Pengaruh Pemberian Pupuk N, P, dan K Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung di Lahan Rawa Lebak
Hasil
Hasil pengamatan
dalam penelitian pengaruh pemberian pupuk N,P, dan K terhadap pertumbuhan
tanaman jagung (Zea mays) di lahan rawa lebak kali ini adalah sebagai
berikut:
1.
Tinggi
Tanaman
Data tinggi tanaman
di ukur pada umur 7, 14, 21, 28, 35 dan 42 hst (hari setelah tanam). Data
pengukuran tersebut dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut ini:
Tabel 1. Pengamatan tinggi
tanaman jagung pada umur 7 hst.
Perlakuan/Dosis
|
Tinggi Tanaman (TT) dalam cm
|
Total
(cm)
|
Rerata
(cm)
|
||
N, P & K: 100 gr, 80
gr&80 gr.
|
TT 1
|
TT 2
|
TT3
|
45
|
15
|
15
|
13
|
17
|
Tabel 2. Pengamatan tinggi
tanaman jagung pada umur 14 hst.
Perlakuan/Dosis
|
Tinggi Tanaman (TT) dalam cm
|
Total
(cm)
|
Rerata
(cm)
|
||
N, P & K: 100 gr, 80
gr&80 gr.
|
TT 1
|
TT 2
|
TT3
|
100
|
33, 33
|
33
|
33
|
34
|
Tabel 3. Pengamatan tinggi
tanaman jagung pada umur 21 hst.
Perlakuan/Dosis
|
Tinggi Tanaman (TT) dalam cm
|
Total
(cm)
|
Rerata
(cm)
|
||
N, P & K: 100 gr, 80
gr&80 gr.
|
TT 1
|
TT 2
|
TT3
|
167
|
55, 67
|
50
|
57
|
60
|
Tabel 4. Pengamatan tinggi
tanaman jagung pada umur 28 hst.
Perlakuan/Dosis
|
Tinggi Tanaman (TT) dalam cm
|
Total
(cm)
|
Rerata
(cm)
|
||
N, P & K: 100 gr, 80
gr&80 gr.
|
TT 1
|
TT 2
|
TT3
|
269
|
89, 67
|
80
|
88
|
101
|
Tabel 5. Pengamatan tinggi
tanaman jagung pada umur 35 hst.
Perlakuan/Dosis
|
Tinggi Tanaman (TT) dalam cm
|
Total
(cm)
|
Rerata
(cm)
|
||
N, P & K: 100 gr, 80
gr&80 gr.
|
TT 1
|
TT 2
|
TT3
|
391
|
130, 33
|
120
|
126
|
145
|
Tabel 6. Pengamatan tinggi
tanaman jagung pada umur 42 hst.
Perlakuan/Dosis
|
Tinggi Tanaman (TT) dalam cm
|
Total
(cm)
|
Rerata
(cm)
|
||
N, P & K: 100 gr, 80
gr&80 gr.
|
TT 1
|
TT 2
|
TT3
|
504
|
168
|
146
|
162
|
196
|
Rerata tinggi tanaman juga dapat
dilihat pada grafik berikut ini:
2.
Jumlah Daun
Rerata jumlah daun
dihitung pada umur 7, 14, 21, 28 35 dan 42 hst (hari setelah tanam). Data
penghitungan jumlah daun tersebut dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut ini:
Tabel 7. Pengamatan jumlah
daun tanaman jagung pada umur 7 hst.
Perlakuan/Dosis
|
Jumlah Daun (JD) dalam helai
|
Total (helai)
|
Rerata
(helai)
|
||
N, P & K: 100 gr, 80
gr&80 gr.
|
JD 1
|
JD 2
|
JD 3
|
10
|
3, 33
|
3
|
3
|
4
|
Tabel 8. Pengamatan jumlah
daun tanaman jagung pada umur 14 hst.
Perlakuan/Dosis
|
Jumlah Daun (JD) dalam helai
|
Total (helai)
|
Rerata (helai)
|
||
N, P & K: 100 gr, 80
gr&80 gr.
|
JD 1
|
JD 2
|
JD 3
|
15
|
5
|
4
|
5
|
6
|
Tabel 9. Pengamatan jumlah
daun tanaman jagung pada umur 21 hst.
Perlakuan/Dosis
|
Jumlah Daun (JD) dalam helai
|
Total (helai)
|
Rerata (helai)
|
||
N, P & K: 100 gr, 80
gr&80 gr.
|
JD 1
|
JD 2
|
JD 3
|
17
|
5, 67
|
5
|
6
|
6
|
Tabel 10. Pengamatan
jumlah daun tanaman jagung pada umur 28 hst.
Perlakuan/Dosis
|
Jumlah Daun (JD) dalam helai
|
Total (helai)
|
Rerata (helai)
|
||
N, P & K: 100 gr, 80
gr&80 gr.
|
JD 1
|
JD 2
|
JD 3
|
24
|
8
|
7
|
8
|
9
|
Tabel 11. Pengamatan
jumlah daun tanaman jagung pada umur 35 hst.
Perlakuan/Dosis
|
Jumlah Daun (JD) dalam helai
|
Total (helai)
|
Rerata (helai)
|
||
N, P & K: 100 gr, 80
gr&80 gr.
|
JD 1
|
JD 2
|
JD 3
|
26
|
8, 67
|
7
|
9
|
10
|
Tabel 12. Pengamatan
jumlah daun tanaman jagung pada umur 42 hst.
Perlakuan/Dosis
|
Jumlah Daun (JD) dalam helai
|
Total (helai)
|
Rerata (helai)
|
||
N, P & K: 100 gr, 80
gr&80 gr.
|
JD 1
|
JD 2
|
JD 3
|
30
|
10
|
9
|
10
|
11
|
Rerata jumlah daun tanaman juga dapat
dilihat pada grafik berikut ini:
3.
Diameter
Batang
Pengukuran diameter
batang dimulai dari tanaman jagung berumur 21 hari setelah tanam sampai dengan tanaman berumur 42 hari setelah
tanam. Data pengukuran diameter batang tersebut dapat dilihat dalam tabel-tabel
berikut ini:
Tabel 13. Pengukuran diameter batang tanaman jagung pada umur 21 hst.
Perlakuan/Dosis
|
Diameter Batang (DB) dalam cm
|
Total
(cm)
|
Rerata
(cm)
|
||
N, P & K: 100 gr, 80
gr&80 gr.
|
DB 1
|
DB 2
|
DB 3
|
7
|
2, 3
|
1
|
3
|
3
|
Tabel 14. Pengukuran diameter batang tanaman jagung pada umur 28 hst.
Perlakuan/Dosis
|
Diameter Batang (DB) dalam cm
|
Total
(cm)
|
Rerata
(cm)
|
||
N, P & K: 100 gr, 80
gr&80 gr.
|
DB 1
|
DB 2
|
DB 3
|
12
|
4
|
3
|
4
|
5
|
Tabel 15. Pengukuran diameter batang tanaman jagung pada umur 35 hst.
Perlakuan/Dosis
|
Diameter Batang (DB) dalam cm
|
Total
(cm)
|
Rerata
(cm)
|
||
N, P & K: 100 gr, 80
gr&80 gr.
|
DB 1
|
DB 2
|
DB 3
|
18
|
6
|
5
|
7
|
6
|
Tabel 16. Pengukuran diameter batang tanaman jagung pada umur 42 hst.
Perlakuan/Dosis
|
Diameter Batang (DB) dalam cm
|
Total
(cm)
|
Rerata
(cm)
|
||
N, P & K: 100 gr, 80
gr&80 gr.
|
DB 1
|
DB 2
|
DB 3
|
22
|
7, 33
|
6
|
8
|
8
|
Rerata diameter batang tanaman juga
dapat dilihat pada grafik berikut ini:
4.
Warna Daun
Pengamatan terhadap
warna daun dilakukan sejak tanaman berumur 21 hari setelah tanam sampai dengan
tanaman berumur 42 hari setelah tanam. Pada hari ke 21 setelah tanam yakni pada
hari pemupukan anorganik kali pertama warna daun terlihat hijau muda.
Tetapi pada
pengamatan hari ke 28, 35 dan 42 setelah tanam daun tanaman tampak lebih hijau
bahkan bisa dikatakan berwarna hijau tua.
A.
Pembahasan
Ada banyak hal yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung, antara lain hormon pertumbuhan,
hereditas, cahaya, suhu, kelembaban, dan nutrisi. Pada praktikum kali ini maka
faktor nutrisi lah yang menjadi topik bahasan utama. Nutrisi merupakan bahan baku dalam proses
fotosintesis. Tanpa nutrisi yang cukup, tumbuhan akan sulit tumbuh dengan baik.
Nutrisi terdapat di dalam tanah sebagai medium tumbuh tumbuhan. Nutrisi dapat
dibedakan menjadi makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien dibutuhkan dalam
jumlah banyak sedangkan mikronutrien hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit.
Seperti yang sudah dikatakan pada bab sebelumnya bahwa pemberian pupuk N, P, dan K pada tanaman jagung sangat diperlukan. Tanaman jagung tidak akan tumbuh dan memberikan hasil yang maksimal manakala unsur hara yang diperlukan tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasi panen baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Pemberian pupuk nitrogen merupakan kunci utama dalam usaha mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang lebih baik. Pemberian pupuk phosphate dan kalium bersama-sama dengan nitrogen akan lebih efektif lagi untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen akan tampak kerdil, warna daun hijau muda kekuning-kuningan, dan jika berbuah maka buah terbentuk sebelum waktunya dan tidak sempurna.
Gejala kekurangan unsur P pada tanaman jagung jelas terlihat terutama pada waktu tanaman masih muda di mana daun-daunnya berwarna ungu dan akan berubah hijau kembali seperti biasa bilamana kemudian tanaman mendapatkan cukup unsur P. Sedangkan tanaman yang kekurangan kalium memberikan gejala seolah-olah layu, bagian tepi dari daun mula-mula menjadi kuning (khlorosis), kemudian berubah menjadi kecoklat-coklatan dan bagian daun yang sudah mati akan gugur.
Pemupukan berimbang dengan aplikasi yang tepat pastinya akan mendatangkan pengaruh (respons) yang positif bagi tanaman. Penambahan pupuk anorganik pada praktikum ini dilakukan mengingat peran ke tiga unsur tersebut sangat besar bagi tanaman, yaitu:
1. Urea (unsur N 45 – 46 %)
Pupuk urea berwarna putih berbentuk butiran halus seperti kristal garam, cocok untuk daerah dingin dan panas, dapat membakar tanaman jika diberikan terlalu dekat dengan akar atau langsung kontak dengan daun, ketersediaan bagi tanaman sangat cepat sehingga frekuensi pemberiannya harus lebih sering, bersifat higroskopis sehingga tidak dapat disimpan lama.
Peranan unsur N yang terdapat dalam urea bagi tanaman jagung yang terpenting adalah sebagai penyusun atau bahan dasar protein dan pembentukan klorofil, karena unsur N mempunyai fungsi sebagai berikut:
§ Membuat bagian tanaman menjadi lebih hijau, banyak mengandung butir-butir hijau yang penting dalam proses fotosintesis.
§ Mempercepat pertumbuhan tanaman.
§ Menambah ukuran daun
§ Menambah kadar protein tanaman (berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman).
§ Menyediakan bahan makanan bagi mikrobia yang bekerja menghancurkan bahan-bahan organik di dalam tanah
Pada hari ke 21 setelah tanam yakni pada hari dimana pupuk pertama kali diberikan warna daun tanaman tampak hijau muda, sedangkan setelah pupuk diberikan warna daun berubah signifikan menjadi hijau tua, hal ini membuktikan bahwa pupuk urea berpengaruh nyata terhadap pembentukan klorofil pada tanaman jagung, begitu pula dengan tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batangnya meningkat pesat.
Namun mesti diingat bahwa jumlah pupuk nitrogen yang diperlukan untuk dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung tetap tergantung kepada keadaan lahan setempat terutama jenis tanah, iklim, dan jarak tanam.
Unsur nitrogen mudah diserap pada pH 5, 5 – 8, 5 sehingga jika pada tanah rawa lebak terdapat kemasaman yang tinggi atau pH rendah maka jika memang diperlukan harus segera diberikan penambahan kapur untuk menetralkannya, tetapi jika ditelaah lagi maka pemberian pupuk organik juga mampu mengurangi kemasaman tanah, asalkan C/N racio pada pupuk organik tersebut sudah rendah atau pupuk telah terdekomposisi dengan sempurna.
2. SP-36 (unsur P 36 %)
Mengandung 36% phosphor, terbuat dari phosphat alam dan sulfat, berbentuk butiran berwarna abu-abu gelap. Bersifat sulit larut di dalam air, bereaksi lambat, digunakan sebagai pupuk dasar, reaksi kimianya netral, tidak higroskopis dan tidak membakar.
Peranan unsur P yang terkandung dalam pupuk SP-36 bagi pertumbuhan tanaman terutama sebagai penyusun inti sel dan dalam pembelahan sel serta perkembangan jaringan meristem. Selain itu unsur P diperlukan untuk pembentukan karbohidrat dan untuk efesiensi mekanisme aktivitas kloroplas serta dalam aktivitas metabolisme, antara lain sebagai berikut:
§ Merangsang pertumbuhan akar.
§ Merangsang dan meperkuat pertumbuhan tanaman.
§ Mempercepat pemasakan.
§ Memperbesar pembentukan bunga dan biji.
Unsur P mudah bersenyawa dengan Fe dan Al, sehingga pada umumnya pada tanah rawa lebak yang kadar piritnya tinggi unsur ini sukar diserap oleh tanaman sebab unsur P ”difixir” di dalam tanah, dan tidak mudah mengalami pelunturan. Oleh karena itu pengolahan tanah yang seminimal mungkin akan lebih efektif bagi keberadaan unsur P di dalam tanah.
Pada minggu pertama setelah pupuk diaplikasikan kemungkinan besar pupuk ini belum tersedia sepenuhnya bagi tanaman, sebab menurut pengamatan praktikan pupuk P sama sekali tidak mengalami penghancuran atau peleburan fisik, kondisi pupuk masih seperti pada awal pembenaman. Baru setelah hari ke 35 dan 42 setelah tanam pupuk ini mengalami penghancuran (ukuran pupuk mengecil) bahkan sebagian telah hilang. Dan pengaruhnya bagi tanaman jagung pun juga terlihat, yakni meningkatnya pertumbuhan serta kekuatan batang tanaman secara signifikan. Sama halnya dengan unsur nitrogen, unsur P juga mudah diserap jika tanah cenderung ber- pH netral atau sekitar 5 – 8, 5.
3. KCL (unsur K 45 %)
Pupuk ini mengandung 45% K2O dan Khlor, bereaksi agak masam, bersifat higroskopis, berpengaruh negatif bagi tanaman yg tidak membutuhkannya, ex : kentang, wortel, t3mbak4u. Peranan unsur K dalam tanaman tidka sejelas peranan unsur N dan P. Tetapi fungsinya dapat ditunjukkan dari efek yang ditimbulkan pada tanaman yaitu:
§ Memperbesar vigor dan ketahanan terhadap hama penyakit.
§ Membantu pembantukan protien dalam tanaman.
§ Memperkuat batang tanaman.
§ Mempertinggi kualitas tanaman.
§ Membantu pertumbuhan akar.
§ Membantu pembentukan karbohidrat.
§ Sebagai katalisator dalam transportasi tepung, gula dan lemak dalam tanaman.
§ Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
Penambahan bahan organik juga dapat membantu tersedianya unsur K di dalam tanah. Walaupun pengaruhnya tidak senampak N dan P, tetapi mengingat peranannya yang besar maka pemberian pupuk ini memang harus dilakukan selama aplikasi benar dan berimbang. Unsur K akan mudah diserap jika tanah ber-pH 5, 5 – 9, 0.
Untuk data tinggi tanaman maka didapati bahwa pertumbuhan puncak terjadi pada hari ke 28 setelah tanam menuju ke hari 35 setelah tanam, yakni rerata tinggi tanaman meningkat sekitar 40, 66 cm. Sedangkan untuk jumlah daun, puncak pertambahannya terjadi pada hari ke 21 setelah tanam menuju ke hari 28 setelah tanam yaitu ± 3 helai daun, dan untuk diameter batang, puncak pertumbuhan terjadi pada hari ke 28 setelah tanam menuju ke hari 35 setelah tanam, begitu juga dengan perubahan warna daun menjadi kebih hijau terjadi pada hari ke 28 setelah tanam dan seterusnya.
Hal ini membuktikan bahwa semua variabel pengamatan mengalami puncak pertumbuhan dan pertambahan setelah pupuk diapliksikan. Jadi, dapat kita tarik kesimpulan bahwa pemberian pupuk N, P dan K pada tanaman jagung di lahan rawa lebak memiliki pengaruh yang cukup nyata. Sehingga dapat kita ketahui bahwa keberadaan asupan nutrisi bagi tanaman mutlak harus tersedia dalam jumlah yang cukup, seimbang dan tepat.
Berdasarkan hasil data-data penelitian pada tiap peubah tinggi tanaman dan jumlah daun pertanaman, peubah diameter batang serta warna daun mengalami pertumbuhan dan perkembangan hasil yang baik di lahan rawa lebak, dengan pemberian dosis pupuk organik yang tepat tersebut yang sangat jelas menunjukkan bahwa tanaman jagung dapat dibudidayakan dan dikembangkan di lahan rawa lebak.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat keberhasilan budidaya tanaman jagung (Zea mays) pada lahan rawa lebak memiliki potensi yang sangat besar asalkan dikelola dengan baik dan benar.
2. Pemberian pupuk Urea, SP-36 dan KCL (N, P dan K) pada tanaman jagung di lahan rawa lebak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhannya, hal ini dapat dilihat dari variabel pengamatan seperti tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang dan warna daun yang meningkat secara signifikan sampai mendapati pertumbuhan puncak pada masing-masing variabel, dan hal itu terjadi setelah pupuk diberikan.