4 Poin Penting dalam Marketing Mix
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa aktivitas pemasaran
merupakan jantung dari sebuah usaha bisnis. Mengingat pentingnya aktivitas
pemasaran ini bagi kelangsungan usaha suatu usaha bisnis, maka pengusaha harus
memiliki perencanaan yang strategis, pengawasan yang matang serta tindakan-tindakan
yang konkrit dan terprogram dalam mempengaruhi konsumen. Dalam ilmu manajemen
pemasaran, hal ini dinamakan dengan marketing mix atau bauran pemasaran.
Artikel terkait:
• Pengertian dan Ruang Lingkup Pemasaran
• Perbedaan Orientasi Produksi, Penjualan, dan Pemasaran
• 3 Fungsi Penting Pemasaran
• 5 Konsep Pemasaran Yang Ampuh
• Bagaimana Strategi Pemasaran Yang Tepat
• Cara Mengembangkan Strategi Pemasaran
Artikel terkait:
• Pengertian dan Ruang Lingkup Pemasaran
• Perbedaan Orientasi Produksi, Penjualan, dan Pemasaran
• 3 Fungsi Penting Pemasaran
• 5 Konsep Pemasaran Yang Ampuh
• Bagaimana Strategi Pemasaran Yang Tepat
• Cara Mengembangkan Strategi Pemasaran
Aktivitas marketing mix meliputi empat macam tindakan,
antara lain :
1. Produk (Product)
Pengusaha mempengaruhi konsumen lewat produk yang
ditawarkan, misalnya membuat produk dengan warna-warni, bungkus yang bagus dan
exclusive dan sebaginya.
Beberapa hal yang perlu dipelajari tentang stategi ini :
a. Konsep Produk
Konsep produk merupakan suatu pengertian atau pandangan
konsumen terhadap suatu produk yang dibutuhkan dan diinginkannya. Misalnya
sepatu, bagi konsumen memiliki dua arti.
Pertama, Arti (fungsi) teknis, sepatu adalah sebagi pelindung telapak kaki dari
berbagai barang yang dapat melukai telapak kaki. Fungsi ini biasa disebut
dengan “Produk Pangkal / Generic Produk” Kedua, Arti non teknis (aspek sosial
budaya), sepatu juga dipandang tidak hanya semata-mata pelindung telapak
kakinya akan tetapi juga terhadap harapan agar dengan memakai sepatu itu
konsumen akan dapat menjadi tampak “bergengsi”. Unsur ini dikenal sebagai aspek
kebutuhan manusia atau kebutuhan pangkal atau “Generic Need”
Dalam arti sempit, produk merupakan sekumpulan atribut fisik
yang terakit dalam sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan. Setiap produk
pasti memiliki nama generik di samping nama brand. Misalnya deterjen, sabun
mandi, paracetamol atau sepatu. Sebaliknya, dalam artik yang luas setiap
brand ( merk ) dipandang sebagai produk
yang terpisah dari produk lainnya yang semacam. Televisi merk Sony dengan
televisi merk Sharp merupakan produk yang berbeda, meski sama-sama televisinya.
Merk ini menjadi alat pembeda bagi konsumen. Dan justru oleh karena nama merk
inilah keinginan konsumen lebih dipuaskan. Mengapa ? Karena dari sebuah merk
tergambar di belakangnya warna, harga, kemasan, model, bonafiditas pabrik
bahkan komunitas konsumen dari merk tersebut.
Uraian di atas memberi pengertian bahwa konsumen tidak hanya
membeli sekumpulan atribut fisik dari suatu produk saja. Mereka membayar
sesuatu yang memuaskan keinginan mereka. Perusahaan yang cerdas tidak hanya
memasarkan produk itu sendiri, lebih dari itu, ia menjual manfaat, citra (brand
image), dan faktor-faktor intangible lain.
Jadi, perusahaan menjual produk sekaligus citra. Orang
membeli suatu produk tidak hanya untuk fungsinya, tetapi juga makna produk itu
bagi pribadinya. Barang yang dibeli merupakan cermin atribut pribadi, citra
diri, kelas sosial dan hal-hal lain yang bersifat pribadi. Seseorang akan memilih
sebuah produk yang dapat memperkuat citra pribadinya. Karena itu, Mc Donald
tidak hanya menjual ayam goreng, lebih dari itu, mereka menjual suasana makan
yang nyaman, modern dan relatif bergengsi.
b. Siklus Kehidupan Produk (Product life Cycle)
Seperti halnya mahluk hidup, produk juga mengalami daur
hidup. Dilihat dari sudut volume penjualan, mereka juga mengalami lahir
(perkenalan), tumbuh, puncak penjualan (kedewasaan), merosot sampai akhirnya
hilang dari peredaran. Daur hidup ini harus benar-benar menjadi perhatian,
karena berguna untuk menentukan strategi perusahaan secara kesuluruhan.
Dari ada pemahaman tentang daur hidup ini, membantu
perusahaan untuk menentukan kapan harus dilakukan inovasi-inovasi baru. Inovasi
diperlukan karena setiap produk yang mereka miliki pada akhirnya tidak akan
diminati konsumen lagi karena pangsa pasar dan volume penjualan terkurangi oleh
adanya produk-produk yang dihasilkan para kompetitor. Jika penjualan terus
merosot, otomatis laba akan menurun. Oleh karena itu, perusahaan harus merubah
atau mengganti produknya. Jika tidak, maka laba, pangsa pasar, volume penjualan
akan terus berkurang, hingga akhirnya perusahaan tersebut tutup.
c. Jenis-Jenis Produk
Ada beberapa penggolongan produk :
- Barang Konsumsi
Beberapa barang
konsumsi :
- Barang
Konvenien/kebutuhan hidup sehari-hari.
Kebutuhan ini berfrekuensi pembelian tinggi tetapi jumlah
pembelian yang kecil-kecil.
- Barang
Shoping/perabot rumah tangga
Kebutuhan ini berfrekwensi pembelian rendah dengan jumlah
pembelian /pengeluar yang cukup tinggi.
- Barang
Spesial/mewah : Mobil, Video, Tape recorder
Kebutuhan ini berfrekwensi pembelian rendah dengan jumlah
pembelian atau pengeluran tinggi.
- Barang Industri
Barang yang dibutuhkan untuk keperluan alat usaha atau
kegiatan produksi. Diantaranya, Bahan baku, bahan pembantu, peralatan produksi,
mesin-mesin pabrik dan peralatan administrai kantor
2. Harga (Price)
Jika dilihat sejarahnya, harga ditetapkan oleh pembeli dan
penjual melalui mekanisme tawar menawar di antara mereka. Penjual menetapkan
harga yang tinngi untuk produk mereka, sedangkan pembeli menawar dengan harga
serendah mungkin. Dengan tawar menawar akhirnya dicapai kesepakatan harga yang
dapat diterima oleh kedua belah pihak.
Menurut Philip Kotler bahwa harga untuk semua merupakan
gagasan idea. Hal ini memperoleh dorongan dari berkembangnya penjualan eceran
berskala global pada akhir abad 1900-an.
Penentuan harga yang rendah, discount, harga obral serta
cuci gudang. Dengan cara ini penetapan harga semacam ini akan menarik perhatian
konsumen untuk memborong.
Dasar penentuan harga terdiri dari :
- Biaya, Harga jual ditambah dengan keuntungan “Cost –Plus
Pricing”
- Konsumen
- Persaingan, Politik Dumping/harga jual dibawah biaya
produksi, Discount,
Kredit/Leasing
3. Promosi
(Promotion).
Kegiatan promosi untuk memperkenalkan produk sehingga konsumen
menjadi kenal kemudian menyenanginya, bahkan bagi yang lupa diharapkan dapat
menjadi ingat kembali.
Alat untuk mempromosikan produknya ada beberapa cara :
- Advertensi, iklan di surat kabar, TV, bioskop, radio dll
- Promosi Penjualan, Membuka counter di Toko-toko atau Super
Mall
- Personal Selling,
Door to door selling, Mail order, Telepon Selling
- Publikasi, Membuat berita di Surat kabar, TV, radio maupun
majalah
Keempat bentuk promosi ini harus dikonmbinasikan agar
efektif untuk mempengaruhi konsumen. Kombinasi ini disebut “Promotional Mix”
4. Distribusi
(Placement)
Cari distribusi yang memenuhi kebutuhan konsumen dapat juga
diterapkan agar menarik para konsumen. Untuk barang kebutuhan sehari-hari
distribusi dibuat sedekat mungkin dengan konsumen.
Bentuk-bentuk saluran distribusi :
- Saluran Distribusi Langsung
Saluran distribusi ini pengusaha berusaha untuk menyalurkan
barang-barangnya yang dibeli konsumen secara langsung ke tempat konsumen
tinggal
- Saluran Distribusi Tidak Langsung
Dalam hal ini pengusaha menggunakan pihak luar untuk
membantu menyalurkan barang-barangnya ke pada konsumen. Pihak luar ini
merupakan penyalur/distributor
Penyaluaran tidak langsung meliputi 3 cara :
- Saluran distribusi yang eksklusif, penyaluran menggunakan
satu distributor tunggal
- Saluran distribusi yang selektif, menggunakan distributor
sedikit dengan syarat-syarat tertentu. Lokasi, keuangan, fasilitas telepon,
fasilitas parker, kondisi dan bentuk gudang dll
- Saluran distribusi yang intensif, menggunakan distributor
sebanyak-banyaknya agar dapat menjangkau lokasi konsumen yang menyebar.