-->

Cara Budidaya Tanaman Kelapa Mulai Pemilihan Bibit Sampai Panen

Kelapa (Cocos nucifera L) adalah salah satu jenis tanaman yang termasuk ke dalam suku pinang-pinangan (arecaceae). Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan, mulai dari bunga, batang, pelepah, daun, buah, bahkan akarnya pun dapat dimanfaatkan. Batang pohon kelapa merupakan batang tunggal, tetapi terkadang dapat bercabang. Tinggi pohon kelapa dapat mencapai lebih dari 30 cm. Umur tanaman kelapa lebih 50 tahun.

Cara Budidaya Tanaman Kelapa Mulai Pemilihan Bibit Sampai Panen

Tanaman kelapa termasuk golongan tanaman tahunan karena tanaman kelapa pada umumnya berumur lebih dari satu tahun dan pemungutan  hasilnya dilakukan lebih dari satu kali dan tidak dibongkar sekali panen.

Produktivitas kelapa rakyat 0,5 – 1 ton kopra per hektar per tahun adalah rendah bila dibandingkan dengan kemampuannya untuk berproduksi sampai 2,0 ton kopra. Rendahnya produksi ini, disamping belum menggunakan bibit unggul dan kurangnya pemeliharaan juga disebabkan oleh umur tanaman yang telah tua dan lingkungan tumbuh yang tidak sesuai. Kondisi yang demikian mengakibatkan pendapatan petani kelapa sangat rendah.

Untuk meningkatkan produktivitas kelapa dan pendapatan petani, kelapa tua perlu diremajakan, kelapa yang relative muda direhabilitasi. Penanaman baru atau perluasan harus mempertimbangkan kesesuaian lingkungan, dan meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan tidak hanya kelapa butiran, kopra atau minyak akan tetapi aneka ragam produk yang berasal dari tanaman kelapa maupun dari tanaman sela yang ditanam diantara pohon kelapa.

Peremejaan adalah mengganti tanaman tua yang produksinya rendah dengan tanaman baru yang berproduksi tinggi.

Kegiatan perluasan adalah menanam tanaman kelapa di areal baru yang lingkungannya sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa, sehingga produktivitas kelapa dalam sebesar 2,0 – 3,0 kopra atau kelapa hibrida 4,0 – 5,0 ton kopra per hekatar per tahun dapat diperoleh.

Peremajaan Tanaman Kelapa
Kriteria
• Umur tanaman kelapa lebih 50 tahun.
• Tinggi batang kelapa lebih 15 meter
• Buah kurang dan 3 butir per tahun atau 0,5 ton kopra per hektar per tahun

Benih/Bibit
• Benih unggul berasal dari Blok Penghasil Tinggi (BPT)
• Benih disiapkan 10 – 12 bulan sebelum tanam.
• Umur bibit 8 – 10 bulan.

Pembuatan Lubang
• Diantara barisan kelapa tua dipasang ajir untuk tempat pembuatan lobang tanam sesuai dengan jarak yang dipilih : 8,5 x 8,5 m atau 9 x 9 x 9 m segitiga.
• Sebulan sebelum bibit ditanam, dibuat lobang dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm atau disesuaikan dengan berat ringannya tanah diolah, ukuran lobang lebih besar untuk tanah berat dan lebih kecil untuk tanah ringan.

Penanaman
• 2-4 minggu sebelum bibit ditanam, lobang ditimbun dengan tanah yang telah dicampur dengan 20 kg pupuk kandang dan pupuk lainnya sesuai dengan kebutuhan.
• Bibvit ditanam dibagian tengah lobang dengan kedalaman sekitar 10 cm dari permukaan tanah.

Penebangan kelapa tua
• Peremajaan yang dilakukan pada areal kelapa tua monokultur dengan jarak tanam tertaur ditebang separoh pada tahun ketiga setelah penanaman tanaman pengganti dan sisanya pada tahun keeenam atau setelah kelapa pengganti berbunga/berbuah.
• Peremajaan yang dilakukan pada areal kelapa tua monokultur yang jarak tanamnya tidak teratur danberdekatan dengan tanaman pengganti ditebang sebelum bibit ditanam.
• Peremajaan yang dilakukan pada areal kelapa tua polikultur dan tidak teratur, semua tanaman yang berada dalam jalur barisan tanaman kelapa pengganti selebar 4 m ditebang seluruhnya.

Pemeliharaan
• Pengendalian gulma dilakukan setiap dua bulan, pada tanaman muda 1,0 m di sekitar tanaman dan tanaman dewasa selebar 2,0 m.
• Pemupukan dilakukan dua kali setahun, pada awal dan akhir musim penghujan dengan takaran pupuk per pohon 0,5 – 0,7 kg ura, 0,1 – 0,4 kg TSP, dan 0,6 – 1,0 kg KCL setiap kali pemupukan.
• Pupuk diberikan melingkar pohon kelapa dengan jarak 1,0 m dari pohon untuk tanaman kelapa muda dan 2,0 m untuk tanaman dewasa ke dalam tanah sekitar 15 cm.
• Kumbang penggerek pucuk Oryctes rhinoceros dan cendawan Phytophthora palmivora penyebab penyakit busuk pada tanaman kelapa merupakan hama dan penyakit utama. Hama  oryctes dikendalikan secara hayati dengan cendawan Metharizium dan Baculvirus, sedang penyakit busuk pucuk dengan fungisida Alliete melalui infis akar

Rehabilitasi Tanaman Kelapa
Kriteria
• Tanaman kelapa relative muda, umur kurang 40  tahun.
• Pertumbuhan kelapa tidak normal, batang mulai mengecil akibat saluran drainase tidak berfungsi (pasang surut).
• Pertanaman kelapa rusak akibat serangan hama, penyakit, gulma atau tidak pernah dipupuk.
• Penanaman kelapa rusak sebagian akibat kemarau apanjang atau terbakar.
• Bila tanaman kelapa tergenang air dibuatkan parit pembuangan (drainase)
• Tanaman kelapa yang rusak berat atau mati disulam.
• Pengendalian gulma, hama dan penyakit seperti pada kegiatan peremajaan serta pemupukan berimbang berdasarkan  analisis status hara daun dan tanah.

Perluasan Tanaman Kelapa
Kesesuaian lahan dan iklim adalah syarat utama dalam melaksanakan kegiatan perluasan tanaman kelapa agar produktivitas potensial dapat dicapai, di samping pengguinaan bibit unggul

Cara yang dilakukan di masa lalau tanpa mempertimbangkan kesesuaian lahan dan iklim mengakibatkan timbulnya berbagai masalah seperti tanaman kelapa rusak atau mati akibat serangan penyakit busuk pucuk atau kekeringan.

Lahan bermasalah seperti daerah pasang surut merupakan sumber daya lahan yang akan dipakai dalam pelaksanaan perluasan di masa datang. Penggunaan teknologi tepat guna seperti trio tata air, bibit unggul, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit akan merubah status bermasalah menjadi potensial.

Usaha Tani
• Kebutuhan benih/bibit kelapa untuk kegiatan perluasan sama dengan pada peremajaan, demikian pula dengan kegiatan yang dilakukan di lapang seperti pengajiran, pembuatan lobang dan pemeliharaan.
• Usahatani tidak lagi monokultur akan tetapi polikultur (kelapa + tanaman sela) dan diversifikasi produk (lihat diversifikasi usaha tani) dalam bentuk suatu system usaha yang komersial.
• Petani berkelompok sehingga tercapai skala komersial, minimal 300-500 ha untuk pengolahan secara terpadu.

Versifikasi Usahatani Tanaman Kelapa
Usaha tani kelapa monokultur dengan pemilikan lahan 0,5 – 1,0 ha tidak akan mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarga untuk hidup layak.

Reformasi ke polikultur penanamn tanaman sela semusim atau tahunan sangatlah berpeluang untuk dilakukan. Demikian pula dengan produk kelapa jangan lagi hanya menjual dalam bentuk kelapa butiran atau kopra/minyak akan tetapi harus dikembangkan dalam bentuk produksi bernilai ekonomi tinggi dan diolah secara terpadu (diversifikasi hasil.

Era mendatang selera konsumen beralih dari produk sintetis ke produk berbahan baku alami  yang beresiko rendah terhadap kesehatan. Dari tanaman kelapa berbagai produk yang demikian sangat berpeluang untuk dihasilkan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel