-->

Makalah Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing [Lengkap]

I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Makalah Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing - Dunia bisnis yang berkembang sangat cepat mengharuskan teknologi informasi yang ada dapat mendukung perubahan yang terjadi secara dinamis dan masif. Teknologi pemrosesan data perusahaan memegang peranan yang sangat strategis untuk dapat dihasilkannya suatu bentuk pelaporan keuangan yang handal, efisien dan tepat waktu. 
Makalah Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing [Lengkap]

Ketepatan pelaporan keuangan perusahaan yang menjadi tolok ukur dari kinerja penyelenggaraan perusahaan oleh manajemen akan berdampak terhadap keputusan yang akan diambil oleh para stakeholder. Pemilihan perangkat lunak yang sesuai dengan aktivitas bisnis perusahaan dan kultur yang ada di perusahaan juga memainkan peran yang tidak kalah pentingnya. 

Sistem pengolahan data elektronik yang ada di perusahaan harus dapat menampilkan laporan keuangan secara tepat waktu, relevan dan bebas dari salah saji material. Keterkaitan antar bagian yang ada di perusahaan harus dapat dijembatani dengan keseragaman informasi yang saling kompatibel untuk dapat diproses oleh teknologi informasi perusahaan. Penggunaan berbagai jenis perangkat lunak yang beragam akan menyulitkan proses sinkronisasi yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kesalahan penyusunan laporan keuangan. 

Pengolahan data elektronik keuangan yang menjadi dasar penyusunan laporan keuangan dimulai dari penentuan mata uang yang mendominasi aktivitas keuangan perusahaan. Mata uang yang mendominasi ini dikenal dengan mata uang fungsional. Mata uang fungsional tidak harus sama dengan mata uang pelaporan. Mengingat aktivitas usaha perusahaan sangat tergantung dengan keadaan yang melingkupinya, maka apabila terjadi perubahan yang fundamental d ioperasional perusahan, dapat saja mata uang fungsional perusahaan tersebut juga berubah. 

Perubahan mata uang fungsional ini juga dapat terjadi akibat diberlakukannya suatu standar akuntansi baru yang diadopsi perusahaan. Perubahan ini mengakibatkan perlunya dilakukan penyesuaian atas mata uang yang akan digunakan perusahaan pada saat perusahaan mencatat transaksi-transaksi keuangannya mengingat bahwa perusahaan harus mencatat transaksi keuangannya dengan menggunakan mata uang fungsional. Dampak dari perubahan tersebut adalah diperlukannya modifikasi tertentu dari sistem informasi manajemen atau ERP terkait pengelolaan pencatatan transaksi keuangan yang memungkinkan perusahaan untuk menggunakan mata uang fungsional yang baru. Mengingat sistem informasi ini tidak dapat berdiri sendiri, diperlukan juga kesiapan dari pelaksananya untuk berubah dan menyesuaikan dengan implementasi mata uang fungsional yang baru. 

Perusahaan yang dianalisa dalam makalah ini adalah suatu perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa efek Indonesia yang bergerak di bidang manufaktur. Perusahaan ini merubah mata uang fungsionalnya dari Rupiah menjadi Dolar Amerika Serikat dan sebagai konsekuensinya juga harus melakukan modifikasi di sistem ERP SAP yang telah ada untuk mengakomodir pencatatan transaksi keuangan dengan menggunakan mata uang Dolar Amerika Serikat yang sebelumnya dilakukan dengan menggunakan mata uang Rupiah.

1.2 TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :
1.Mendeskripsikan keterkaitan mata uang fungsional dengan pencatatan dan pengolahan data keuangan yang dilakukan secara elektronik
2. Mengidentifikasi penyesuaian yang diperlukan untuk modifikasi ERP terkait perubahan mata uang fungsional
3. Menganalisis faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi ERP terkait penerapan mata uang fungsional baru

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Standar Akuntansi Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing 
Penentuan mata uang fungsional berdasarkan standar akuntansi yang berlaku wajib dilakukan oleh perusahaan dengan memperhatikan beberapa karakteristik tertentu. Dalam hal mata uang pelaporan yang ditentukan adalah mata uang fungsional, maka untuk penentuan mata uang fungsionalnya wajib memperhatikan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 10 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing  disebutkan bahwa  lingkungan ekonomi utama di mana entitas beroperasi adalah lingkungan entitas tersebut utamanya menghasilkan dan mengeluarkan kas. Entitas mempertimbangkan faktor berikut dalam menentukan mata uang fungsionalnya:

(a) mata uang:
1. yang paling mempengaruhi harga jual barang dan jasa (mata uang ini seringkali menjadi mata uang yang harga jual barang dan jasa didenominasikan dan diselesaikan); dan
2. dari negara yang kekuatan persaingan dan peraturannya sebagian besar menentukan harga jual barang dan jasa entitas.

(b) mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya lain dari pengadaan barang atau jasa (mata uang ini seringkali menjadi mata uang yang biaya tersebut didenominasikan dan diselesaikan).

Lebih lanjut disebutkan bahwa faktor-faktor berikut juga dapat memberikan bukti mengenai mata uang fungsional:
(a) mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan dihasilkan (antara lain penerbitan instrumen utang dan instrumen ekuitas).
(b) mata uang yang mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan.

Sedangkan untuk kegiatan usaha luar negeri, faktor-faktor berikut ini dipertimbangkan dalam menentukan mata uang fungsionalnya, serta apakah mata uang fungsionalnya sama dengan mata uang entitas pelapor (entitas pelapor dalam konteks ini, merupakan entitas yang memiliki kegiatan usaha luar negeri sebagai entitas anak, cabang, entitas asosiasi, atau ventura bersama):

(a) apakah aktivitas kegiatan usaha luar negeri dilaksanakan sebagai perpanjangan dari entitas pelapor, bukan dilaksanakan dengan tingkat otonomi signifikan. Contoh aktivitas kegiatan usaha luar negeri yang dilaksanakan sebagai perpanjangan dari entitas pelapor adalah ketika kegiatan usaha luar negeri hanya menjual barang yang diimpor dari entitas pelapor dan mengirimkan hasilnya ke entitas pelapor. Contoh aktivitas kegiatan usaha luar negeri yang dilaksanakan dengan tingkat otonomi signifikan adalah ketika kegiatan usaha luar negeri mengakumulasikan kas dan pos moneter lain, mengadakan pengeluaran, menghasilkan pendapatan, dan mengatur pinjaman yang secara substansial menggunakan mata uang lokalnya.

(b) apakah transaksi dengan entitas pelapor memiliki proporsi yang tinggi atau rendah dari kegiatan usaha luar negeri.
(c) apakah arus kas dari kegiatan usaha luar negeri secara langsung mempengaruhi arus kas entitas pelapor dan siap tersedia untuk dikirimkan ke entitas pelapor.
(d) apakah arus kas dari aktivitas kegiatan usaha luar negeri cukup untuk membayar kewajiban utang yang ada ataupun yang diperkirakan dapat terjadi tanpa adanya dana yang disediakan oleh entitas pelapor.

Jika indikator di atas tidak bisa menjelaskan mata uang fungsional entitas, maka manajemen bisa menggunakan pertimbangan untuk menentukan mata uang fungsional yang paling mencerminkan dampak ekonomi atas transaksi, kondisi dan kegiatan  dari entitas. Manajemen memberikan prioritas kepada indikator utama sebelum mempertimbangkan indikator lainnya, yang dibuat untuk memberikan tambahan bukti pendukung dalam menentukan mata uang fungsional suatu entitas. Mata uang fungsional entitas mencerminkan transaksi, peristiwa dan kondisi yang relevan dari entitas. Oleh karena itu, sekali ditentukan, mata uang fungsional tidak berubah kecuali ada perubahan dalam transaksi, peristiwa dan kondisi dari entitas. 

Dengan demikian apabila suatu perusahaan mempunyai mata uang fungsional dalam dolar Amerika Serikat, maka setiap transaksi keuangan yang terjadi harus dicatat dalam mata uang dolar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada tanggal tersebut.

2.2 Dampak mata uang fungsional terhadap pencatatan transaksi
Apabila suatu perusahaan mempunyai mata uang fungsional dalam dolar Amerika Serikat, maka setiap transaksi keuangan yang terjadi harus dicatat dalam mata uang dolar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada tanggal transaksi. Transaksi yang dilakukan dalam mata uang Rupiah, pada waktu akan dibukukan ke dalam sistem data elektronik perusahaan harus dihitung ke dalam mata uang fungsional yang dalam hal ini adalah dolar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs spot antara mata uang fungsional dan mata uang Rupiah pada tanggal transaksi.

Dalam PSAK 10 disebutkan bahwa untuk pelaporan pada akhir periode pelaporan berikutnya penghitungan mata uang fungsional dilakukan dengan memperhatikan hal berikut:
a. pos moneter mata uang lain dijabarkan menggunakan kurs penutup;
b. pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis dalam mata uang lain dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi; dan
c. pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar dalam mata uang laindijabarkan menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan.

Ketika terdapat perubahan dalam mata uang fungsional, perusahaan menerapkan prosedur penjabaran untuk mata uang fungsional yang baru secara prospektif sejak tanggal perubahan itu. Maksud dari perlakuan secara prospektif tersebut adalah perusahaan menjabarkan semua pos ke dalam mata uang fungsional yang baru menggunakan kurs pada tanggal perubahan itu dimana hasil dari jumlah yang dijabarkan untuk pos nonmoneter dianggap sebagai biaya historisnya. Selisih kurs yang timbul dari penjabaran kegiatan usaha luar negeri yang diakui sebelumnya dalam pendapatan komprehensif lain tidak direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi sampai terjadinya pelepasan kegiatan usaha tersebut.

2.3 Konsep enterprise resource planning
Enterprise Resource Planning (ERP) atau Perencanaan sumber daya perusahaan adalah sistem terpadu berbasis teknologi komputer yang digunakan untuk mengelola beberapa atau seluruh sumber daya internal dan eksternal berwujud termasuk aset, sumber daya keuangan, bahan, dan sumber daya manusia. ERP juga dapat dipandang sebagai sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, keuangan, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. 

Menurut F. Robert Jacobs dkk ERP adalah “a framework for organizing, defining and standardizing the business processes necessary to effectively plan and control an organization so the organization can use its internal knowledge to seek external advantage”.  Menurut Ali Haj Bakry dan Saad Haj Bakry, ERP adalah “integrated information system software comprises of several modules that share a central database designed to automate business processes across the enterprise” . Lebih lanjut E.M. Shehab dkk mendefinisikan ERP sebagai “”do it all” syatem that performs everything from entry of sales orders to customer service. It attempts to integrate the suppliers and customers with the manufacturing environment of the organization” .  

Dengan kata lain ERP digunakan untuk mengelola seluruh aktifitas perusahaan termasuk keuangan, produksi, sumber daya manusia, pemasaran, rantai pasokan, logistik, dan sebagainya. Ini merupakan arsitektur perangkat lunak yang bertujuan untuk memfasilitasi aliran informasi antara semua fungsi bisnis dalam batas-batas organisasi dan mengelola hubungan dengan para stakeholder di luar. Pada umumnya ERP dibangun di atas sentralisasi database dan biasanya menggunakan platform komputasi yang umum, sistem ERP mengkonsolidasi semua operasi bisnis menjadi satu kesatuan dan terciptanya integrasi data perusahaan yang seragam dan lingkungan sistem yang luas.

Sejarah dari ERP sendiri berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, penagihan dan akuntansi perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, keuangan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.

Asal istilah MRP vs ERP – Manufaktur sistem manajemen telah berkembang secara bertahap selama 30 tahun dari cara sederhana menghitung kebutuhan bahan untuk otomatisasi dari seluruh perusahaan. Sekitar tahun 1980, lebih-banyaknya perubahan pada ramalan penjualan, penyesuaian kembali entailing terus-menerus dalam produksi, serta parameter unsuitability ditetapkan oleh sistem, yang dipimpin MRP (Material Requirement Planning) untuk berkembang menjadi sebuah konsep baru: Manufacturing Resource Planning (atau MRP2 ) dan akhirnya generik konsep Enterprise Resource Planning (ERP).

Inisial ERP berasal sebagai perpanjangan dari MRP (bahan persyaratan perencanaan kemudian perencanaan sumber daya manufaktur) dan CIM (computer-integrated manufacturing) dan diperkenalkan oleh perusahaan riset dan analisis Gartner. Sistem ERP mencoba untuk mencakup semua fungsi dasar dari suatu perusahaan, terlepas dari organisasi bisnis atau piagam. Dunia usaha non-manufaktur, organisasi nirlaba dan pemerintah sekarang banyak yang menggunakan sistem ERP.

2.4 Penerapan ERP dalam perusahaan
Untuk dapat dipertimbangkan sebagai sebuah sistem ERP, sebuah paket perangkat lunak harus menyediakan fungsi setidaknya dua sistem. Sebagai contoh, sebuah paket perangkat lunak yang menyediakan kedua penggajian dan fungsi akuntansi secara teknis bisa dianggap sebagai sebuah paket perangkat lunak ERP. Namun, istilah ini biasanya diperuntukkan bagi hal yang lebih besar dan lebih luas terkait aplikasi berbasis teknologi informasi. 

Sistem ERP dapat berada pada server terpusat atau didistribusikan di seluruh modular unit perangkat keras dan perangkat lunak yang menyediakan “pelayanan” dan berkomunikasi pada jaringan area lokal (local area network).  Desain terdistribusi memungkinkan sebuah bisnis untuk mengumpulkan modul-modul dari vendor yang berbeda tanpa memerlukan penempatan beberapa salinan yang kompleks, sistem komputer mahal di daerah-daerah yang tidak akan menggunakan kapasitas penuh. ERP sering juga disebut sebagai Back Office System mengingat karakteristiknya yang bersifat konsolidasi data yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. 

Berbeda dengan Front Office System yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce, Customer Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-lain. Banyak perusahaan multinasional yang telah menerapkan ERP sebagai tulang punggung sistem teknologi informasinya. Banyak juga universitas besar di luar negeri yang menggunakan ERP untuk mengelola administrasi mahasiswa, keuangan, kepegawaian, pembelian, dll

Manfaat dari sistem ERP itu sendiri secara umum :
• Mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik
• Menawarkan sistem terintegrasi didalam perusahaan, sehingga proses dan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien
• Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk
• Memungkinkan melakukan integrasi secara global
• Menghilangkan kebutuhan pemutakhiran dan koreksi data seperti yang terjadi pada sistem yang terpisah
• Memungkinkan manajemen mengelola operasi dan tidak memonitor saja dan lebih mampu menjawab semua pertanyaan yang ada
• Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis bisnis yg berbeda-beda
• Membantu melancarkan pelaksanaan manajemen rantai pasok serta memadukannya
• Memfasilitasi hubungan komunikasi secara internal dan eksternal dalam dan luar organisasi
• Dapat menurunkan kompleksitas aplikasi dan teknologi

IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Untuk dapat melakukan perubahan atas sistem ERP keuangan perusahaan terkait dengan perubahan mata uang fungsional, diperlukan persiapan yang baik dan terperinci untuk memastikan bahwa perubahan tersebut tidak mengganggu operasional perusahaan. Diperlukan kerja sama yang intensif diantara manajemen perusahaan, konsultan teknologi informasi dan external auditor untuk memastikan bahwa proses re-implementasi ERP SAP dapat berjalan sebagaimana direncanakan. Keberhasilan perusahaan untuk merubah paradigma para manajemen dan karyawannya terkait perubahan mata uang fungsional ini menunjukkan bahwa proses persiapan proyek ini telah dilakukan tepat pada waktunya.

4.2. Saran
Untuk dapat sukses dalam melakukan suatu perubahan yang mendasar di sistem ERP perusahaan, perusahaan perlu memperhatikan berbagai kepentingan yang dapat terpengaruh dengan proses implementasi modifikasi ERP keuangannya. Proses migrasi data termasuk menjalankan 2 sistem yang menggunakan mata uang fungsional yang berbeda pada saat yang bersamaan hingga pada dimulainya saat go-live sebaiknya diperhatikan seksama untuk menghindari kesalahan data pelaporan keuangan, mengingat pentingnya laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan bisnis oleh manajemen perusahaan. - Makalah Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

DAFTAR PUSTAKA
1. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 10 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing, Ikatan Akuntan Indonesia, 2010
2. F. Robert Jacobs, F.C. Ted Weston Jr, Enterprise resource planning (ERP) – A brief history, Journal of Operations Management, December 2006
3. Ali Haj Bakry and Saad Haj Bakry, Enterprise resource planning: A review and a STOPE view, International Journal of Network Management, 2005
4. E.M.Shahab, M.W. Shap, L. Supramaniam and T.A. Spedding, Enterprise Resource Planning – An integrated review, The Emerald Research Register, 2008

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel