Proses Pengakuan DNA Sebagai Materi Genetik
Asam nukleat telah cukup lama ditemukan sebelum diketahui
struktur serta fungsinya sebagai bahan dasar gen. Sekurang-kurangnya ada tiga
penemuan yang membuktikan bahwa asam nukleat berperan penting dalam menentukan sifat organisme atau sebagai bahan
dasar gen, yaitu sebagai berikut:
1. Ditemukannya DNA
sebagai senyawa khas kromosom
Hal ini ditemukan melalui studi pewarnaan mikroskopik oleh
Robert Fuelgen. Fuelgen menunjukkan bahwa DNA
yang dipanaskan dengan asam
fuksin akan timbul warna merah tua yan g mengkilat. Sepuluh tahun kemudian,
saat penemuan Fuelgen diterapkan pada sel hidup, ternyata tidak merusak sel
atau jaringan. Kromosom muncul dengan warna yang jelas, sedangkan bagian sel
yang lain tidak berwarna. Dari hasil ini
kemudian disimpulkan bahwa kromos m mengandung DNA, dan DNA merupakan material
khas kromosom yang tidak terdapat pada bagian lain. Saat ini, telah diketahui
ternyata DNA juga terdapat pada sitoplasma, seperti pada mitokondria dan plastid.
2. Ditemukannya peran
DNA dalam transformasi bakteri
Oswald T. Avery dan peneliti lain dari Rockefeller Institut
pada 1944 berhasil membuktikan bahwa bahan genetik yang terlibat dalam proses
transformasi adalah DNA. Proses transformasi sebelumnya dikemukakan oleh F.
Griffith (1928) dalam percobaanya menggunakan bakteri Streptococcus pneumonia galur R (tidak
berkapsul) dan galur S (berkapsul). Griffith
menunjukkan adanya proses transformasi
melalui percampuran galur bakteri R yang hidup dengan galur S yang dimatikan, yaitu bahwa galur R hidup
yang berubah sifat m enjadi berkapsul akibat adanya bahan-bahan dari galur S
yang telah dimatikan masuk kedalam selnya.
Percobaan tersebut diteruskan Avery dengan mengisolasi
molekul kimia pecahan galur S, kemudian dipisahkan. Bahan yang berhasil
dipisahkan adalah ternyata adalah DNA, RNA, protein, polisakarida, dan lipid.
Molekul-molekul tersebut diuji dengan
mencampurkan nya dengan bakteri R, ditambah dengan enzim pengurai DNase, Rnase,
Protease. Ternyata bakteri yang tidak dicampur DNA terjadi mengalami transformasi, sedang yang diberi
DNase tidak. Hal ini berarti bahwa DNA berperan dalam proses transformasi dan
merubah sifat bakteri.
3. Ditemukannya DNA
pada virus yang di wariskan pada generasi berikutnya secara fisik
Hershey dan Chase (1952) menemukan bahwa DNA merupakan bahan
genetik yang diwariskan, bukan mantelnya.
Proses penelitian sebagai berikut: E. coli ditumbuhkan pada media yang diberi
radioisotope S 35 sebagai penanda
protein (mantel virus) dan P 32 sebagai penanda DNA bakteriofage T2 diinfeksikan pada E. coli , sehingga m enggunakan unsur-unsur
pada sel inang untuk m enyusun kromosom dan m antel, termas uk juga radioisotop
yang telah diabsorbsi bakteri Terd
apat 2 m acam fage, yaitu yang mengandung S35 pada mantel dan yang me ngandung
P32 pada kromosom fage menginfeksi
bakteri ya ng ditumbuhkan pada media biasa tanpa radioisotop Dari bakteri yang diserang fage bertanda S 35 tidak
diperoleh virus ber-radioisotop, sedang yang diserang fage bertanda P 32
diperoleh virus ber-radioisotop. Hal
ini menandakan bahwa DNA-lah yang diwariskan pada generasi berikutnya