-->

Pengaruh Kelembaban Terhadap Tanaman

Kelembaban merupakan jumlah uap air yang terkandung di udara. Besar kecilnya kelembaban tergantung pada jumlah uap air di udara. banyak kegiatan yang sangat tergantung pada faktor kelembaban, baik untuk industri, laboratorium, atau budidaya tanaman. Seperti halnya alat ukur suhu, alat ini berfungsi baik hanya sebagai monitoring, maupun sebagai bagian proses kontrol.

Artikel terkait "Kelembaban":
• Kelembaban Mutlak dan Kelembaban Relatif
• Pengaruh Kelembaban dalam Bidang Pertanian
• Hubungan Kelembaban Dengan Tanaman
• Kelembaban Udara Tinggi dan Kelembaban Udara Rendah
• Hubungan Kelembaban Udara dengan Air dan Transpirasi Tanaman

Namun dalam kehidupan nyata, kelembaban tidak terlepas dari faktor suhu, hal ini disebabkan karena kelembaban bergantung pada faktor banyaknya uap air, tekanan parsial uap air, dan tentunya faktor ini dapat disebabkan adanya faktor suhu. Sehingga dalam pembuatan alat ukur kelembaban, alat tersebut selalu disertai dengan alat ukur suhu juga.

Pengaruh Kelembaban Terhadap Tanaman

Alat ukur kelembaban dan suhu yang umum digunakan adalah Higrometer analog dan termometer raksa, yang mana alat tersebut memiliki beberapa kelemahan yaitu respon yang lambat, akurasi yang kecil, besar kemungkinan terjadinya kesalahan pembacaan skala, dan juga bergantung pada sifat material higroskopis. Sehingga tidak cocok jika digunakan pada suatu kegiatan yang membutuhkan faktor-faktor tersebut. Padahal dengan mementingkan factor tersebut mampu mengurangi kesalahan yang diakibatkan oleh manusia yang berdampak pada hasil pengukuran.

Pengertian Kelembaban Udara
Kelembaban udara adalah Jumlah uap air yang terkandung di udara. Besar kecilnya kelembaban tergantung pada jumlah uap air di udara. Kapasitas udara adalah Jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara pada suhu tertentu. Kapasitas udara untuk menampung uap air (pada keadaan jenuh) tergantung pada suhu udara jika Suhu tinggi maka kapasitas udara besar jika uap air jenuh maka kapasitas udara maksimal.

Sumber Uap Air di Atmosfer
Uap air yang terkandung didalam atmosfer relative konstan, adanynya perubahan yang bersifat local lebih dikarenakan adanya variasi cuaca. Proses evaporasi dari seluruh permukaan seperti lautan, danau, sungai vegetasi maupun tanah merupakan sumber uap air yang ada diatmosfer. Kapasittas atmosfer dalam menampung uap air dari permukaan bumi yang diperoleh melalui proses evaporasi tersebut sangat terbatas. Apabila jumlah uap air yang dating ke atmosfer melampaui kapasitasnya dalam menahan air, maka uap air tersebut, akan berkondensasi yang pada akhirnya akan membentuk awan dan hujan. Jika jumlah uap air diudara rendah maka kapasitas atmosfer untuk menampung air semakin banyak, sehingga uap air tersebut akan menjadi awan dan hujan dan jatuh kembali kepermukaan bumi. Secaara sederhana, keseimbangan air dibumi.

Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwajumlah air yang diuapkan dari permukaan rata- rata pertahun sebanyak 425 cm dan yang dipresipitasikan di bumi juga 425 cm. Demikian halnya dalam proses evaporasi air yang diangkut kedaratan setiap tahunnya 27 cm, sedangkan jumlah air yang dialirkan dari daratan kelaut melalui proses limpasan (run off) sebesar27 cm.

Jumlah maksimum uap air yang dapat dikandung oleh atmosfer (es) tergantung pada suhu udara, udara dikatakan jenuh uap air bila nilau es tercapai pada suhu tersebut. Jadi keadaan jenuh (saturation) adalah tingkat keadaan dimana uap air dapat berada pada keseimbangan dengan permukaan datar murni pada suhu yang sama.

Peningkatan suhu udara sampai pada tingkat tertentu, diikiuti oleh meningkatnya tekanan uap jenuh. Artinya apabila suhu tinggi berarti udara semakin kering, sehingga kemampuan udara untuk menampung uap air semakin banyak.

Peranan Uap Air di Atmosfer
Uap air yang ada diudara merupakan hasil dari proses evaporasi dari suatu permukaan tanah, air maupun vegetasi. Pengangkutan uap air kedalam dan melalui lapisan tipis yang dipunyai oleh suatu permukaan adalah analog dengan transport panas. Panas dan uap air ditransfer ke udara yang lebih atas secara konveksi atau “eddy difusi” maupun dengan cara konduksi. Transpor bersih panas biasanya naik selama siang hari dan turun selama malam hari. Tranpor bersih untuk uap air biasanya mengikuti pola seperti yang terjadi pada evaporasi yaitu pada siang hari dan mengembun pada malam hari. Titik embun adalah suhu dimana suatu massa uap air akan mengembun pada tekanan yang konstan dan kandungan uap air pada kondisi jenuh konstan.

Kelembaban udara merupakan situasi kandungan uap air yang ada diudara pada waktu dan tempat tertentu. Keberadaan uap air diudara mempunyai peranan yang sangat penting, karena akan sangat menentukan kemungkinan proses pembentukan awan maupun hujan. Selain itu uap air akan berperan melindungi permukaan bumi terhadap besarnya pengaruh radiasi inframerah yang dipancarkan oleh matahari maupun sumber lain. Uap air juga berperan Dalam proses fisik atmosfer uap air sebenarnya merupakan penyimpan panas dari energy matahari, yaitu dar bentuk sensible heat (panas terasa) menjadi latent heat (panas laten). Sehingga bila kelembaban udara tinggi, maka suhu udara akan turun, karena panas terasa banyak tersimpan menjadi panas laten.

Jenis – Jenis Kelembaban
Jenis kelembaban dibedakan dibedakan mennjadi dua yaitu
1. Kelembapan mutlak : masa uap air yang terdapat dalam satu satuan udara, dinyatakan dalam gram.m-3.
Pv = mv/ V
(mv= masa uap air(kg), V= vol udara (m3)
Pada daerah tropis nilai pv akan lebih tinggi dibanding daerah (sub tropis) terutama pada musim dingin, kerana dengan menurunnya suhu kapasitas menampung uap air menjadi lebih kecil.

2. Kelembaban nisbi (RH) : Perbandingan antara kandungan uap air diudara(ėa) dengan kapasitas udara (es) pada suhu dan tekanan yang sama.
RH = (ea/es) x 100%

Kelembapan nisbi dapat pula diartikan sebagai perbandingan antara tekanan uap air (actual) dengan tekanan uap air jenuh pada suhu yang sama.
a) Sebaran Kelembapan Nisbi Udara
1) Sebaran Kelembapan Nisbi menurut waktu
Pada siang hari, jika suhu Tinggi maka kelemababannya juga rendah. Namun, berbeda pada malam hari dimana jika suhu rendah maka kelembabannya tinggi.

Pada daerah tropika basah nilai rata-rata kelembaban harian /bulanan tetap berkisar 60%, karena variasi suhu didaerah ini kecil sedangkan pada daerah sub tropik nilai rata-rat kelembaban harian /bualanannya bervariasi, karena besarnya variasi suhu, sebab adanya 4 musim.

2) Sebaran Kelembapan Nisbi menurut Tempat
Kandungan uap air aktual tergantung ketersediaan air dan jumlah energi radiasi untuk pemanasan. Suatu wilayah yang basah dan panas, maka penguapan yang tinggi berakibat nilai RH (kelembaban) juga tinggi serta kelembaban mutlak juga tinggi. Pada wilayah dataran tinggi/pengunungan, nilai kelembabannya yang besar umumnya disebabkan Nilai suhunya yang rendah.

Secara makro Nilai kelembaban yang tinggi pada suatu daerah dengan pusat tekanan udara rendah hal ini berkaitan dengan naiknya masa udara atau disebut awan dan hujan.

Pada daerah dengan curah hujan yang tinggi , maka nilai nilai kelembabannya juga tinggi. Dengan pusat tekanan udara tertinggi, kelembaban akan rendah karena terkondensasi menjadi awan

3) Kelembaban Spesifik
Perbandingan antara massa uap air (mv), dengan massa udara lembab, yaitu massa udara kering (md) bersama-sama uap air tersebut (mv)
q = m/(md + mv)

Nisbah campuran (r) (mixing ratio), massa uap air dibandingkan dengan massa udara kering
r = mv/md

4. Defisit Tekanan Uap Air (vpd)
Selisih antara kapasitas jenuh (es)dan kandungan uap air aktual (ea). Dimana semakin tinggi nilai vpd maka udara semakin kering.
vpd = es- ea

5. Suhu Titik Embun (td)
Suhu pada saat nilai ea (kandungan uap air aktual) sama dengan nilai es (kapasitas jenuh) akibat penurunan es yang dipengaruhi oleh penurunan suhu sehingga bila suhu turun maka es akan menurun dan nilai RHnya tinggi. Hal ini menunjukkan pada saat ea=es maka nilai kelembabanya adalah 100, penurunan suhu terus turun sehingga menyebabkan terjadinya kondensasi membentuk air. Kondensasi atau pengembunan terjadi pagi hari dan didasar awan (lapse rate).

Pengaruh Kelembapan dalam Bidang Pertanian
Dalam bidang pertanian kelembaban udara biasanya digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan perkembangan tumbuhan budi daya. Dengan mengetahui kelembaban udara yang ada dilingkungan tempat yang akan di tanam tumbuhan, kita dapat menentukkan pemilihan jenis tanaman yang sesuai, misalnya tanaman bakau yang ditanam pada daerah yang berkelembaban tinggi, bakau tersebut akan berkembang dan berproduktifitas dengan maksimal, sebaliknya jika bakau tersebut di tanam pada daerah yang mempunyai kelembaban yang rendah maka bakau tersebut tidak akan berproduktifitas dan berkembang secara maksimal.

Ada tiga macam pendekatan udara yang digunakan dalam bidang pertanian diantaranya kelembaban mutlak, kelembaban spesifik dan kelelembaban relative udara yang menyatakan nilai nisbi antara uap air yang terkandung dan daya kandung maksimum uap air diudara pada suatu suhu dan tekanan tertentu, yang dinyatakan dalam persen (%).

Pengaruh kelembaban relatif terhadap Produksi Tanaman secara langsung mempengaruhi hubungan air tanaman dan secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan daun, fotosintesis, penyerbukan, terjadinya penyakit dan hasil akhirnya ekonomi. Pertumbuhan daun tidak hanya tergantung pada kegiatan sintetis yang dihasilkan dari proses biokimia tetapi juga pada proses fisik dari pembesaran sel.

Selain RH mempengaruhi pertumbuhan daun, RH juga mempengaruhi Fotosintesis proses transpirasi meningkat menyebabkan defisit air di pabrik. Dimana defisit air menyebabkan penutupan sebagian atau penuh stomata dan meningkatkan ketahanan mesofil menghalangi masuknya karbon dioksida.

RH juga mempengaruhi penyerbukan dimana kelembaban udara yang cukup rendah menguntungkan untuk pemberian benih pada suatu lahan yang diatur dalam pemberian pasokan air yang memadai. Misalnya, benih diatur dalam gandum tinggi 60 persen dibandingkan dengan RH 80 persen ketika ketersediaan air dalam tanah tidak membatasi. Pada serbuk sari RH yang tinggi mungkin tidak tersebar dari anther (serbuk sari).

Peristiwa serangan hama serangga dan penyakit yang tinggi di bawah kondisi kelembaban tinggi perkecambahan spora jamur mudah mudah berkembangbiak pada tanaman. Sebagai contoh Penyakit hawar dari kentang dan teh menyebar lebih cepat dalam kondisi lembab. Beberapa serangga seperti kutu daun dan berkembang lebih baik dalam kondisi lembab.

Secara garis besar, pengaruh kelembaban pada bidang pertanian yaitu mengurangi evapotranspirasi, meningkatkan beban panas tanaman, mempengaruhi penutupan Stomata, Mengurangi serapan CO2, mengurangi pengaruh transpirasi translokasi bahan makanan dan nutrisi.

Contoh pengaruh kelembaban pada bidang pertanian adalah pada contoh Budidaya tanaman karet di daerah bercurah hujan tinggi kurang optimal bagi pertumbuhan dan produksi tanaman karet itu sendiri, sebagaimana ditampilkan pada kajian ini. Di daerah yang bercurah hujan tinggi seperti di Kabupaten Bogor produktivitas karet per areal tanam menjadi lebih rendah dibandingkan dengan produktivitas rata-rata wilayah se-propinsi Jawa Barat. Dalam kondisi wilayah yang memiliki curah hujan tinggi, lama penyinaran matahari yang bermanfaat untuk fotosintesis tanaman menjadi lebih rendah.

Hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Kabupaten Bogor sering disertai dengan angin kencang atau angin berkecepatan tinggi yang dapat menumbangkan pohon atau mematahkan batang tanaman karet dan mengakibatkan menurunnya populasi tanaman per hektar. Intensitas hujan yang tinggi juga menyebabkan kelembaban udara yang tinggi dan mengakibatkan mudahnya tanaman karet terserang penyakit. Siklus musim setahun turut mempengaruhi pula siklus produksi tanaman karet yaitu, terdapat musim-musim dengan produktivitas rendah dan terdapat pula musim-musim dengan produktivitas tinggi.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel