Pemanfaatan Sitronella Daun Andropogon Nardus L Sebagai Insektisida Alami Hama Padi
Banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan
pestisida kimia,mendorong dibuat kesepakatan internasional untuk memberlakukan
pembatasan penggunaan bahan-bahan kimia pada proses produksi terutama pestisida
kimia sintetik dalam pengendalian hama dan penyakit di bidang pertanian,
perkebunan dan kehutanan dan mulai mengalihkan kepada pemanfaatan jenis-jenis
pestisida yang aman bagi lingkungan.
Kebijakan ini juga sebagai konsekuensi implementasi dari konferensi Rio de Jainero tentang pembangunan pertanian yang berkelanjutan dalam proses budidaya tanaman. Pengembangan pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumberdaya alam. Dengan demikian pertanian berkelanjutan tidak mungkin begitu saja dilaksanakan tanpa dukungan petani. (Reintjes dkk, 1999)
Kebijakan ini juga sebagai konsekuensi implementasi dari konferensi Rio de Jainero tentang pembangunan pertanian yang berkelanjutan dalam proses budidaya tanaman. Pengembangan pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumberdaya alam. Dengan demikian pertanian berkelanjutan tidak mungkin begitu saja dilaksanakan tanpa dukungan petani. (Reintjes dkk, 1999)
Padi merupakan salah satu komoditas andalan yang banyak
dibudidayakan oleh petani. dekade terakhir, masyarakat khususnya petani mulai
memperhatikan persoalan lingkungan dan ketahanan pangan tanpa menyebabkan
terjadinya kerusakan sumberdaya tanah, air, dan udara. Teknologi modern
mempunyai ketergantungan tinggi terhadap bahan kimia, seperti pupuk kimia,
pestisida dan bahan kimia pertanian lainnya yang lebih diminati oleh petani
daripada pertanian yang ramah lingkungan (Sutanto, 2006). Masalah besar yang
dihadapi petani terutama sejak dimulainya revolusi hijau adalah serangan hama
yang dapat menghancurkan tanaman. Seiring dengan perjalanan waktu, lambat laun
masalah hama ini menjadi perhatian utama. (Loekman S, 2002).
Hama tanaman merupakan salah satu kendala dalam usaha
meningkatkan dan mempertahankan produksi pangan khu-susnya beras. Kurang lebih
100 spesies serangga hama menyerang tanaman padi, hanya sekitar 20 spesies
menyebabkan kerusakan yang berarti. Salah satu hama utama tanaman padi adalah
hama wereng. Untuk mengatasi kendala hama wereng, sejak dahulu telah dilakukan
berbagai cara antara lain teknik budidaya, penggunaan varietas tahan dan
pestisida sintetis. Penggunaan pestisida meningkat dengan pesat, dimana
pestisida dianggap sebagai suatu cara mudah untuk meningkatkan produksi.
Namun demikian, kerugian dan bahaya penggunaan pestisida
lambat laun menjadi jelas. Dampak
negatif dari penggunaan pestisida sintetis, dari waktu ke waktu membuat hama
menjadi kebal terhadap pestisida. Pestisida tidak hanya mem-b*n*h organisme
yang menyebabkan kerusakan pada tanaman, namun juga m3mb*n*h organisme yang
berguna seperti musuh alami hama (predator). Serangan hama dan hama sekunder
bisa meningkat setelah pestisida sintetis m3mb*n*h musuh alami (resurgensi).
Hanya sebagian kecil pestisida yang dipakai di lahan pertanaman mengenai
organisme yang seharusnya dikendalikan. Sebagian besar pestisida itu masuk ke
udara, tanah atau air yang pada akhirnya membahayakan kehidupan organisme lain,
karena pestisida sintetis yang tidak mudah terurai akan terserap dalam rantai
makanan dan sangat membahayakan serangga, hewan pemakan serangga, burung
pemangsa dan pada akhirnya manusia serta lingkungan. Pengendalian hama dengan
pestisida nabati merupakan alternatif menghadapi hama tanaman yang resisten
terhadap penggunaan pestisida kimia, sebab pestisida nabati adalah suatu
teknologi pengendalian hama yang sangat lekat dengan lingkungan dan
meminimalkan kecelakaan atau keracunan bagi pelaku produksi dan konsumen
(Reintjes dkk, 1999).
Pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya
berasal dari tumbuhan. Jenis pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di
alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan
ternak, karena residunya mudah hilang.
Adapun bahan-bahan insektisida alami itu adalah t3mbak4u, mengkudu , Sereh dan masih banyak lagi yang dapat dipakai sebagai
bahan-bahan pembuat isektisida alami. Sifat racun pada sereh wangi disebabkan
oleh kandungan minyak atsiri sitronella, geraniol, mirsena, nerol, farnesol,
metil heptenol dan dipentena. Adanya senyawa tersebut yang membuat sereh wangi
bersifat toksik, sereh gadung dapat digunakan sebagai insektisida. (Rahayu,
2010)
Namun,
masyarakat luas dan pada khususunya masyarakat Desa Kopen
yang memilki potensi sangat tinggi dalam hal pertanian masih banyak yang belum
mengetahui manfaat dari tanaman sereh wangi yang terdapat didaerah mereka
ternyata dapat diolah menjadi pestisida nabati yang dapat digunakan sebagai
pengganti pestisida kimia. Untuk itulah sosialisai yang berupa ajakan serta
cara pembuatan pestisida nabati ini
sangat perlu untuk dilaksanakan di Desa Kopen yang mayoritas warganya
bermatapencaharian sebagai petani..
Penulis: Ririn Anjar Pradita dkk.