Faktor Yang Mempengaruhi Proses Perkecambahan Benih
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari
lingkungan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media
lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut
tahap imbibisi. Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari
tanah maupun dari udara (dalam bentuk uap air ataupun embun). Efek yang terjadi
membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji yang melunak
(Latunra, dkk., 2009).
Berikut dibawah ini file materi tentang perkecambahan sebagai acuan bahan literatur/materi pelajaran/tugas/makalah/skripsi/jurnal/tesis di sekolah, kampus, ataupun instansi:
Tersedia 13 File PDF PPT DOC
- Pendahuluan - Perkecambahan [PDF]
- Tinjauan Pustaka - Perkecambahan dan Pertumbuhan [PDF]
- Perkecambahan Syzygium cumini (L.) [PDF]
- Studi Perkecambahan Biji dan Pola Pertumbuhan Semai [PDF]
- Perkecambahan Biji dan Pertumbuhan Kecambah [PDF]
- Dormansi Biji - Perkecambahan [PPT]
- Perkecambahan Biji [PPT]
- Perkembangan Bakal Biji dan Buah Perkecambahan Pertumbuhan [PPT]
- Perkecambahan Epigeal [PPT]
- Metode Perkecambahan Benih Tanaman Andalas [DOC]
- Jenis-Jenis perkecambahan [DOC]
- Laporan Praktikum Teknologi Benih Tipe Perkecambahan Hipogeal [DOC]
- Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan [DOC]
Cara Download: Klik Judul file yang ingin download diatas >> Klik Get Link >> Klik Go to Link >> Selesai, saran kalau kamu menggunakan HP, gunakanlah Chrome/UC Browser.
- Materi Lengkap Tentang Teknologi Benih
- Proses - Proses Perkecambahan
- Faktor Dalam dan Faktor Luar yang Mempengaruhi Proses Perkecambahan
Perkecambahan (Ing. germination) sendiri merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi
tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini
dikenal sebagai kecambah.
Secara umum, maka proses
perkecambahan dirangkaikan sebagai berikut:
1. Dimulai dengan proses
penyerapan air oleh benih, sehingga melunaknya kulit benih dan hidrasi darip
protoplasma.
2. Terjadinya kegiatan-kegiatan
sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi benih.
3. Terjadinya penguraian
bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk melarut dan
ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh.
4. Kemudian, asimilasi dari
bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik untuk menghasilkan
energi bagi kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru.
5. Dan, terjadilah proses
pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian
sel-sel pada titik-titik tumbuh.
Pentingnya perkecambahan dalam suatu
kegiatan budidaya/usahatani tidak dapat dielakkan dan dipungkiri, tanpa
perkecambahan bagaimana mungkin tanaman dapat tumbuh dan berkembang. Kemampuan
benih untuk melakukan perkecambahan juga sangat menentukan bagi pengukuran
standar minimum sebagai dasar dari kalsifikasi atau penuntun pengukuran untuk
menentukan tinggi rendahnya mutu suatu benih. Kepentingan dalam melakukan uji
daya kecambah dan kekuatan tumbuh kecambah ini pada akhirnya kan selalu
bermuara untuk memenuhi perkembangan bidang teknologi benih yang berorientasi
pada pencarian varietas unggul.
Tipe
perkecambahan benih jagung ini tergolong ke dalam tipe hipogeal (hypogeous), di
mana munculnya radikel diikuti dengan pemanjangan plumula, hipokotil tidak
memanjang ke atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tetap berada di dalam kulit
biji di bawah permukaan tanah.
Proses
perkecambahan juga memiliki faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor
dalam dan faktor luar:
Faktor dalam meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Tingkat kemasakan benih
Benih yang memiliki tingkat kemasakan yang
optimal akan menghasilkan kecambah yang maksimal, sedangkan benih yang belum
mencapai tingkat kemasakan fisiologis yang matang tidak akan mempunyai
viabilitas yang tinggi.
Jika dilhat dari kecepatan perkecambahan dan
persentase perkecambahan yang dilakukan praktikan, maka dapat disimpulkan bahwa
benih yang digunakan cukup baik tingkat kemasakannya.
2. Ukuran benih
Di dalam jaringan penyimpan cadangan makanan
terdapat karbohidrat, protein, lemak dan mineral. Di mana bahan-bahan ini
diperlukan sebagai bahan baku dan energi bagi embrio pada saat perkecambahan.
Di duga bahwa benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan
lebih banyak dibandingakan dengan benih yang kecil, dan kemungkinan pula
embrionya juga lebih besar.
Oleh karena itu biji jagung yang dipilih praktikan
dalam praktik ini pun juga biji-biji yang berkuran lebih besar dari semua biji
yang tersedia. Mengenai pengaruh ukuran benih terhadap besarnya kecambah ini
sesuai dengan pendapat Kuroiwa (1960; dalam Soetono, 1975) yang menyatakan
bahwa dari benih yang lebih besar/berat biasanya dihasilkan kecambah tanaman
yang lebih besar.
3. Dormansi
Dormansi dapat disebabakan oleh berbagai faktor
antara lain: impermeabilitas kulit biji baik terhadap air atau gas ataupun
karena resistensi kulit biji terhadap pengaruh mekanis, embrio yang rudimenter,
”after ripening”, dormansi sekunder dan bahan-bahan penghambat perkecambahan.
Tetapi dengan perlakuan yang dilakukan paraktikan
yaitu dengan melakukan perendaman biji di dalam air maka benih jagung yang
dorman dapat dirangsang untuk berkecambah lebih cepat.
4. Penghambat perkecambahan
Banyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat
perkecambahan benih seperti Auxin dan bahan-bahan yang terkandung dalam
biji/buah itu sendiri. Tetapi mengingat setelah dilakukan pematahan dormansi
benih yang berkecambah cukup cepat dan persentasenya pun hampir 100% pada hari
ke dua setelah tanam maka kemungkinan untuk faktor penghambat perkecambahan
dalam biji yang digunakan tidak ada atau sangat rendah.
Faktor luar yang mempengaruhi perkecambahan suatu
benih antara lain adalah:
1. Air
Air merupakan salah satu syarat penting
bagi berlangsungnya proses perkecambahan benih. Dua faktor penting yang
mempengaruhi peyerapan air oleh benih adalah: (a). Sifat dari benih itu sendiri,
terutama kulit pelindungnya, dan (b). Jumlah air yang tersedia pada medium di
sekitarnya.
Jagung merupakan benih yang berkecambah
pada kandungan air tanah dari titik layu permanen (atau sedikit di atasnya)
sampai batas kapasitas lapangan.
2. Temperatur
Temperatur merupakan syarat penting bagi
perkecambahan benih. Jagung merupakan tanaman yang benihnya hanya akan
berkecambah pada temperatur yang relatif tinggi, yakni dengan suhu optimum
berkisar antara 23 º C - 27 º C.
3.
Cahaya
Kebutuhan benih terhadap cahaya untuk
perkecambahannya berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman. Tempat penanaman
jagung seharusnya mendapatkan sinar matahari cukup dan jangan terlindung oleh
naungan apalagi tempat tumbuh yang tidak mendapatkan cahaya sama sekali.
4. Oksigen
Oksigen diperlukan tanaman dalam proses
fotosintesis dan respirasi, jika oksigen tidak tersedia maka tentu saja
perkecambahan tidak akan berlangsung dengan maksimal.
5.
Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan benih
haruslah mempunyai sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyimpan
air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan.
Selain medium, tingkat kedalaman penanaman benih
juga dapat mempengaruhi perkecambahan benih, dalam hal ini praktikan menamam
biji jagung sesuai dengan aturan teknik budidayanya yaitu 2–3 cm.
1. Kecepatan Perkecambahan
Di mana semakin cepat suatu
benih berkecambah, maka semakin cepat pula benih tersebut terbebas dari kondisi
dan faktor lingkungan yang tidak menguntungkan. Kecepatan berkecambah merupakan
berapa hari yang diperlukan benih untuk berkecambah.
Perhitungan kecepatan
perkecambahan terhadap perlakuan yang dianggap terbaik (perlakuan A) adalah:
Kecepatan
perkecambahan = N1T1 + N2T2 +
........ + N10T10
Σ Benih berkecambah
Keterangan:
N : banyaknya benih yang berkecambah pada hari tertentu
T : jumlah waktu yang diperlukan untuk berkecambah suatu
benih
(jumlah waktu antara awal pengamatan sampai akhir
interval tertentu dengan pengamatan perkecambahan).
2. Persentase Perkecambahan
Yaitu menunjukkan jumlah
kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh benih murni pada kondisi lingkungan
tertentu dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Bila persentase
perkecambahan tinggi, maka peluang untuk menjadi tanaman adalah lebih besar,
dan sebaliknya.
% = Σ yang tumbuh
x 100%
Σ yang ditanam
Vigor (kekuatan tumbuh) adalah
kemampuan benih untuk tumbuh normal pada keadaan lingkungan yang sub optimal.
Vigor benih yang tinggi memiliki ciri-ciri: 1).
Tahan disimpan lama, 2). Tahan hama penyakit, 3). Cepat dan merata tumbuhnya,
4). Mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam
keadaan linkungan tumbuh yang sub optimal.
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya vigor:
1). Genetis, 2). Fisiologis, 3). Morfologis, 40. Sitologis, 5). Mekanis, 6).
Mikrobia
Viabilitas (daya hidup benih) dimana
parameternya adalah persentase perkecambahan, perkecambahan harus cepat dan pertumbuhan kecambahnya kuat.
Untuk menjaga viabilitas benih yang
sebaik-baiknya maka benih harus sehat, cukup masak, dipanen dengan hati-hati
dan pada saat cuaca kering.
Tipe Epigeal (Epigeous) yaitu
perkecambahan suatu benih di mana munculnya radikel diikuti dengan memanjangnya
hipokotil secara keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan plumula ke atas
permukaan tanah.
Artikel Faktor Yang Mempengaruhi
Proses Perkecambahan Benih ini dibuat berdasarkan referensi
dari materi bahan kuliah saya, semoga membantu dan dapat menambah wawasan Anda.