-->

Materi Tentang Proses Perkecambahan PDF PPT DOC [Lengkap]

Materi Tentang Proses Perkecambahan PDF PPT DOC - Kali ini AkhmadShare.Com akan berbagi file materi pembelajaran yang bisa kamu download gratis disini sebagai literartur bahan belajar atau mengerjakan tugas dari guru disekolah, dosen dikampus, ataupun instansi. Semoga kamu terbantu dan bermanfaat ya, hehe :)
Berikut dibawah ini file materi tentang Perkecambahan sebagai acuan bahan literatur/materi pelajaran/tugas/makalah/skripsi/jurnal/tesis di sekolah, kampus, ataupun instansi:


Cara Download: Klik Judul file yang ingin download diatas >> Klik Get Link >> Klik Go to Link >> Selesai, saran kalau kamu menggunakan HP, gunakanlah Chrome/UC Browser.

Artikel Materi Tentang Proses Perkecambahan

Pengertian Perkecambahan

Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat di dalam biji, misalnya radikula dan plumula. (Bagod Sudjadi, 2006)

Materi Tentang Proses Perkecambahan PDF PPT DOC [Lengkap]

Perkecambahan merupakan sustu proses dimana radikula (akar embrionik) memanjang ke luar menembus kulit biji. Di balik gejala morfologi dengan pemunculan radikula tersebut, terjadi proses fisiologi-biokemis yang kompleks, dikenal sebagai proses perkecambahan fisiologis. (Salisbury, 1985)

Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses perubahan embrio saat perkecambahan adalah plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar. (Istamar Syamsuri, 2004)

Tipe Perkecambahan atau Macam - Macam Perkecambahan

Tipe perkecambahan bisa dibedakan jadi 2 macam, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Perkecambahan hipogeal

Merupakan perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon tetap tertanam di bawah. Tumbuhnya epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal di dalam tanah. Contohnya pada perkecambahan kacang kapri dan jagung.

Perkecambahan hipogeal ditandai dengan epikotil tumbuh memanjang kemudian plumula tumbuh ke permukaan tanah menembus kulit biji. Kotiledon tetap berada di dalam tanah. Contoh tumbuhan yang mengalami perkecambahan ini adalah kacang ercis, kacang kapri, jagung, dan rumput-rumputan

2. Perkecambahan Epigeal

Merupakan perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon terangkat keatas tanah. Ruas batang di bawah daun lembaga (hipokotil) akan tumbuh lurus mengangkat kotiledon dan epikotil. Dengan demikian epikotil dan kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah. Epikotil memunculkan helai daun pertamanya. Sedang kotiledon akan layu dan rontok karena cadangan makanannya telah habis oleh embrio yang berkecambah.

Berikut adalah beberapa Perbedaan Perkecambahan Epigeal dan Hipogeal

Hipogeal merupakan pertumbuhan dari epikotil, sementara dari epigeal, merupakan proses pertumbuhan memanjang dari hipokotil.
Epigeal, kotiledon dan juga plumula muncul di atas tanah, sementara pada hipogeal, hanya plumula saja yang muncul di atas tanah.
Hipogeal terjadi pada tumbuhan monokotil, sementara pada proses perkecambahan epigeal terjadi pada tumbuhan dikotil. 

Urutan Proses Perkecambahan

Urutan proses perkecambahan:

a.Masuknya air kedalam biji atau imbibisi
b.Aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme, membongkar cadangan makanan dalam kotiledon / endosperm
c.Hasil pembongkaran berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel, dan pertumbuhan embrio.
d.Embrio tumbuh dan berkembang

Secara detail, maka proses perkecambahan dirangkaikan sebagai berikut:

1. Dimulai dengan proses penyerapan air oleh benih, sehingga melunaknya kulit benih dan hidrasi darip protoplasma.
2. Terjadinya kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi benih.
3. Terjadinya penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh.
4. Kemudian, asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik untuk menghasilkan energi bagi kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru.
5. Dan, terjadilah proses pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh.

Tahap - Tahap Perkecambahan

1. Imbibisi

Imbibisi adalah proses masuknya air kedalam benih untuk memicu dimulainya perkecambahan. Proses masuknya air ini dapat terjadi secara difusi maupun secara osmosis. Difusi air terjadi akibat keadaan benih yang lebih kering dari lingkungannya sehingga air masuk ke dalam benih. Proses osmosis terjadi karena dinding sel kulit benih yang permeabel terhadap molekul air sehingga air masuk. Benih yang kering akan mengabsorbsi air melalui micropyle dan testa (kulit benih). Dalam proses ini lapisan koloid seperti protein dan pati akan menarik air dan mengembang sehingga volumenya naik sampai 200%. Pengembangan volume ini memiliki gaya yang besar sehingga mampu meretakkan testa (dan perikarp jika ada) yang mengelilingi benih.

Retaknya kulit benih membuat oksigen dengan mudah masuk kedalam benih. Selain itu air akan mengencerkan protoplasma sehingga  proses metabolik dapat berlangsung dan yang tak kalah pentingnya ialah air berperan mentranslokasikan hasil metabolik ke titik tumbuh embrio.

2. Aktivasi substansi perkecambahan

Substansi perkecambahan disini adalah hormon giberelin dan enzim-enzim. Giberelin pada benih akan segera aktif setelah imbibisi air terjadi dan mendorong terbentuknya enzim-enzim seperti α-amilase, protease, ribonuklease, fosfatase dan β-glukonase. Enzim-enzim ini akan merombak cadangan makanan pada endosperma menjadi energi untuk perkembangan embrio.

3. Perombakan dan mobilisasi cadangan makanan

Perombakan pada cadangan makanan oleh berbagai enzim dalam benih, yaitu : Protein,  Pati, Maltosa, Lemak,dan Asam lemak.

4. Pertumbuhan embrio

Dalam embrio, proses mitosis (pembelahan sel) terjadi pada meristem apikal dari plumula dan radikel sehinggga poros embrio akan memanjang dan dengan segera akan muncul keluar dari benih. Proses mitosis ini membutuhkan energi ATP dari hasil respirasi (katabolisme) yang melibatkan glukosa, asam lemak dan gliserol.
Selain proses katabolisme, terjadi juga proses anabolisme (pembentukan) dalam embrio, misalnya pembentukan protein (enzim dan komponen struktural) baru yang disintesis dari asam amino dan pembentukan selulosa yang disintesis dari beta-glukosa untuk pembentukan dinding sel yang baru.

5. Emergence

Setelah imbibisi air terjadi dan testa pecah, maka radikel menjadi organ pertama yang muncul (emergence) dan tumbuh menuju tanah mengikuti gravitasi (geotropisme). Tak lama kemudian plumula muncul dan tumbuh menuju arah cahaya (fototropisme). Sementara pada kotiledon terjadi dua hal :

Faktor Yang Mempengaruhi Perkecambahan (Faktor Internal dan Faktor Eksternal)

Faktor Internal

Faktor internal atau faktor dalam merupakan faktor yang mempengaruhi perkecambahan dari dalam biji itu sendiri. Beberapa di antaranya terkait erat dengan tingkat kemasakan fisiologis, ukuran, dormansi, dan penghambat (inhibitor).

1. Tingkat kemasakan benih
Tingkat kemasakan benih merupakan faktor internal yang sangat berpengaruh terhadap perkecambahan. Biji yang belum masak secara fisiologis umumnya tidak memiliki daya hidup (vigor) dan daya kecambah (viabilitas) yang baik. Hal ini terjadi karena biji masih belum memiliki cukup cadangan makanan selain juga karena embrionya yang belum terbentuk secara sempurna.

2. Berat dan ukuran benih
Faktor yang mempengaruhi perkecambahan selanjutnya ialah berat dan ukuran benih. Benih dengan berat dan ukuran yang besar umumnya memiliki cadangan makanan yang banyak dalam kotiledonnya. Cadangan makanan ini digunakan embrio sebagai energi untuk perkecambahan. Oleh karena it, kecepatan pertumbuhan kecambah dipengaruhi oleh faktor ini.

3. Dormansi
Dormansi adalah kondisi fisiologis dimana benih tetap hidup tapi tidak mengalami perkecambahan. Benih dalam keadaan dormansi tidak dapat berkecambah meski lingkungan di sekitarnya sudah dikatakan menunjang bagi perkecambahan. 

4. Inhibitor
Perkecambahan biji juga sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya inhibitor di dalam maupun di permukaan biji. Inhibitor ini dapat berupa inhibitor fisik dan kimia. Inhibitor fisik misalnya berpa cangkang yang keras sehingga menghalangi proses inhibisi air respirasi ke dalam embrio sedangkan inhibitor kimia misalnya karena larutan bernilai osmotik tinggi di sekitar permukaan biji. 

Faktor Eksternal

Faktor ekternal atau faktor luar merupakan faktor yang mempengaruhi perkecambahan dari lingkungan luar sekitar biji itu sendiri. Beberapa dari faktor ini di antaranya terkait erat dengan ketersediaan air, suhu, oksigen, cahaya, dan kondisi media.

1. Air
Ketersediaan air di lingkungan sekitar benih memegang peranan penting dalam menghilangkan inhibitor perkecambahan. Air juga berfungsi dalam penguraian karbohidrat dalam kotiledon biji untuk dapat digunakan bagi pertumbuhan embrio. Karena peranan penting ini, sebelum mengecambahkan benih para petani umumnya akan merendam benih dalam air dalam waktu tertentu.

2. Suhu
Suhu juga merupakan faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji. Suhu mempengaruhi kecepatan perkecambahan. Pada kisaran 26-35 derajat Celcius, perkecambahan benih umumnya berjalan dengan sempurna. 

3. Oksigen
Oksigen yang diserap benih melalui respirasi akan mendorong terjadinya perkecambahan secara cepat. Perkecambahan benih terjadi bila kandungan oksigen di udara >29%. Untuk benih yang sedang dalam masa dorman, penambahan oksigen ke dalam benih hingga 80% dapat membuat dormansi benih terpatahkan sehingga benih mulai mengalami perkecambahan.

4. Cahaya
Kebutuhan cahaya untuk perkecambahan sangat bervariasi tergantung jenis benih itu sendiri. Ada benih yang butuh cahaya untuk berkecambah, ada benih yang berkecambah dengan cepat jika cahaya tercukupi, ada benih yang terhambat perkecambahannya jika ada cahaya, dan ada pula benih yang hanya dapat berkecambah pada kondisi gelap tanpa cahaya.

Baca juga: Faktor Yang Mempengaruhi Proses Perkecambahan Benih


5. Media
Media juga merupakan faktor yang mempengaruhi perkecambahan. Benih umumnya dapat tumbuh sempurna pada media dengan sifak fisik yang baik. Media gembur yang bebas penyakit dan kelembabannya terjaga akan membuat benih berkecambah dengan baik.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel