Media Komunikasi dalam Dunia Pertanian
Dalam dunia pertanian, petani memperoleh informasi pertanian
dari berbagai sumber baik melalui media maupun non media yaitu komunikasi tatap
muka secara langsung (komunikasi antarpribadi). Media komunikasi yang dimaksud
dapat dikategorikan dalam dua bagian, yakni media umum dan media massa. Media
umum ialah media yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi, contohnya
telepon, handphone, telegram, OHP, LCD proyektor, dan sebagainya (Hapsari,
2012).
Menurut Hapsari (2012), media massa adalah media yang
digunakan untuk komunikasi massa. Disebut demikian karena sifatnya yang massal,
yang termasuk dalam media komunikasi massa ialah pers, radio, film, televisi,
dan media dotcom. Komunikasi massa memiliki karakteristik yang berbeda dengan
jenis komunikasi lainnya. Karakterisitik tersebut ialah komunikator
terlembagakan, pesan bersifat umum, komunikannya anonim dan heterogen, media massa
menimbulkan keserempakan, komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan, dan
komunikasi massa bersifat satu arah. Hapsari (2012) juga mengemukakan bahwa
kehadiran media massa memberikan efek terhadap ekonomi, sosial, penjadwalan
kegiatan sehari-hari, hilangnya perasaan tidak nyaman, dan menumbuhkan perasaan
tertentu. Sedangkan, efek pesan dari komunikasi massa mempengaruhi kognitif,
afektif, dan behavioral khalayak. Dampak sosial media massa secara pasti
mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Media membentuk opini publik
untuk membawanya pada perubahan yang signifikan.
Hasil penelitian menurut Saleh (2006) mengungkapkann bahwa
telah terjadi pergeseran perilaku komunikasi dari komunikasi interperonal ke
komunikasi bermedia. Akan tetapi menurut Sumaryo (2006) dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa Peranan televisi dalam penyebaran informasi pertanian
tergolong rendah karena petani di daerah penelitian tersebut kurang tertarik
untuk menyaksikan acara informasi pertanian dengan alasan tidak sesuai dengan
waktu istirahat mereka. Pernyataan tersebut didukung oleh Widiyanti (2007) yang
menyatakan bahwa komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok masih relevan
dan lebih banyak digunakan oleh petani dalam memperoleh informasi pertaniannya.
Hal tersebut menyimpulkan bahwa penggunaan media komunikasi tak lepas dari
karakteristik wilayah tempat tinggal petani, karakteristik dari petani itu
sendiri dalam memanfaatkan media komunikasi dalam memperoleh kebutuhan
informasi pertaniannya, dan karakteristik dari media komunikasi itu sendiri.
Perbedaan yang terjadi berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya tersebut dapat disebebkan juga oleh karakteristik dari media
komunikasi yang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing sehingga tidak
semua petani dapat menggunakan atau memanfaatkan media komunikasi yang ada.
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak (Cangara, 2007). Ada
beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar manusia, media
yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindra manusia, seperti mata
dan telinga. Pesan-pesan yang diterima pancaindra selanjutnya diproses dalam
pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu,
sebelum dinyatakan dalam tindakan. Media yang dimaksud adalah media
antarpribadi (kurir atau utusan, surat, dan telepon), media kelompok
(melibatkan khalayak lebih dari 15 orang), media publik (khalayak lebih dari
200 orang), dan media massa (surat kabar, film, radio, dan televisi).
Selain media komunikasi di atas, masih banyak media komunikasi
lain seperti poster, leaflet, selebaran, brosur stiker, pamflet yang dapat
diolongkan sebagai media format kecil. Menurut Cangara (2007), media ini banyak
digunakan untuk penawaran barang dan jasa, kampanye, pameran, dan sebagainya.
Jika kita perhatikan karakteristik masing-masing media
komunikasi, mungkin timbul pertanyaan, media mana yang efektif dalam mencapai
sasaran komunikasi. Jawabannya sudah tentu kembali pada sifat media serta
pemilikan media pada khalayak. Sebab bagaimanapun banyaknya kelebihan media
televisi, kalau media tersebut tidak dimiliki oleh khalayak, sudah tentu
informasi yang disampaikan tidak akan mengena sasaran yang ingin dicapai.