-->

[Jawaban] Jelaskan Apa Yang Menjadi Bukti Peradaban Islam Pada Masa Kejayaan

Berikut jawaban terbaik dari pertanyaan "jelaskan apa yang menjadi bukti peradaban islam pada masa kejayaan?"

Jawaban:

Masa kejayaan Islam adalah masa di mana Islam mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang yang terjadi pada tahun 650‒1250. Periode ini disebut Periode Klasik. Masa kejayaan Islam didukung oleh dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Umayyah atau Daulah Umayyah dan Kerajaan Abbasiyah yang disebut Daulah Abbasiyah.

Bukti peradaban Islam pada masa kejayaan adalah meluasnya wilayah kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah Islam pada masa Bani Umayyah. Kemajuan Islam pada masa Bani Umayyah meliputi bidang politik, keagamaan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.

Berbagai bukti kemajuan peradaban Islam kala itu dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain: 


1. Keberadaan perpustakaan islam dan lembaga-lembaga keilmuan seperti Baitul Hikmah, Masjid Al-Azhar, Masjid Qarawiyyin dan sebagainya, yang merupakan pusat para intelektual muslim berkumpul untuk melakukan proses pengkajian dan 
pengembangan ilmu dan sains 

2. Peninggalan karya intelektual muslim  seperti Ibnu Sina, Ibn Haytam, Imam Syafii, Ar-Razi, Al-Kindy, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun dan lain sebagainya. 

3. Penemuan-penemuan intelektual yang dapat mengubah budaya dan tradisi umat manusia, seperti penemuan kertas, penyebutan hari-hari, seni arsitektur dan tata perkotaan.

4. Pengarusutamaan nilai-nilai kebudayaan asasi sebagai manifestasi dari konsep Islam, iman, ihsan, dan taqwa. Islam mendorong budaya yang dibangun atas dasar silm (ketenangan dan kondusitifas), salam (perdamaia), salaamah (keselamatan). Sedangkan Iman melahirkan budaya yang dilandasi amn (rasa aman), dan amaanah (tanggung jawab terhadap amanah). Akhirnya Ihsan mendorong budaya hasanah (keindahan) dan husn (kebaikan).

[Jawaban] Jelaskan Apa Yang Menjadi Bukti Peradaban Islam Pada Masa Kejayaan

Pada masa Bani Abbasiyah, masa kejayaan Islam dibuktikan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan Islam pada masa Bani Abbasiyah meliputi bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer. (Baca: [Jawaban] Masa Kejayaan Bani Umayyah Terwujud Ketika Dipimpin Oleh)

Tokoh-tokoh pada masa kejayaan Islam yaitu:
  • Ibnu Rusyd (520‒595 H)
  • Al-Ghazali (450‒505 H)
  • AI-Kindi (805‒873 M)
  • AI-Farabi (872‒950 M)
  • Ibnu Sina (980‒1037 M)


Zaman Kejayaan Islam (sekitarb 750 M - sek. 1258 M) adalah masa ketika para filsuf, ilmuwan dan insinyur di Dunia Islam menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan, baik dengan menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan menambahkan penemuan dan inovasi mereka sendiri.

Bidang Perkembangan/Keemasan Islam Pada Zaman Abbasiyah

1. Perkembangan Intelektual
Secara garis besar Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid. Hal ini dapat dilihat dari adanya gerakan penerjemahan buku dari berbagai bangsa dan bahasa. Sehingga dengan gerakan penerjemahan buku tersebut, lahirlah para tokoh Islam sesuai dengan keahliannya. 

a. Ilmu Umum
1) Ilmu Filsafat
  Al-Kindi atau Abu Yusuf Ya’qub Bin Ishak ( 809-873 M), seorang filsuf bangsa  Arab.
  Al Farabi (wafat tahun 916 M) dalam usia 80 tahun.
  Ibnu Maskawai (wafat tahun 523 H).
  Ibnu Shina ( 980-1037 M). Karangan-karangan yang terkenal antara lain: Shafa,   Najat, Qoman, Saddiya dan lain-lain
  Al Ghazali (1085-1101 M). Dikenal sebagai Hujjatul Islam, karangannya: Al-Munqizh Minadl-Dlalal ,Tahafutul Falasifah, Mizanul Amal, Ihya Ulumuddin, dan lain-lain.
  Ibnu Rusd (1126-1198 M). Karangannya: Kulliyaat, Tafsir Urjuza, Kasful Afillah, dan lain-lain.

b. Bidang Kedokteran
  Ali bin Rabban At Torabi. Merupaka dokter pribadi khalifah Al Mutawakkil yang menulis buku Firdaus.
  Ali bin Abbas Al Majusi, salah satu karyanya adalah Al kitab Al Maliki.
  Ibnu Sina, ia disebut oleh kaum muslimin sebagai pangeran dokter.
  Ar Razi atau Razes (809-873 M). Karangan yang terkenal mengenai cacar dan campak yang diterjemahkan dalam bahasa latin. (Baca: Inilah 6 Organ Sistem Pencernaan Manusia [Paling Lengkap])

c. Bidang Matematika
  Umar Al Farukhan: Insinyur Arsitek Pembangunan kota Baghdad.
  Al Khawarizmi: Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar), penemu angka (0).

d. Bidang Astronomi
Berkembang subur di kalangan umat Islam, sehingga banyak para ahli yang terkenal dalam perbintangan ini seperti :
  Al Farazi : pencipta Astro lobe
  Al Gattani/Al Betagnius
  Abul wafat : menemukan jalan ketiga dari bulan
  Al Farghoni atau Al Fragenius.


2. Perkembangan Peradaban di Bidang Fisik
Perkembangan peradaban pada masa daulah Bani Abbasiyah sangat maju pesat, karena upaya-upaya dilakukan oleh para Khalifah di bidang fisik. Hal ini dapat kita lihat dari bangunan – bangunan yang berupa:
a) Kuttab
b) Majlis Muhadharah,yaitu tempat pertemuan para ulama, sarjana,ahli pikir dan pujangga untuk membahas masalah-masalah ilmiah.
c) Darul Hikmah, Adalah perpustakaan yang didirikan oleh Harun Ar-Rasyid. Ini merupakan perpustakaan terbesar yang di dalamnya juga disediakan tempat ruangan belajar.
d) Masjid
e) Pada masa Daulah Bani Abbassiyah, peradaban di bidang fisik seperti kehidupan ekonomi: pertanian, perindustrian, perdagangan berhasil dikembangkan oleh Khalifah Mansyur.

3. Perkembangan peradaban di bidang politik dan pemerintahan
Dalam menjalankan roda pemerintahan Khalifah Dinasti Abbasiyah mengangkat menteri (wasir) dan membentuk kementrian (wizarat). Menteri adalah pembantu utama khalifah, ia berhak mengangkat dan memecat pegawai. Khalifah juga mengangkat hakim yang bertugas menyelesaikan masalah muamalah. Untuk membantu lancarnya kepemerintahan dibentuklah Diwanul Kitabah (Sekertariat Negara) dengan dibantu oleh : katibur Rasail, katibul Kharraj, katibul Jund, katibul Syurthan, katibul Qada’.

Selain itu, juga dibentuk departemen-departemen yang dikepalai oleh menteri, departemen-departemen itu antara lain : diwan al kharraj, diwan az-Ziman, diwan al jund, diwan barid, diwan ar Rasail. Dalam pemerintahan dinasti Umayyah ada juga yang disebut hajib, yang bertugas mengawasi dan memberikan persetujuan terhadap program kerja menteri. Wilayah Dinasti Abbasiyah dibagi menjadi beberapa provinsi yang dinamakan imarat, gubernurnya bergelar Amir.

4. Bidang Militer
Militer Dinasti Abbasiyah terdiri atas tiga bagian, yaitu pasukan pemanah, pasukan infanteri, dan pasukan berkuda/kavaleri. Pasukan pemanah bersentakan anak panah dan busurnya, tugas pasukan ini adalah mengacaukan musuh dari jarak jauh. Pasukan invanteri bersenjatakan pedang, tombak, helm, dan tamengya. Mereka bertugas memukul mundur pasukan musuh pada pertempuran jarak dekat. Pasukan berkuda bersenjatakan pedang dan lembing, mereka bertugas mengobrak-abrik pertahanan lawan melalui depan, samping, dan belakang. Selain pasukan-pasukan di atas ada lagi pasukan pengawal khalifah, mereka ini pasukan elite yang bergaji tinggi.

Angkatan bersenjata Dinasti Abbasiyah didominasi oleh orang Arabdan Persiah pada awalnya, namun pada tahun-tahun selanjutnya didominasi oleh Arab, Turki, dan persiah. Dan masa sebelum berakhir daulat ini pasukan bersenjatanya didominasi oleh Persiah dan Turki. [7]

5. Sistem pendidikan islam pada masa  kejayaan
Masa kejayaan pendidikan Islam dimulai dengan berkembang pesatnya kebudayaan Islam yang ditandai dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga pendidikan Islam dan madrasah-madrasah formal serta universitas dalam berbagai pusat kebudayaan Islam. Pendidikan tersebut sangat berpengaruh dalam membentuk pola kehidupan, budaya dan menghasilkan pembentukan dan perkembangan dalam berbagai aspek budaya kaum muslimin. [8]

Adapun sistem pendidikan Islam pada masa kejayaan meliputi : 
1. Kurikulum
Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari oleh siswa. Lebih luas lagi, kurikulum bukan hanya sekedar rencana pelajaran, tetapi semua yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah.

Kurikulum dalam lembaga pendidikan Islam pada mulanya berkisar pada bidang studi tertentu. Namun seiring perkembangan sosial dan cultural, materi kurikulum semakin luas. Pada masa kejayaan Islam, mata pelajaran bagi kurikulum sekolah tingkat rendah adalah al-Quran dan agama, membaca, menulis, dan berenang. Sedangkan untuk anak-anak amir dan penguasa,

Kurikulum tingat rendah sedikit berbeda. Di istana-istana biasanya ditegaskan pentingnya pengajaran ,ilmu sejarah, cerita perang, cara-cara pergaulan, disamping ilmu-ilmu pokok seperti al-Quran, syair, dan fiqih. Setelah usai menempuh pendidikan rendah, siswa bebas memilih bidang studi yang ingin ia dalami di tingkat tinggi.

Ilmu-ilmu agama mendominasi kurikulum di lembaga-lembaga pendidikan formal, seperti masjid, dengan al-Quran sebagai intinya. Ilmu-ilmu agama harus dikuasai agar dapat memahami dan menjelaskan secara terperinci makna al-Quran yang berfungsi sebagai fokus pengajaran.

2. Metode Pengajaran
Dalam proses belajar mengajar, metode pengajaran merupakan salah satu aspek pengajaran yang penting untuk mentransfer pengetahuan atau kebudayaan dari seorang guru kepada para pelajar. Metode pengajaran yang dipakai dapat dikelompokkan ke dalam tiga macam, yaitu lisan, hafalan, dan tulisan. Metode lisan bisa berupa dikte, ceramah, dan diskusi. Metode menghafal merupakan ciri umum dalam sistem pendidikan Islam pada masa ini. Untuk dapat menghafal suatu pelajaran, murid-murid harus membaca berulang-ulang sehingga pelajaran melekat di benak mereka. Sedangkan metode tulisan adalah pengkopian karya-karya ulama.

3. Rihlah Ilmiyah
Salah satu ciri yang paling menarik dalam pendidikan Islam di masa itu adalah sistem Rihlah Ilmiyah, yaitu pengembaraan atau perjalanan jauh untuk mencari ilmu.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel