Pengertian Nata De Coco Menurut Para Ahli
Kata ”nata” diambil dari bahasa Spanyol yang berasal dari
kata Latin ”natare” yang artinya ”mengapung”. Nata dapat dibuat dari
bermacam-macam sari buah-buahan sebagai medianya seperti pisang, nanas, tomat,
mangga, pepaya, air kelapa, dan lain-lain.
Artikel terkait "Nata De Coco":
• [Lengkap] Cara Membuat Nata De Coco dengan Berbagai Macam Metode
• Bahan dan Alat Dalam Pembuatan Nata De Coco
• Keuntungan dan Kerugian Dari Nata De Coco
Artikel terkait "Nata De Coco":
• [Lengkap] Cara Membuat Nata De Coco dengan Berbagai Macam Metode
• Bahan dan Alat Dalam Pembuatan Nata De Coco
• Keuntungan dan Kerugian Dari Nata De Coco
Nata de coco merupakan salah satu produk olahan air kelapa
yang memiliki kandungan serat tinggi dan kandungan kalori rendah sehingga cocok
untuk makanan diet dan baik untuk sistim pencernaan serta tidak mengandung
kolesterol sehingga mulai poluler di kalangan masyarakat yang memiliki
perhatian pada kesehatan (Pratiwi, 2010).
Produknya diberi nama sesuai dengan jenis media yang
digunakan. Pemberian nama jenis nata diawali dengan nata dan diikuti jenis
bahan baku yang digunakan di belakang kata nata. Sebagai contoh nata de coco,
berarti media yang digunakan adalah air kelapa. Nata de soya menggunakan sari
kedelai, nata de pina menggunakan sari buah atau limbah nanas, dan sebagainya.
Larutan yang akan dibuat nata harus mengandung gula sebagai
sumber karbon bagi mikroorganisme penghasil nata dengan proporsi dan keasaman
larutan harus sesuai dengan persyaratan tumbuh bakteri yang digunakan, dan
diperlukan penambahan nutrien seperti amonium sulfat, urea, dan amonium
fosfat sebagai sumber nitrogen.
Terbentuknya nata karena adanya bakteri Acetobacter xylinum
yang sengaja ditumbuhkan pada media seperti air kelapa. Acetobacter xylinum
dapat hidup dan berkembang biak dalam larutan tertentu dengan suhu 28°C, pH 3 –
5,5, tersedia sumber karbon dan nitrogen. Jadi, medium yang digunakan untuk
pembuatan nata de coco harus kaya akan zat gizi sehingga memungkinkan bakteri
Acetobacter xylinum penghasil nata melakukan metabolisme yang hasilnya berupa
lapisan selulosa. Hasil metabolisme tersebut membentuk lapisan putih yang liat.
Makin lama fermentasi maka lapisan sebagai hasil metabolisme bakteri
Acetobacter xylinum makin tebal.
Proses fermentasi dalam pembuatan nata berlangsung antara 6
sampai 14 hari. Pembentukan lapisan selulosa akan terus berlangsung apabila
mediumnya masih ada. Fermentasi dalam pembuatan nata de coco termasuk ke dalam
fermentasi tidak spontan karena membutuhkan kultur mikroorganisme atau starter
yang ditambahkan ke dalam medium berupa air kelapa.
Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir
pantai di Indonesia
banyak ditumbuhi pohon
kelapa. Keindahan jajaran pohon
kelapa ini sering dilukiskan dalam untaian kata maupun 149u.
Kelapa memberikan banyak
hasil bagi manusia, misalnya produk kopra yang
selanjutnya diolah menjadi minyak. Pada pembuatan kopra, kelapa dibelah dan
dijemur. Sedangkan airnya terbuang percuma sebagai limbah, yang dapat mencemari
lingkungan terutama yang berhubungan dengan kesuburan tanah.
Nata de coco merupakan jenis makanan hasil fermentasi oleh
bakteri Acetobacter xylinum. Makanan ini berbentuk padat, kokoh, kuat, putih,
transparan, dan kenyal dengan rasa mirip kolang-kaling. Produk ini banyak
digunakan sebagi pencampur es krim, coktail buah, sirup, dan makanan ringan
lainnya.
Nilai gizi makanan
ini sangat rendah
sekali, kandungan terbesarnya
adalah air yang mencapai 98%. Karena itu, produk ini dapat dipakai sebagai
sumber makan rendah energi untuk keperluan diet. Nata
de coco juga
mengandung serat (dietary
fiber) yang sangat dibutuhkan
tubuh dalam proses fisiologi. Konon, produk ini dapat membantu penderita
diabetes dan memperlancar proses pencernaan dalam tubuh.