penjualannya meningkat.
Lewat akun Instagram miliknya, ia berhasil melebarkan sayap usahanya hingga ke
setiap penjuru daerah
Kesuksesan
yang diraih Naya menjual slime perdananya tak membuatnya berhenti sampai disitu
saja. Tidak hanya berjualan dari kelas ke kelas di sekolahnya, Naya memutuskan
untuk memanfaatkan teknologi hasil penjualannya bisa meningkat.
Awalnya
karena aku lihat orang-orang punya olshop, lalu aku mau punya juga. Aku minta
buatin sama abang akun Instagramnya. Waktu itu aku mau buat namanya ada 18-nya,
biar kayak tanggal lahir aku, 18 April. Followers aku awalnya cuma 12, isinya
saudara-saudara. Terus aku minta temen aku promosiin IG aku, jadi tambah
banyak, tambah banyak, tambah banyak. Aku juga bingung gimana bisa.
Dengan
bantuan sang kakak, Naya akhirnya membuat akun Instagram @Nayaslime18 untuk
memasarkan produk slime buatannya. Awalnya, Naya hanya memposting cara membuat
slime beserta video tutorialnya. Usaha tersebut tentu tidak langsung membuahkan
hasil. Naya mengaku hanya memiliki 12 followers yang kesemuanya merupakan sanak
saudaranya sendiri. Kemudian ia meminta teman-temannya untuk mempromosikan akun
Instagramnya agar lebih dikenal banyak orang. Naya pun lebih gencar melakukan
promosi dan mengkreasikan postingan di Instagramnya.
Berkat
keyakinan dan bantuan dari saudara serta teman-temannya, dalam waktu beberapa
tahun followers Instagramnya bertambah banyak dan usaha slime karyanya menjadi
viral. Hingga saat ini, followers Instagramnya mencapai 293 ribu orang.
Dari
titik inlah, perlahan bisnis online milik Naya dikenal banyak orang. Bahkan
hanya berselang beberapa bulan saja, Naya yang saat ini sudah dibantu oleh
beberapa karyawan untuk memproduksi slime aneka warna ini, telah mendapat
pesanan hingga mencapai ratusan buah tiap bulannya. Yang luar biasa, kabarnya
Naya mampu mengantongi omset hingga mencapai 60 juta per bulan dari bisnisnya
tersebut.
Meski
omsetnya mencapai 60 juta Rupiah per bulan, Naya tak lantas besar kepala. Gadis
cilik ini tetap menyisihkan sebagian rejekinya untuk peduli sesama
Menjadi
pengusaha cilik yang sukses, pemikiran Naya ternyata juga tak kalah inspiratif
dalam menyikapi ketenarannya tersebut. Di usianya yang masih sangat muda, Naya
sudah memiliki hati yang mulia. Tak hanya sebagai pendapatan pribadi, tujuannya
berjualan sebagian besar adalah untuk bersedekah. Naya pun tak sungkan untuk
membagikan tutorial membuat slime di Instagramnya seakan tak punya kekhawatiran
rahasianya dicontek orang.
“Sedekah
nggak harus uang, sedekah ada banyak, nggak harus ngasih uang . Bagi Naya, uang
bukan barang wajib yang digunakan untuk bersedekah. Memberikan ilmu dan
pengalaman ke semua orang juga merupakan bentuk sedekah, cara berbagi selain
melalui bantuan finansial.
Jiwa
sosialnya ini tumbuh bahkan sebelum penghasilannya mencapai angka jutaan. Saat
masih berjualan di sekolah, Naya sudah mulai menyedekahkan uang hasil jualannya
untuk membelikan buku iqra’ dan Al Quran untuk Tempat Pendidikan Al Quran di
belakang rumahnya. Kini, Naya pun menabung untuk tujuan yang tidak kalah mulia,
yakni, mendirikan pesantren serta membeli mobil ambulans dan mobil jenazah
untuk masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.
Naya
menyebut, Sedekah itu bukan seperti 2-1=1, tapi 2-1=4. Sedekah itu
melipatgandakan!
Belajar
dari kepolosan dan ketulusan anak kecil yang membuahkan hasil ini, agaknya
menginspirasi kita agar menjadi orang yang kreatif, inovatif, bisa berpikir
cerdas, percaya diri dan tak lupa memupuk rasa empati. Kesuksesan Naya sekarang
ini bisa jadi karena niatnya yang berjualan untuk sedekah.
Di
luar sana, mungkin tidak semua orang mampu mengambil sikap seperti Naya ketika
hidupnya di puncak kesuksesan dan bergelimang harta. Tapi anak perempuan
berusia 9 tahun ini mengajarkan banyak hal, bahwa sesungguhnya kegigihan dan
kesungguhan yang diiringi keikhlasan berbagi dengan sesama-lah yang menuntun
sebuah usaha pada kesuksesan.