Sebab - Sebab Terjadinya Degradasi Lahan Pertanian
Degradasi lahan dapat terjadi secara alami maupun karena
pengaruh aktivitas manusia dalam mengelola lingkungan alamnya. Degradasi lahan
secara alami sebetulnya sulit diamati dalam waktu yang singkat, sebab prosesnya
terlalu lama. Degradasi semacam ini, alam mempunyai kemampuan “mengobati”
lukanya sendiri, walaupun dalam jangka waktu yang lama. Sebagai contoh proses
pelapukan di mana proses ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk permukaan
bumi.
Sedangkan degradasi yang disebabkan oleh aktivitas manusia
adalah akibat dari dampak penggunaan dan perkembangan teknologi, di antaranya :
1. Salinisasi, merupakan kumpulan proses yang menyebabkan
kandungan garam-garam terlarut lebih tinggi. Akibat proses ini berupa
alkalinitas yaitu logam alkali lebih besar dalam larutan tanah. Hal ini akan
menyebabkan tanaman menjadi rusak, struktur tanah juga menjadi rusak, serta
porositas menjadi lebih buruk untuk usaha pertanian.
2. Toksisitas, yaitu keadaan tak ada keseimbangan antara
unsur hara dengan kadar garam dalam larutan tanah (konsentrasi unsur-unsur Al.
Mn, Fe naik), sehingga tanah menjadi asam dan unsur tertentu menjadi racun.
3. Polusi, akibat adanya pencemaran di dalam tanah. Semua
itu akibat dari penggunaan pestisida yang berlebihan. Hal ini akan menyebabkan
bertambahnya kekebalan hama dan penyakit tanaman. Selain itu adanya bahan kimia
yang sulit atau tidak bisa terurai dan bersifat sebagai racun serta
membahayakan lingkungan sekitarnya. Selain itu terjadinya kontaminasi racun
anorganik (Cadmium atau Arsen), dan bila diserap oleh akar tanaman akan
menyebabkan tanaman mengandung racun.
4. Detergen, yang kaya akan bahan kimia, yang sulit terurai
dalam larutan tanah dan air.
5. Desertification, istilah ini digunakan untuk menandai
pada area-area yang berubah kondisinya menjadi keadaan yang menyerupai gurun
(desert), dalam hal ini akan mempengaruhi aktivitas biologi di atasnya.
Sekarang ini pencemaran lingkungan tidak hanya terjadi di
daerah perkotaan saja, tetapi daerah pedesaan pun mulai terjadi pencemaran
lingkungan. Banyaknya didirikan pabrik-pabrik pengolah bahan kimia di luar kota
(daerah pedesaan), pencemaran lingkungan pun semakin meluas. Limbah industri
yang dibuang lewat sungai-sungai, kemudian air sungai mengalir ke sistem
irigasi pertanian akan menyebabkan pencemaran di daerah pertanian dan hal
inilah yang mengakibatkan terjadinya degradasi lahan.
Selain itu penggunaan pestisida yang berlebihan akibat
kurangnya pengetahuan para petani, juga mendorong cepatnya terjadinya penurunan
kualitas lahan pertanian. Lagi pula, penggunaan detergen yang sudah meluas
karena harganya murah dan mudah didapat, penurunan kualitas lahan makin
memprihatinkan saja.
Secara umum degradasi lahan dapat diartikan sebagai
menurunnya kualitas lahan. Salah satu tindakan yang sering mengakibatkan
menurunnya kualitas lahan adalah pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak
memperhatikan azas keseimbangan dan kelestarian. Di daerah pedesaan, terutama
pada lahan pertanian memburuknya kualitas lahan disebabkan oleh penggunaan
pestisida, pemupukan, atau penggunaan lahan dengan satu jenis penggunaan secara
terus menerus untuk beberapa musim.
Bagaimana jika lahan pertanian di Indonesia banyak mengalami
degradasi lahan, sementara di lain pihak kita ingin mempertahankan swasembada
beras? Untuk dapat mempertahankan prestasi tersebut, mau tidak mau kita harus
mampu mengantisipasi agar lahan pertanian yang ada tidak mengalami penurunan
kualitas.
Bahaya degradasi lahan bagi lingkungan dapat dilihat dari 3
segi, yaitu pertama segi fisik terutama pada tanah permukaan (penimbunan air
dan pengapungan) dan pada profil tanah (penurunan porositas dan permeabilitas).
Kedua dari segi khemis, dapat dilihat dari menurunnya kadar unsur hara makro
dan mikro bagi tanaman. Ketiga dari segi biologis, makin berkurangnya atau
menurunnya jumlah mikro organisma di dalam tanah.
Penanganan
Ada beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk mencegah
terjadinya degradasi lahan yang lebih parah terutama bagi areal pertanian, agar
tanah dapat dimanfaatkan secara optimal dengan mempertimbangkan aspek
pelestarian dan kesinambungan.
1. Dalam menggunakan pupuk, lebih baik diprioritaskan
menggunakan pupuk kandang/hijau, bukan pupuk buatan pabrik.
2. Penggunaan pestisida harus selalu diawasi sesuai dengan
prosedur yang berlaku. Cara yang dapat dilakukan ialah dengan memberi
penyuluhan kepada para petani (lewat kelompok tani), bagaimana menggunakan
pestisida, tujuan penggunaan dan dampak negatif dari penggunaan pestisida
tersebut.
3. Menerapkan pola pergiliran tanaman, sebab satu jenis
tanaman hanya akan mengkonsumsi unsur-unsur hara tertentu saja. Dengan
pergiliran tanaman dapat meningkatkan kesuburan tanah dan menghilangkan
unsur-unsur hara tertentu yang merugikan tanaman.
4. Air yang digunakan untuk irigasi harus bebas dari zat
pencemar yang membahayakan bagi manusia, hewan dan tanaman.
5. Setiap penggunaan dan pengolahan lahan harus
memperhatikan kaidah konservasi tanah dan air.