Laporan Praktikum Teknologi Benih [Lengkap] Tentang Uji Daya Perkecambahan Benih
Berikut dibawah ini file materi tentang perkecambahan sebagai acuan bahan literatur/materi pelajaran/tugas/makalah/skripsi/jurnal/tesis di sekolah, kampus, ataupun instansi:
Tersedia 13 File PDF PPT DOC
- Pendahuluan - Perkecambahan [PDF]
- Tinjauan Pustaka - Perkecambahan dan Pertumbuhan [PDF]
- Perkecambahan Syzygium cumini (L.) [PDF]
- Studi Perkecambahan Biji dan Pola Pertumbuhan Semai [PDF]
- Perkecambahan Biji dan Pertumbuhan Kecambah [PDF]
- Dormansi Biji - Perkecambahan [PPT]
- Perkecambahan Biji [PPT]
- Perkembangan Bakal Biji dan Buah Perkecambahan Pertumbuhan [PPT]
- Perkecambahan Epigeal [PPT]
- Metode Perkecambahan Benih Tanaman Andalas [DOC]
- Jenis-Jenis perkecambahan [DOC]
- Laporan Praktikum Teknologi Benih Tipe Perkecambahan Hipogeal [DOC]
- Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan [DOC]
Cara Download: Klik Judul file yang ingin download diatas >> Klik Get Link >> Klik Go to Link >> Selesai, saran kalau kamu menggunakan HP, gunakanlah Chrome/UC Browser.
Laporan Praktikum Teknologi Benih [Lengkap] Tentang Uji Daya
Perkecambahan Benih
Oleh: Anggie Fitriani
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkecambahan merupakan serangkaian peristiwa penting sejak
benih dorman sampai kebibit yang sedang tumbuh tergantung dari viabilitas
benih, lingkungan yang cocok dan pada beberapa tanaman tergantung pada usaha
pemecahan dormansi. Oleh karena itu perlu dilaksanakan pengujian benih untuk
mengetahui viabilitas benih atau kemampuam benih untuk tumbuh menjadi bibit
pada kondisi lingkungan yang optimum. Uji perkecambahan itu meliputi uji daya
kecambah, yang erat kaitanya dengan viabilitas benih dan uji kecepatan
berkecambah yang berhubungan erat dengan vigor benih.
Perkecambahan biji adalah pengaktifan kembali aktifitas
pertumbuhan embryonic axis didalam biji yang terhenti untuk kemudian membentuk
bibit (seedling). Biji untuk dapat berkecambah memerlukan persyaratan baik
dalam biji itu sendiri maupun persyaratan lingkungan. Persyaratan untuk
berkecambah yang berbeda-beda dari bermacam-macam biji adalah penting diketahui
untuk pedoman penanaman biji, pedoman penetapan treatment tertentu dan
pengontrolan pertumbuhan. Persyaratan untuk berkecambah yang berbeda-beda dari
bermacam-macam biji adalah penting diketahui untuk pedoman penanaman biji,
pedoman penetapan treatment tertentu, dan pengontrolan pertumbuhan.
Setiap benih memiliki kemampuan yang berbeda untuk
berkecambah, meskipun kondisi genetis dan fisiologisnya sama. Hal ini
disebabkan oleh kondisi lingkungan yang dapat menentukan suatu kecambah. Dengan
memberikan perlakuan yang berbeda pada satu jenis benih yang sama akan dapat
diketahui kemampuan tumbuh dari masing-masing benih tersebut. Kemampuan benih
tersebut dinyatakan dengan daya kecambah dan kecepatan kecambah dapat aktifnya
Syarat luar utama yang dibutuhkan untuk kembali pertumbuhan embryonic exis
adalah : air yang cukup, suhu yang pantas, oksigen yang cukup, serta cahaya
yang cukup. Pengujian perkecambahan benih yang sering dilakukan adalah dengan
menggunakan substratum kertas dan pasir. Beberapa metode yang dikenal antara
lain : pada kertas (PK), pada pasir (PP), dalam pasir (DP), antar kertas (AK),
dan pada kertas digulung dalam plastic (PKDp).
Daya tumbuh atau Daya berkecambah ialah jumlah benih yang
berkecambah dari se jumlah benih yang di kecambahkan pada media tumbuh optimal
( kondisi laboratorium ) pada waktu yang telah ditentukan, dan dinyatakan dalam
persen. Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang
sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase
daya berkecambahnya. Persentase daya berkecambah merupakan jumlah proporsi
benih-benih yang telah menghasilkan perkecambahan dalam kondisi dan periode
tertentu.
Untuk pengujian viabilitas benih, setiap peubah diharapkan
mempunyai tolak ukur tersendiri. Daya berkecambah atau daya tumbuh merupakan
tolak ukur viabilitas potensial benih. Peubah vigor benih atas vigor kekuatan
tumbuh dan daya simpan. Vigor kekuatan tumbuh benih dapat diindikasikan
misalnya dengan tolak ukur laju perkecambahan (speed of germination),
keserempakan tumbuh, laju pertumbuhan kecambah (seedling growth rate). Vigor
daya simpan dapat diindikasikan dengan tolak ukur daya hantar listrik, vigor
benih terhadap deraan etanol/fisik, dan sebagainya. Baca: Contoh, Fungsi dan Cara Kerja Hormon Auksin
Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian daya berkecambah
benih jagung, bayam dan kangkung. Penentuan daya berkecambah merupakan salah
satu cara untuk mengetahui mutu fisiologi suatu benih. Dengan mengetahui daya
kecambah suatu benih maka kita akan bisa memperkirakan jumlah benih yang akan
tumbuh nantinya. Uji daya berkecambah benih dapat dilakukan di laboratorium
dengan media kertas dan berbagai metode, seperti UDK (uji di atas kertas). UAK
(uji antar kertas) dan UKDdp (uji kertas digulung dilapisi plastik).
B. Rumusan masalah
Bagaimana cara mendeksi viabilitas benih?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini untuk mendeteksi
viabilitas benih pada kondisi optimum.
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
Perkecambahan (germination) merupakan tahap awal
perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini,
embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah
perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda.
Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.
Perkecambahan pada dasarnya adalah pertumbuhan embrio atau
bibit tanaman, sebelum berkecambah benih relatif kecil dan dorman.
Perkecambahan ditandai dengan munculnya radicle dan plumule. Biasanya radicle
keluar dari kulit benih, terus ke bawah dan membentuk sistem akar. Plumule
muncul ke atas dan membentuk sistem tajuk. Pada tahap ini proses respirasi
mulai terjadi. Cadangan makanan yang tidak dapat dilarutkan diubah agar dapat
dilarutkan, hormon auxin terbentuk pada endosperm dan kotiledon. Hormon
tersebut dipindah ke jaringan meristem dan digunakan untuk pembentukan sel baru
dan membebaskan energi kinetik (Edmondet al., 1975).
Kecambah adalah tumbuhan (sporofit) muda yang baru saja
berkembang dari tahap embrionik di dalam biji. Tahap perkembangan ini disebut
perkecambahan dan merupakan satu tahap kritis dalam kehidupan tumbuhan.
Kecambah biasanya dibagi menjadi tiga bagian utama: radikula
(akar embrio), hipokotil, dan kotiledon (daun lembaga). Dua kelas dari tumbuhan
berbunga dibedakan dari cacah daun lembaganya: monokotil dan dikotil.
Tumbuhan berbiji terbuka lebih bervariasi dalam cacah
lembaganya. Kecambah pinus misalnya dapat memiliki hingga delapan daun lembaga.
Beberapa jenis tumbuhan berbunga tidak memiliki kotiledon, dan disebut
akotiledon.
Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel
biologi. Sel-sel embrio membesar dan biji melunak. Kehadiran air di dalam sel
mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal. Ukuran radikula makin besar dan
kulit atau cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada akhirnya pecah. Pada
tahap ini diperlukan prasyarat bahwa cangkang biji cukup lunak bagi embrio
untuk dipecah.
Benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan
pertanaman, artinya benih memiliki fungsi agronomis. Untuk itu benih yang
diproduksi dan tersedia harus bermutu tinggi agar mampu menghasilkan tanaman
yang mampu berproduksi maksimal.
Mutu benih mencakup tiga aspek yaitu :
a. Mutu genetik, yaitu aspek mutu benih yang ditentukan
berdasarkan identitas genetik yang telah ditetapkan oleh pemulia dan tingkat
kemurnian dari varietas yang dihasilkan, identitas benih yang dimaksud tidak
hanya ditentukan oleh tampilan benih, tetapi juga fenotipe tanaman.
b. Mutu fisiologi, yaitu aspek mutu benih yang ditunjukan
oleh viabilitas benih meliputi daya berkecambah/daya tumbuh dan vigor benih.
c. Mutu fisik, yaitu aspek mutu benih yang ditunjukan oleh
tingkat kebersihan, keseragaman biji dari segi ukuran maupun bobot, kontaminasi
dari benih lain atau gulma, dan kadar air.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Praktikum
1. Waktu : Senin, 28 Desember 2015 dan Jum’at, 1 Januari 2016.
2. Tempat : Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian
UMP.
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
• Kertas buram
• Plastik • Pinset •
Cawan petri
2. Bahan :
• Benih jagung
• Benih kangkung
• Benih bayam
C. Prosedur Kerja
1. Metode penanaman uji kertas gulung dilapisi plastik
(UKDdp)
a. Menanam 25 butir benih jagung diatas media kertas yang
sudah dibasahi dan dilapisi plastik dibagian bawahnya. Benih diatur dalam lima
baris dengan posisi selang seling dengan arah calon akar menghadap kebawah.
b. Menutup benih dengan media kertas lainyang sudah dibasahi
dan plastik kemudian menggulungnya.
c. Mengulang langkah diatas sampai empat kali untuk
memperoleh benih 100 butir.
d. Menyimpan benih tersebut pada tempat yang tertutup dan
membiarkanya sampai satu minggu.
e. Mengamati hasil benih setelah satu minggu.
2. Metode penanaman uji diatas kertas (UDK)
a. Menyiapakan cawan petri yang diberi media kertas sesuai
dengan bentuk cawan yang sudah dibasahi.
b. Menanam benih bayam sebanyak 25 butir pada masing –
masing cawan petri sebanyak empat cawan.
c. Tutup benih yang sudah ditanam dengan kertas yang sudah
dibentuk sesuai dengan penutup cawan dan sudah dibasahi.
d. Meletakkan cawan tersebut ditempat yang lembab dan
membiarkannya sampai satu minggu.
e. Mengamati dan menghitung jumlah benih yang tumbuh setelah
satu minggu.
3. Metode penanaman uji antar kertas (UAK)
a. Melipat kertas lembab menjadi dua.
b. Menanam benih kangkung sebanyak 25 butir benih pada
masing – masing media kertas yang sudah dibasahi sebanyak empat media media
kertas.
c. Melipat kembali keempat sisinya dengan media kertas
tersebut.
d. Meletakkan media tersebut ditempat yang lembab dan
membiarkannya sampai satu minggu.
e. Mengamati dan menghitung jumlah benih yang tumbuh setelah
satu minggu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Komoidtas Kecambah
Normal Benih Mati Kecambah
Abnormal Daya
Berkecambah
Jagung 91 3 6
91 %
Bayam 71 16 8
71 %
Kangkung 56 30 14
56 %
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini menggunakan metode UAK, UKDdp dan
UDK. Ketiga metode ini menggunakan satu media yaitu kertas yang dibasahi atau
dilembabkan, hanya saja ada juga perbedaan dari segi perlakuan. Perlakuan
pertama kertas dibasahi dan ditanam benih diperlakukan digulung dengan dilapisi
plastik, metode betikutnya kertas yang sudah dibasahi dibagi menjadi dua untuk
menutup bagian kertas setelah ditanam benih dan yang terakhir kertas dibasahi
dan dibentuk sesuai ukuran cawan petri dan ditutup kembali dengan kertas bash.
Setiap perlakuan menggunakan 100 benih jagung, bayam dan kangkung. Hal yang
perlu diperhatikan dalam menanam adalah memastikan embrio benih diletakan
dibawah supaya pertambuhan akar pada penaman tersebut dalam satu arah.
Dari hasil pengamatan ketiga jenis benih (jagung, bayam dan
kangkung), dilihat dari jumlah kecambah normal, kecambah abnormal dan mati,
secara umum benih jagung memiliki viabilitas yang lebih baik dibandingkan benih
bayam dan kangkung. Kecambah normal, ditandai dengan akar dan batang yang
berkembang baik, jumlah kotiledon sesuai, dan mempunyai tunas pucuk yang
baik.Kecambah dengan pertumbuhan lemah / kecambah abnormal memiliki ciri-ciri
plumula atau radikula tumbuh tidak semestinya yaitu plumula tumbuh membengkok
atau tumbuh kebawah, sedangkan radikula tumbuh sebaliknya. Pada benih yang mati
tidak ditandai dengan tidak adanya perkembangan dan pertumbuhan radikula. benih
ini mati berhubungan dengan tingginya kadar air yang menyebabkan struktur
membran mitokondria tidak teratur sehingga permeabilitas membran meningkat.
Banyak metabolit antara lain gula, asam amino dan lemak yang bocor keluar sel
disebabkan peningkatan permeabilitas membran. Dengan demikian substrat untuk
respirasi berkurang sehingga energi yang dihasilkan untuk berkecambah
berkurang. Suhu dan kadar air tinggi merupakan faktor penyebab menurunnya daya
berkecambah dan vigor. Adapun kriterianya sebagai berikut :
1. Kriteria untuk kecambah normal diantaranya adalah:
a. Kecambah dengan pertumbuhan sempurna, ditandai dengan
akar dan batang yang berkembang baik, jumlah kotiledon sesuai, daun berkembang
baik dan berwarna hijau, dan mempunyai tunas pucuk yang baik.
b. Kecambah dangan cacat ringan pada akar, hipokotil/
epikotil, kotiledon, daun primer, dan koleoptil.
c. Kecambah dengan infeksi sekunder tetapi bentuknya masih
sempurna.
2. Kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak
memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi kecambah normal. Kecambah di
bawah ini digolongkan ke dalam kecambah abnormal : a. Kecambah rusak
Kecambah yang struktur pentingnya hilang atau rusak berat.
Plumula atau radikula patah atau tidak tumbuh.
b. Kecambah cacat atau tidak seimbang
Kecambah dengan pertumbuhan lemah atau kecambah yang
struktur pentingnya cacat atau tidak proporsional. Plumula atau radikula tumbuh
tidak semestinya yaitu plumula tumbuh membengkok atau tumbuh kebawah, sedangkan
radikula tumbuh sebaliknya.
c. Kecambah lambat
Kecambah yang pada akhir pengujian belum mencapai ukuran
normal.
Jika dibandingkan dengan pertumbuhan kecambah benih normal
kecambah pada benih abnormal ukurannya lebih kecil.
3. Benih mati
Benih yang sampai pada akhir masa pengujian tidak keras,
tidak segar, dan tidak berkecambah. Benih mati dapat dilihat dari keadaan benih
yang telah membusuk, warna benih terlihat agak kecoklatan. Hal ini disebabkan
karena adanya penyakit primer yang menyerang benih. Disebabkan karena pada saat
kultur teknis dilepangan tanaman yang menajdi induk talah terserang hama dan
penyakit sehingga pada benih tersebut berpotensi membawa penyakit dari
induknya.
Secara internal proses perkecambahan biji ditentukan
keseimbangan antara promotor dan inhibitor perkecambahan, terutam asam
giberelin (GA) dan asam absisat (ABA). Faktor eksternal yang merupakan ekologi
perkecambahan meliputi air, suhu, kelembaban, cahaya dan adanya senyawasenyawa
kimia tertentu yang berperilaku sebagai inhibitor perkecambahan (Dwidjoseputro.
1983). Selain itu faktor internal yang lain adalah kemasakan benih. Jika benih
yang sudah masak maka kandungan cadangan makan pada benih tersebut sudah ada,
sehingga waktu benih itu ditanam maka perkecambahan akan mudah karena dalam
melakukan perkecambahan benih melakukan aktivitasnya dengan cadangan makanan
tersebut.
Ciri utama benih ialah kalau benih itu dapat dibedakan dari
biji karena mempunyai daya hidup yang disebut viabilitas. Namun, semua insane
benih, apapun fungsi yang disandangnya, senantiasa mendambakan benih vigor,
tidak sekedar benih yang hidup (viable). Sekadar benih yang mempunyai potensi
hidup normal pun tidak cukup. Mengenai benih yang hidup, kalau dibatasi secara
negatif menjadi gampang. Indikasi bahwa benih itu mati. Kalaupun benih itu
menunjukkan gejala hidup saja, misalnya yang ditunjukkan oleh tingkat
pernapasannya, bahkan oleh sel-sel embrio yang tidak mati. Benih dapat
dikategorikan mempunyai daya hidup sekalipun benih itu tidak menunjukkan
pertumbuhan. Kalau benih itu menumbuhkan akar embrionalnya, benih itu hidup.
Daya berkecambahnya benih dapat diartikan sebagai berkembangnya
bagian-bagian penting dari embrio suatu benih yang menunjukkan kemampuannya
untuk tumbuh secara normal pada lingkungan yang sesuai. Dengan demikian,
pengujian daya tumbuh atau daya berkecambah benih ialah pengujian akan sejumlah
benih, beberapa persentase dari jumlah benih tersebut yang dapat atau mampu
berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan (Eko Pramono,2009).
Daya berkecambahnya benih dapat diartikan sebagai
berkembangnya bagian-bagian penting dari embrio suatu benih yang menunjukkan
kemampuannya untuk tumbuh secara normal pada lingkungan yang sesuai. Dengan
demikian, pengujian daya tumbuh atau daya berkecambah benih ialah pengujian
akan sejumlah benih, beberapa persentase dari jumlah benih tersebut yang dapat
atau mampu berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan.
Hasil daya perkecambahan dihitung dari jumlah kecambah yang
normal dibagi 100, yang merupakan jumlah benih yang digunakan dalam masing –
masing percobaan dan dikalikan 100% untuk memperoleh hasil dengan persentase. adapun cara penghitungan sebagai berikut :
daya berkecambah =
jagung =
bayam = kangkung
=
Dengan tiga perlakuan daya perkecambahan ini, dilihat dari
hasil pengamatan UDKD lebih baik dari pada itu dan itu. hal ini disebabkan
tempat penyimpanan selama perkecambahan biji. pada jagung, penyimpanan dapat
membantu proses perkecambahan dengan baik. sedangkan pada benih kangkung
viabilitas perkecambahannnya paling rendah diantara ketiga pengujian kali ini.
hal ini disebabkan tempat penyimpanan yang terlalu lembab dan tepat penyimpanan
yang kami gunakan sudah berkarat.
Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan yaitu sebagai
berikut :
1. Tingakat kemasakan benih
Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya
belum tercapai maka tidak mempunyai viabilitas yang tinggi. Oleh karena itu
benih yang akan dihasilkan tidak akan berkecambah karena benih tersebut belum
mempunyai cadangan makanan yang cukup dan juga pembentukan embrionya belum
sempurna.
2. Ukuran benih
Ukuran benih ini sangat berpengaruh karena benih yang besar
dan berat mengandung cadangan makanan dibandingkan benih-benih kecil sehingga
daya perkecambahannya tinggi dan itu juga dikarenakan bahan baku yang terdapat
pada benih besar dan energi bagi embrio sangat banyak.
3. Dormansi
Suatu benih dikatakan
dorman ketika benih itu viable tetapi tidak mau tumbuh walaupun sudah berada di
lingkungan yang memenuhi syarat perkecambahan.
Faktor luar yang mempengaruhi perkecambahan yaitu sebagai
berikut : a. Air
b. Temperatur
c. Cahaya
d. Media perkecambahan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Uji kali ini menggunakan metode
2. Benih ayng tumbuh normal, abnormal dan mati. Benih yang
tumbuh normal ditandai adanya akar dan batang yang
3. Perkecambahanan yang baik adalah jagung. Sedangkan yang
buruk adalah kangkung, hal ini dapat dipengaruhi beberapa faktor.
4. Faktor internal yang mempengaruhi perkecambahan yaitu
tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi.
5. Faktor yang eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan
perkecambahan yaitu suhu, air, cahaya dan media perkecambahan.
B. Saran
Sebelum praktikum ini sebaiknya praktikan dapat mengetahui
pertumbuhan benih dan ciri – ciri benih yang tumbuh normal dan abnormal.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Uji Daya Berkecambah Benih. Purwokerto.
Hidayat, AM.2013. Laporan Praktikum Pengujian Daya Tumbuh
Benih. Purwokerto
Hismi, BW. 2013. Uji Kecambah. Purwokerto.
Najwa, S. 2014. Uji Daya dan Kecepatan Berkecambah Benih.
Purwokerto.
Untuk versi PDF [Lengkap] klik disini