-->

Iklim, Kondisi Lahan, dan Pengolahan Tanah untuk Budidaya Tanaman Jagung

Jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi yang akhir-akhir ini semakin meningkat pula, jagung biasanya digunakan sebagai pakan dan bahan industri. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan produksi benih jagung nasional dan tampaknya telah membawa hasil yang nyata. 

Iklim, Kondisi Lahan, dan Pengolahan Tanah untuk Budidaya Tanaman Jagung

Budidaya Jagung Hibrida dan bersari bebas memiliki beberapa tahap antara lain sebagai berikut:

Iklim
Faktor-faktor iklim yang terpenting adalah jumlah dan pembagian dari sinar matahari dan curah hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Tempat penanaman jagung harus mendapatkan sinar matahari cukup dan jangan terlindung oleh pohon-Pohonan atau bangunan. Bila tidak terdapat penyinaran dari matahari, hasilnya akan berkurang. Temperatur optimum untuk pertumbuhan jagung adalah antara 23 – 27 C.

Kondisi Lahan 
Jagung di Indonesia kebanyakan ditanam di dataran rendah  baik di tanah tegalan, sawah tadah hujan dan beriirigasi serta sebagian kecil di tanam di dataran tinggi. Tanaman jagung umumnya ditanam pada akhir musim hujan (oktober-nopember) dan menjelang musim kemarau.

Tanah yang baik untuk jagung adalah gembur dan subur, karena tanaman ini memerlukan aerasi dan drainase yang baik. Jagung tumbuh baik pada berbagai jenis tanah asalkan mendapatkan pengelolaan yang baik. Tanah dengan tekstur lempung berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhan. Tanah-tanah dengan tekstur berat masih dapat di tanami jagung dengan hasil yang baik bila pengolahan tanah di kerjakan secara optimal, sehingga aerase dan ketersediaan air dalam tanah berada dalam kondisi baik. 

Kemasaman tanah biasanya erat sekali hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Kemasaman tanah (pH) yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung berkisar antara 5,6 – 7,5 (Aldrich, dkk. 1975)

Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan tempat tumbuh bagi tanaman jagung sehingga perakaran tanaman dapat berkembang dengan baik. Dengan demikian absorbsi hara oleh tanaman berada dalam kondisi optimal. Pengolahan tanah diusahakan agar kondisi air tanah dapat terpelihara dengan baik.

Pada tanah-tanah bertekstur berat, pengolahan tanah sebaiknya dilakukan secara intensif untuk mendapatkan drainase dan aerasi tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman jagung. Untuk menghemat tenaga dan waktu serta memanfaatkan air tersedia dalam tanah, pengolahan tanah secara minimum dapat dilakukan terutama pada tanah bertekstur ringan. Pengolahan tanah secara minimum yaitu dengan merotor atau mencangkul tanah pada barisan yang akan ditanami selebar 40 cm, pda tanah bertekstur ringan tidak memberikan perbedaan hasil yang berarti bila dibandingkan dengan pengolahan tanah secara sempurna/seluruh permukaan tanah.

Setelah pertanaman jagung tumbuh kira-kira 4-5 minggu lalu dilakukan pembumbunan. Pembumbunan, disamping untuk memperbaiki drainase dan aerasi tanah, juga dimaksudkan sekaligus untuk mengurangi gulma yang ada pertanaman jagung. Pembumbunan ini nyata dapat meningkatkan hasil biji jagung. Pembumbunan yang dilakukan pada pertanaman jagung semula tanahnya hanya diolah pada bagian yang akan ditanami saja dan pembumbumbunan juga dapat meningkatkan hasil produksi.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel