-->

Contoh Pendahuluan Respon Pertumbuhan Jangung Hibrida (Zea mays L) Terhadap Pemberian Unsur Hara NPK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Produksi jagung nasional  meningkat setiap tahun, namun hingga kini belum mampu memenuhi  kebutuhan domestik sekitar 11 juta ton/tahun, sehingga masih mengimport dalam jumlah besar  yaitu 1 juta ton. Sebagian  besar kebutuhan  jagung domestik  untuk pakan dan industri pakan sekitar 57%, sisanya sekitar 34% untuk pangan dan 9% untuk kebutuhan industri lainnya. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, produksi jagung nasional  juga berpeluang besar untuk  memasok sebagian  pasar jagung dunia  yang mencapai sekitar 8 juta ton/tahun (Mejaya dkk, 2005).

Contoh Pendahuluan Respon Pertumbuhan Jangung Hibrida (Zea mays L) Terhadap Pemberian Unsur Hara NPK

Benih jagung hibrida yang dikembangkan petani mampu memberi hasil 6-7 t/ha. Hal ini berarti peningkatan produksi jagung di Indonesia lebih banyak ditentukan oleh peningkatan produktivitas daripada perluasan areal tanam. Sejak tahun 1995 penanaman varietas jagung hibrida di Indonesia mengalami perkembangan pesat. Hingga tahun 2006 terdapat enam perusahaan benih jagung hibrida swasta dan BUMN, yaitu PT Sang Hyang Seri (BUMN), PT Pertani, PT BISI, PT Pioneer, PT Monagro Kimia, dan Syngenta. Badan Litbang Pertanian maupun perusahaan benih swasta telah melepas varietas jagung hibrida dengan potensi hasil 9,0-10,0 t/ha. Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) pada awal tahun 2007 telah melepas dua varietas jagung hibrida silang tunggal, yaitu Bima-2 Bantimurung dan Bima- 3 Bantimurung, masing-masing mampu ber-produksi 11 t dan 10 t/ha pipilan kering, toleran terhadap penyakit bulai, dan dapat beradaptasi pada lahan optimal maupun suboptimal (Deptan 2007a; Deptan 2007b ).

Hasil jagung per  hektar di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan dengan negara lain. Rendahnya hasil ini terutama disebabkan belum menyebarnya  varietas unggul, pemakaian pupuk yang sangat sedikit serta cara bercocok tanam yang belum diperbaiki (Warisno, 1998).

Kondisi lingkungan untuk pertanaman jagung sangat bervariasi dari waktu ke waktu dan beragam pada berbagai lokasi, sedang varietas hibrida sangat peka terhadap lingkungan tumbuhnya. Selain itu kendala pengembangan varietas jagung hibrida adalah ketersediaan benih yang masih terbatas terutama hingga pelosok pedesaan dan harganya yang relatif mahal.  Untuk itu menjadi pertimbangan untuk mengembangkan jagung bersari bebas yang benihnya  mudah dibuat oleh petani dan penangkar dengan  perlakuan seleksi yang baik (Awaludin, Neny dan Ratna , 2009).

Rendahnya produktivitas lahan kering, selain disebabkan oleh tingkat kesuburan tanah yang rendah, juga disebabkan oleh rendahnya intensitas indeks pertanaman karena kebutuhan air tidak tersedia sepanjang tahun. Untuk meningkatkan produktivitas lahan kering masam, maka selain pengapuran dan pemupukan dapat dilakukan dengan optimalisasi pola tanam, yang selain dapat meningkatkan intensitas indeks pertanaman, juga dapat mengurangi aliran  permukaan  erosi, dan evaporasi tanah oleh adanya penutupan tanaman dan sisa hasil panen yang dapat berfungsi sebagai mulsa  dan menambah bahan organik tanah (Amin, dkk, 1999).

1.2. Rumusan Masalah.
Jagung hibrida (Zea mays L) di Indonesia saat ini belum banyak di budidayakan khususnya di daerah Hulu Sungai Utara, sehingga berdampak terhadap produksi jangung hibrida dalam negeri yang tidak mampu menyediakan bahan baku produk pangan dari jangung. Penyebab kurangnya produksi jangung hibrida salah satunya juga disebabkan ketidaktahuan petani dalam menentukan dosis pemupukan yang tepat terhadap pertumbuhan jagung hibrida.

1.3. Tujuan Penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis yang tepat terhadap pemberian unsur hara NPK pada pertumbuhan jangung hibrida (Zea mays L), sehingga penelitian ini nantinya dapat membantu bagi petani dalam menentukan dosis pemberian unsur hara NPK yang tepat terhadap pertumbuhan jangung hibrida dan akhirnya dapat meningkatkan produksi.

1.4. Hipotesis Penelitian.
Pemberian dosis  unsur hara yang tepat dapat mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jangung hibrida.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel