Deskripsi, Kandungan Gizi, dan Asal Usul Tanaman Jagung
Jagung Zea mays L. merupakan tanaman berumah satu Monoecious
dimana letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman.
Jagung termasuk tanaman C4 yang mampu beradaptasi baik pada faktor-faktor
pembatas pertumbuhan hasil. Daun tanaman C4 sebagai agen penghasil fotosintat
yang kemudian didistribusikan, memiliki sel-sel seludang pelbuluh yang
mengandung klorofil.
Artikel terkait tentang 'Jagung':
- Pengertian Jagung
- Contoh Abstrak Jagung
- Budidaya Tanaman Jagung
- Asal Usul Tanaman Jagung
- Contoh Pendahuluan Jagung
- Latar Belakang Jagung Untuk Makalah atau Skripsi
- Budidaya Tanaman Jagung Berdasarkan Penelitian
- Taksonomi Tanaman Jagung Lengkap Dengan Morfologinya
- Sifat Botanis (Taksonomi, Syarat Tumbuh, Morfologi) Tanaman Jagung
- Cara Penyerbukan Silang Tanaman Jagung dengan Persilangan Intervariental
Di dalam sel ini terjadi dekarboksilasi malat dan aspartat yang menghasilkan CO2 yang kemudian memasukki siklus calvin membentuk pati dan sukrosa. Di tinjau dari segi kondisi lingkungan, tanaman C4 teradaptasi pada terbatasnya banyak faktor seperti intensitas radiasai surya tinggi dengan suhu siang dan malam yang tinggi, curah hujan yang rendah dengan cahaya musiman tinggi disertai suhu yang tinggi, serta kesuburan tanah yang relatif rendah. Sifat-sifat menguntungkan dari jagung sebagai tanaman C4 antara lain aktifitas fotosintesis pada keadaan normal relatif tinggi, fotorespirasi sangat rendah, transpirasi rendah serta efisien dalam penggunaan air. Sifat-sifat tersebut merupakan sifat fisiologis dan anatomis yang sangat menguntungkan dalam kaitannya dengan hasil.
Kedudukan tanaman jagung dalam taksonomi adalah:
Ordo :
Tripsaceae
Famili :
Poaceae
Sub-famili :
Panicoideae
Genus :
Zae
Spesies : Zea Mays
L.
Tanaman Jagung telah lama dibudidayakan di Indonesia, akan
tetapi rata-rata hasilnya relatif lebih rendah, rendahnya hasil jagung terutama
disebabkan oleh pengelolaan tanah dan tanaman yang belum mencapai kondisi
optimal bagi pertumbuhannya, seperti pemupukan yang belum memadai dan kondisi
lahan yang bersifat masam.
Telah diketahui produksi benih tanaman jagung dapat
dipengaruhi oleh lingkungan seperti iklim dan kondisi lahan, varietas ditanam.
Lahan sebagai tempat tumbuh tanaman perlu mendapatkan perhatian yang seksama.
Kekurangan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dapat diberikan melalui
pemupukan. Takaran, cara dan waktu pemupukan yang tepat dan disertai oleh
pengolahan tanah yang baik, dapat membantu meningkatkan ketersediaan hara yang
diperlukan dan akan memberikan hasil jagung yang lebih tinggi. Pemupukan yang
tepat, berbeda tergantung dari kesuburan dan jenis tanahnya. Bagi lahan-lahan
yang bersifat masam, ketersediaan P dapat ditingkatkan melalui pengapuran
Populasi tanaman juga merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan produksi tanaman.
Populasi tanaman atau jarak tanam erat hubungannya dengan umur varietas jagung
yang ditanam.
Asal Usul Tanaman Jagung
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan
dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama
di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di
Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan
Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai
sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun
tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal
dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari
tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang
dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa
genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Berdasarkan temuan-temuan genetik, antropologi, dan
arkeologi diketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko
bagian selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun
yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000
tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4.000
tahun yang lalu. [1] Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung budidaya (Zea
mays ssp. mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp.
parviglumis). Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7.000
tahun oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama
Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk
menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses
domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang
tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 kultivar
jagung, baik yang terbentuk secara alami maupun dirakit melalui pemuliaan
tanaman
Teori Asal Asia
Tanaman jagung yang ada di wilayah Asia diduga berasal dari
Himalaya. Hal ini ditandai oleh ditemukannya tanaman keturunan jali (jagung
jali, Coix spp) dengan famili Aropogoneae.Kedua spesies ini mempunyai lima
pasang kromosom. Namun teori ini tidak mendapat banyak dukungan.
Teori Asal Andean
Tanaman jagung berasal dari dataran tinggi Andean Peru,
Bolivia, dan kuador. Hal ini dukung oleh hipotesis bahwa jagung berasal dari
Amerika elatan dan jagung Andean mempunyai keragaman genetic yang luas terutama
di daratan tinggi peru. kelemahan teori inia adalah ditemukannya kerabat liar
seperti teosinte di dataran tinggi tersebut. Mangelsdorf seorang ahli biologi
evolusi yang menghususkan perhatian pada tanamn jagung menampik hipotesis ini.
Teori Asal Meksiko
Banyak ilmuwan percaya bahwa jagung berasal dari Meksiko,
karena jagung dan spesies liar jagung teosinte sejak lama ditemukan di daerah
tersebut, dan masih ada di habitat asli hingga sekarang. Ini juga mendukung
ditemukannya fosil tepung sari dan tongkol jagung dalam gua, dan kedua spesies
mempunyai keragaman genetic yang luas. Teosinte dipercaya sebagai nenek moyang
tanaman jagung. Jagung telah dibudidayakan di Amerika Tengah mecsiko bagian
selatan sekitar 8000 – 10.000 tahun yang lalu.dari penggalian di temukan jagung
berukuran kecil, yang diperkirakan usianya mencapai sekitar 7000 tahun. Menurut
pendapat beberapa ahli botani teosinte Zea mays spp.sebagai nenek moyang
tanaman jagung merupakan tumbuhan liar yang berasal dari lembah sungai Balsas.
Lembah di meksiko selatan. Bukti genetic antropologi arkeologi menunjukkan
bahwa daerah asal jagung adalah di Amerika Selatan daerah ini jagung tersebar
dan di tanam di seluruh dunia.
Deskripsi Tanaman Jagung
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan
tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman
jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat
mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga
ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat
menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki
kemampuan ini. Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus
oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah
tangkai putik.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman
8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah
cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang
membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum
dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya
tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas
terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun
tidak banyak mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang.
Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu
tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada
daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma
dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting
dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah
(diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur
khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret
dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian
puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna
kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh
dari buku, di antara batang dan pelepah daun.
Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu
tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas
unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut
sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan
2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
ciri-ciri:
1. panjang
2. berisi
3. ada buahya
Klasifikasi ilmiah
• Kerajaan: Plantae
o (tidak termasuk) Monocots
o (tidak termasuk) Commelinids
• Ordo: Poales
• Famili: Poaceae
• Genus: Zea
• Spesies: Z. mays
• Nama: binomial
Zea mays ssp. maysL.
Jagung (Zea mays L.)merupakan salah satu tanaman pangan
dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama
di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di
Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan
Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai
sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun
tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal
dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari
tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang
dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa
genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi
Kandungan Gizi Tanaman Jagung
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada
pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan
kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan
amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan
amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi
lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui
mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen
dan sukrosa.
Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:
1. Kalori : 355 Kalori
2. Protein : 9,2 gr
3. Lemak : 3,9 gr
4. Karbohidrat : 73,7 gr
5. Kalsium : 10 mg
6. Fosfor : 256 mg
7. Ferrum : 2,4 mg
8. Vitamin A : 510 SI
9. Vitamin B1 : 0,38 mg
10. Air : 12 gr
Dan bagian yang dapat dimakan 90 %. Untuk ukuran yang sama,
meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih rendah, namum mempunyai
kandungan protein yang lebih banyak. Jagung merupakan tanaman semusim (annual).
Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari.
Pemanfaatan
Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini
jagung juga dijadikan sebagai sumber energi alternatif. Lebih dari itu,
saripati jagung dapat diubah menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti
fungsi utama plastik. Salah satu perusahaan di Jepang telah mencampur polimer
jagung dan plastik menjadi bahan baku casing komputer yang siap dipasarkan.
Produksi jagung dan perdagangan dunia
Provinsi penghasil jagung di Indonesia : Jawa Timur : 5 jt
ton; Jawa Tengah : 3,3 jt ton; Lampung : 2 jt ton; Sulawesi Selatan: 1,3 jt
ton; Sumatera Utara : 1,2 jt ton; Jawa Barat : 700 – 800 rb ton, sisa lainnya
(NTT, NTB, Jambi dan Gorontalo) dengan rata-rata produksi jagung nasional 16 jt
ton per tahun
Produsen jagung terbesar saat ini adalah Amerika Serikat
(38,85% dari total produksi dunia), diikuti China 20,97%; Brazil 6,45%; Mexico
3,16%; India 2,34%; Afrika Selatan 1,61%; Ukraina 1,44% dan Canada 1,34%.
Sedangkan untuk negara-negara Uni Eropa sebanyak 7,92% dan negara-negara
lainnya 14,34%. Total produksi jagung pada tahun 2008/2009 adalah sebesar 791,3
juta MT