Usaha Pertanian di Desa Galagah Kecamatan Sungai Tabukan
Pembangunan pertanian sebagai salah satu unsur penggerak
perekonomian nasional dewasa ini maka sepantasnyalah perlu mendapat perhatian
yang lebih, terutama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia pertanian
menuju masyarakat pertanian yang tangguh dan efisien.
Pembangunan pertanian memerlukan jembatan penghubung yang
kuat, yang mampu menerjemahkan ide-ide progresif strategis menjadi langkah
kebijakan di tingkat lapangan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat
petani. Pembangunan pertanian harus didukung oleh potensi wilayah yaitu
menyangkut daya dukung suatu daerah dengan sumber daya yang ada di dalamnya
terhadap pembangunan pertanian. Potensi tersebut meliputi lahan pertanian yang
ada, petani dan kelompok tani, ketersediaan pupuk organik dan kebijakan
pemerintah yang mendukung pembangunan pertanian. Menggerakkan dan membangun
pertanian membutuhkan daya dukung dengan penerapan teknologi dan sebuah
kebijakan yang mengarahkan pada peningkatan kesejahteraan petani. Tetapi dalam
hal kebijakan pemerintah harus lebih mengarahkan kepada peningkatan produksi
bila kita menginginkan kesejahteraan petani (Malelak 2009 dalam Muslimah,
2010).
Pembangunan pertanian di kabupaten Hulu Sungai Utara masih
jauh tertinggal dibandingkan dengan daerah-daerah lain di sekitarnya. Tidak
mengherankan, sebab pemanfaatan lahan rawa lebak di kabupaten Hulu Sungai Utara
sendiri secara umum masih terbatas dan hanya bersifat untuk menopang kehidupan
sehari-hari dan upaya pemanfaatan lahan rawa lebak ini juga masih bersifat
tradisional.
Pengoptimalisasian lahan rawa lebak bagi pengembangan
pertanian, perikanan dan perternakan sangatlah besar jika kita mau menggalinya secara
bersama. Misal untuk pertanian, maka
komoditas yang bisa diusahakan tidaklah hanya terbatas pada tanaman padi
semata, tetapi bisa untuk pengembangan komoditas palawija, hortikultura, dan
sebagaian komoditas perkebunan.
Desa Galagah memiliki luas wilayah 1,70 Km² dan memiliki
potensi lahan seluas 109 Ha sawah lebak
dan 9 Ha lahan kering, serta mempunyai lahan tadah hujan seluas 10 Ha.
Jumlah penduduk sebanyak 844 jiwa yang terdiri dari laki-laki 519 jiwa, perempuan 325 jiwa dengan jumlah kepala keluarga adalah
176 KK dengan status kepemilikan lahan hampir 80 % pemilik penggarap.
Ketinggian tempat dari permukaan laut ± 0,7 meter yang merupakan dataran rendah
dengan permukaan tanah datar dan bergelombang. Sesuai dengan keadaan lahan maka
daerah ini termasuk daerah lebak. Jenis tanahnya adalah jenis tanah alluvial
dengan struktur liat, sedangkan lapisan olah hanya berkisar 5 - 15 cm,
kedalamannya berkisar 5 - 5,5 cm (Balai Penyuluh Kecamatan Sungai Tabukan,
2012).
Usaha pertanian di Desa Galagah cukup baik, namun masih
perlu pengelolaan yang lebih efisien untuk meningkatkan hasil produksi
pertanian serta pemecahan masalah yang dihadapi oleh petani. Akan tetapi yang
menjadi kendala bagi petani Galagah yaitu sarana dan prasarana yang masih
kurang, sumber daya manusia yang rendah dan masih tergantung pada alam.
Memperhatikan kondisi ini diperlukan usaha khusus pemberdayaan petani yang
antara lain melalui usaha peningkatan optimalisasi sumberdaya alam dan
sumberdaya manusia, maka sebagai pengemban amanat Tri Dharma Perguruan Tinggi,
yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat mahasiswa Sekolah
Tinggi Ilmu Pertanian Amuntai merealisasikan amanat tersebut dalam bentuk
Praktik Kerja Mahasiswa (PKM). Kegiatan ini lebih mengutamakan aktivitas nyata
yang dilakukan oleh para mahasiswa dalam masyarakat untuk ikut dalam berperan
dalam pembangunan pedesaan. Jadi, melalui kegiatan praktik kerja ini diharapkan
pengetahuan teoritis dan keterampilan yang diperoleh selama kuliah dapat
diperdalam sekaligus bahan perbandingan antara pengetahuan teoritis dengan
kenyataan yang ada di lapangan sehingga memperluas wawasan mahasiswa dan
menambah pengalaman serta keterampilan yang berhubungan dengan disiplin ilmu
yang ditekuni, khususnya masyarakat desa dengan segala adat dan kebiasaan yang
berlaku di tempat tersebut. Mahasiswa dilatih mandiri dan biasa menyesuaikan
diri dengan lingkungan. Perpaduan antara pengetahuan teoritis dan pengetahuan
praktis dapat meningkatkan kemampuan dan pemahaman mahasiswa terhadap permasalahan
dan menanamkan jiwa serta kebiasaan berpikir ilmiah dalam memecahkan masalah
yang dihadapi dalam bidang pertanian.