Peluang Usaha Budidaya di Daerah Pantai
Kawasan pantai umumnya merupakan wilayah yang merupakan
koridor pembangunan yang diminati. Hal tersebut disebabkan karena wilayah
tersebut mengandung banyak hal yang memberi kemudahan dan memberi daya dukung
untuk pembangunan.
Kemudahan dan daya dukung tersebut adalah :
1) Wilayah pantai sebagian besar merupakan wilayah dataran
dengan kemiringan lereng yang datar atau hampir datar, sehingga mudah dicapai
dan banyak pembangunan dapat dilaksanakan.
2) Berbatasan dengan laut sehingga di beberapa tempat dapat
dikembangkan menjadi pelabuhan sehingga dapat terjalin komunikasi ke luar
pulau, serta adanya wilayah penangkapan dan budidaya perikanan laut.
3) Banyak sungai mengalir dan bermuara di wilayah pantai
ini. Sungai dapat menjadi sumbu air tawar, dan muara sungai menjadi wilayah pelabuhan.
4) Tanah di wilayah dataran pantai mempunyai tanah yang
lunak, gembur, berpori sehingga dapat menjadi akifer air tanah yang baik dan
dangkal dibandingkan dengan wilayah pegunungan. Tanah yang lunak dan gembur
merupakan tanah yang relatif mudah digarap menjadi kawasan pertanian dan sawah.
5) Wilayah pantai yang merupakan pertemuan antara daratan
dan lautan pada umumnya mempunyai pemandangan yang indah dan mempesona,
sehingga dapat berkembang menjadi daerah pariwisata bahari, lebih-lebih jika
terdapat terumbu karang.
6) Wilayah pantai merupakan berbagai ekosistem seperti
wilayah hutan bakau, terumbu karang, laguna, serta gua-gua pada tebing terjal
di pantai, muara sungai/delta, dan pantai landai berpasir.
Peluang usaha
budidaya di daerah pantai
Kondisi wilayah pantai yang demikian menjadikan wilayah
tersebut sering merupakan titik permukaan pengembangan wilayah selanjutnya.
Banyak kota-kota tua di Dunia dan di Nusantara berawal dari wilayah pantai ini
seperti Mesir, Babilonia, Sriwijaya, Sunda Kelapa, Semarang, dsb. Juga
pulau-pulau kecil yang letaknya strategis dapat berkembang menjadi kawasan yang
disegani seperti P. Malta dilaut Mediteran, P. Singapura, P. Hongkong, dsb.
Selanjutnya, atas berbagai pertimbangan ekonomi, pertahanan,
perdagangan, administrasi pemerintaha, dll. Wilayah pantai dapat berkembang
menjadi kota pelabuhan, ibu kota daerah/negara, kawasan permukiman, kawasan
industri. Pusat listrik tenaga uap (PLTU), kawasan nelayan, pertanian, olah
raga air dan bahari, dan kawasan pariwisata, bahkan karena kondisi geologi
tertentu menjadi kawasan pertambangan. (Cilacap, Bangka/Biliton/Singkep, dsb.).
Jakarta yang terletak di wilayah pantai yang datar dan luas
– menjadi ibu kota negara R.I. dengan pembangunan di wilayah pantai berupa
pelabuhan, PLTU, kota pantai, pariwisata dan rekreasi pantai, gedung-gedung
pemerintahan dan perdagangan, waduk-waduk pengendali banjir, permukiman dan
tambak.
Kota lain seperti Semarang, Surabaya, Ujung Pandang juga
terletak di dataran pantai dan juga berkembang menjadi kota besar bahkan kota
metropolitan dengan berbagai fasilitasnya.
Kota Palembang, yang terletak di tepi sungai Musi, juga
dapat mengalami dampak yangsama sebagai akibat dari kenaikan muka air laut
secara global tersebut. Air pasang yang masuk ke dalam sungai Musi akan dapat
menjadi banjir yang menggenangi wilayah endapan aluvial dan rawa-rawa di
sekitarnya; perlu diingat pula bahwa di tepian sungai Musi di seberang kota
Palembang terdapat kota pengolahan dan pelabuhan wilayah yang besar yaitu Plaju
dan Sungai Gerong.