-->

[Jawaban] Masa Kejayaan Bani Umayyah Terwujud Ketika Dipimpin Oleh

Berikut jawaban terbaik dari pertanyaan "masa kejayaan bani umayyah terwujud ketika dipimpin oleh?"

Jawaban:
Masa kejayaan Bani Umayyah terwujud ketika dipimpin oleh Walid bin Abdul Malik, Setelah wafatnya Abdul Malik bin Marwan, pemerintahan dipimpin oleh Al-Walid bin Abdul Malik, mada masa kekuasaaanya. Kekuasaan Islam melangkah ke Spanyol dibawah kepemimpinan pasukan Thariq bin Ziyad ketika Afrika Utara dipegang oleh gubernur Musa bin Nusair. Karena kekayaan melimpah ruah maka ia menyempurnakan pembangunan-pembangunan gedung-gedung, pabrik-pabrik, dan jalan-jalan dengan sumur. Ia membangun masjid al-Amawi yang diterkenal hingga sekarang di Damaskus, membangun masjid al-Aqsha di Yerussalem, serta memperluas masjid Nabawi di Madinah. Ia juga melakukan penyantunan kepada para yatim piatu, fakir miskin, dan penderita cacat. Ia membangun rumah sakit bagi penderita kusta di Damaskus. 

[Jawaban] Masa Kejayaan Bani Umayyah Terwujud Ketika Dipimpin Oleh

Selain itu, ia memberikan penerangan di Damaskus, memperbaiki jalan-jalan, mendirikan sumur-sumur untuk mengambilan minyak serta ia sangat memperhatikan fakir miskin.   

Dinasti bani Umayyah merupakan pemerintahan kaum Muslimin yang berkembang setelah masa Khulafa al-Rasyidin yang dimulai pada tahun 41 H/661 M.  Dinasti Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb. Nama Dinasti Umayyah dinisbahkan kepada Umayyah bin Abd Syams bin Abdu Manaf. Silsilah keturunan Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf bertemu dengan Nabi Muhammad SAW pada Abdi Manaf. Keturunan Nabi dipanggil dengan keluarga Hasyim (Bani Hasyim), sedangkan keturunan Umayyah disebut dengan keluarga Umayyah (Bani Umayyah). Oleh karena itu, Muawiyah dinyatakan sebagai pembangun Dinasti Umayyah.  Baca: [Lengkap] Makalah Masa Kejayaan Islam Yang Dinanti Kembali

Muawiyah selain sebagai pendiri juga sebagai khalifah pertama Bani Umayyah. Muawiyah dipandang sebagai pembangun dinasti ini, oleh sebagian sejarawan dipandang negatif sebab keberhasilannya memperoleh legalitas atas kekuasaannya dalm perang saudara di Shiffin. Terlepas dari itu dalam diri muawiyah terkumpul sisifat-sifat sorang penguasa, politikus, dan administrator.2 

Keberhasilan Muawiyah mendirikan Dinasti Umayyah bukan hanya kemenangan diplomasi dalam peran Shiffin dan terbunuhnya Ali bin Abi Thalib melainkan sejak semula Muawiyah memiliki “basis rasional” yang solid sebagai landasan pembangunan masa depan. Selain itu ia mendapatkan dukungan yang kuat dari Suriah dan keluarga Bani Umayyah, ia merupakan seorang administrator yang sangat bijaksana dalam menempatkan para pejabat-pejabatnya serta ia memiliki kemampuan yang menonjol sebagai negarawan sejati.3   

Keberhasilan yang diraih 


1. Wilayah Kekuasaan dan Perpolitikan 
Ekspansi politik Islam yang terhenti pada masa Khalifah Usman dan Ali dilanjutkan kembali oleh dinasti ini. Terutama pada masa Abdul Malik bin Marwan dan Al- Walid bin Abdul Malik. Ekspansi ini terbagi kepada dua aah yakni ke barat yang meliputi wilayah Afrika Utara, Spayol dan Prancis, dan wilayah Timur meliputi Asia Tengah dan India.  

Ekspansi daulan Bani Umayyah dimulai sejak zaman Muawiyah dengan  ditaklukkannya Tunisia. Di sebelah timur Muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai Oxus dan Afganistan sampai Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan-serangan ke ibu kota Bizantium, Konstantinopel.  

Abdul Malik bin Marwan melanjutkan ekspansi ke timur, pasukannya menyebrangi Oxus dan berhasil menaklukan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand. Tentaranya bahkan ke India dan dapat mengusai Balukhistan, Sind, dan daerah Punjab sampai Maltan.  Baca: Makalah Tentang Rekening Bank [Tersedia File Doc]

Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjudkan oleh al-Walid bin Abdul Malik, pada masanya tercatat bahwa ekpedisi militer dari Afrika Utara menuju barat daya benua Eropa. Setelah ditundukkannya al-Jazair dan Marokko. Thariq bin Ziyad membuka jalan ekspansi ke Spanyol, dengan cepat ibukota Spanyol, Cordova dengan cepat dikuasai dan diteruskan ke beberapa wilayah disekitarnya meliputi Seville, Grenada, Elvira, Arkhidona, Malaga, dan Toledo.   

Berikutnya di zaman Umar bin Abdul Aziz, ekspansi dilanjutkan ke Prancis melalui pegunungan Pinaree. Penyerangan ke wilayah Bordean, Poities dipimpin oleh Abd Rahman bin Abdullah al-Ghafiqi, yang kemudian terbunuh dalam menyerang Tours, sehingga pasukannya ditarik kembali ke Spanyol. Di samping daerah-daerah tersebut umat Islam telah menaklukkan beberapa pulau yang ada di Laut Tengah, di antaranya Majorca, Corsica, Crete, Rhodes dan sebagian Sicilia.28 

Dengan demikian maka meluaslah wilayah kekuasaan Islam yang meliputi Spayol, Afika Utara, Syriah, Palestim, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, dan daerah yang sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.  

Di samping keberhasilan tersebut Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan berbagai bidang, dalam bidang politik, bani Umayyah menyusun tata pemerintahan yang sama sekali baru, untuk memenuhi tuntutn perkembangan wilayah dan administrasi kenegaraan yang semakin komplek. Selain mengangkat majelis Penesihat sebagai pendamping, Khalifah Bani Umayyah dibantu oleh beberapa sekretaris yakni: 
• Katib ar-Rasail, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan administrasi dan surat menyurat dengan para pembesar setempat. 
• Katib al-Kharaj, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan penerimaan dan pengeluaran negara. 
• Katib al-Jundi, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan segala hal yang berkaitan dengan ketentaraan. 
• Katib asy-Syurtah, sekretaris yang bertugas sebagai pemeliharaan keamanan dan ketertiban umum. 
• Katib al-Qudat, sekretaris yang menyelenggarakan tertib hukum melalui badan-badan peradilan dan hukum setempat. Baca: Kumpulan Makalah Pertumbuhan Kacang Hijau [Paling Lengkap]

2. Perkembangan Keilmuan 
Selama periode kekuasaan Dinasti Umayyah, dua kota Hijaz, Makkah dan Madinah, menjadi tempat berkembangnya musik, lagu, dan piusi. Sementara itu, kota kembar di Irak, Basrah dan Kufah berkembang menjadi pusat aktifitas intelektual di dunia Islam.31 Selain itu kota pusat berkumpulnya para pujangga, filsuf, ulama, penyair dan cendekiawan lainnya betempat di Marbad, kota satelit di Damaskus.  Pada masa dinasti 

Umayyah ini terdapat beberapa ilmu yang berkembang di antaranya:33 
a. Pengembangan Bahasa Arab 
Para penguasa dinasti Umayyah memperkuat kepemimpinannya dengan mengembangkan bahasa Arab di seluruh wilayah kerajaan Islam. Upaya tersebut dilakukan  dengan menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi dalam tata usaha negara dan pemerintahan sehingga pembukuan dan surat-menyurat harus menggunakan bahasa Arab.  

b. Ilmu Qiraat 
Ilmu Qiraat adalah ilmu seni baca al-Quran. Ilmu ini merupakan ilmu syariat tertua yang mulai dikembangkan pada masa Khulafa Rasyidin. Pada dinasti ini lahir para ahli qiraat ternama salah satunya Abdullah bin Qusair dan Ashim bin Abi Nujum. 

c. Ilmu Tafsir 
Salah satu bukti perkembangan ilmu tafsir pasa masa ini yakni dibukukannya ilmu tafsir oleh Mujahid. 

d. Ilmu Hadits  
Ketika kaum Muaslimin telah berusaha memahami al-Quran mereka juga mengeluti hadits-hadits Rasulullah. Sehingga timbullah usaha untuk mengumpulkan hadits, menelidiki asal-usulnya, hingga akhirnya menjadi satu ilmu yang berdiri sendiri yang dinamakan ilmu hadits. Di antara ahli hadits yang terkenal pada masa ini yakni al-Auzi Abdurrahman bin Amru, Hasan Basri, Ibnu Abu Malikah, Asya’bi Abu Amru Amir bin Syurahbil. 

e. Ilmu Fiqh 
Pada awal mulanya perkembangan ilmu fiqh didasari pada dibutuhkannya adanya peraturan-peraturan sebagi pedoman dalam menyelesaikan berbagai masalah. Al-Quran dan hasits dijadikan sebagai dasar fiqh Islam. diantara ahli fiqh yang terkenah adalah Sa’ud bin Musib, Abu Bakar bin Abdurahman, Qasim Ubaidillah, Urwah, dan Kharijah. 

f. Ilmu Nahwu 
Dengan meluasnya wilayah Islam dan didukung dengan adanya upaya Arabisasi maka ilmu tata bahasa Arab sangat dibutuhkan. Sehingga dibukukanlah ilmu nahwu dan menjadi salah satu ilmu yang penting untuk dipelajari. Salah satu tokoh yang legendaris adalah Abu alAswad al-Du’ali yang berasal dari Baghdad. Salah satu jasa dari AlDu’ail adalah menyusun gramatika Arab dengan memberikan titik pada huruf-huruf hijaiyah yang semula tidak ada.  

g. Ilmu Geografi dan Tarikh 
Geografi dan tarikh pada masa ini telah menjadi cabang ilmu tersendiri. Dalam melalui ilmu tarih mereka mengumpulkan kisah tentang Nabi dan para Sahabatnya yang kemudian dijadikan landasan bagi penulisan buku-buku tentang penaklukan (maghazi) dan biografi (sirah). Munculnya ilmu geografi dipicu oleh berkembangnya dakwah Islam ke daerah-daerah baru yang luas dan jauh. 

h. Usaha Penterjemahan 
Pada masa ini dimulau usaha penterjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dari bahasa-bahasa lain ke dalam bahasa Arab. Ini merupakan rintisan pertama dalam penerjemahan buku yang kemudian dilanjutkan dan berkembang pesat pada masa Dinasti Abbasiyah. Buku-buku yang diterjemahkan pada masa ini meliputi buku-buku tentang ilmu kimia, ilmu astronomi, ilmu falak, ilmu fisika, ilmu kedokteran, dan lain-lain. Baca: Makalah Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing [Lengkap]

3. Seni dan Budaya 
Pada masa bani Umayah ini berkembang seni Arsitektur terutama setelah ditaklukkananya spanyol oleh Thariq bin Ziyat. Ekspresi seni ini diwujudkan pada bangunan-bangunan masjid yang didirikan mada masa ini. Arsitektur bangunannya memadukan antara budaya Islam dengan budaya sekitar. Bukti perkembangan arsitektur pada masa ini  nampak seperti pada Kuba batu Masjidil al-Aqsha yang dikenal dengan Dome or The Rock (Qubah Ash-Shakhra) di Yerusalem, bangunan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi yang disempurnakan bangunannya pada masa Umar bin Abdul Aziz, menaramenara yang didirikan oleh al-Walid di Suria dan Hijaz, bangun gereja yang diperbaiki dan diubah fungsinya oleh al-Walid menjadi masjid, serta istanaistana kecil dan rumah-rumah peristiratan pada khalifah dan anak-anaknya.  

Selain arsitektur juga berkembang seni rupa dan musik. Seni rupa berupa lukisan yang terlihat pada ukiran dinding bangunan. Para pelukis disebut dengan mushawwirun. Sedangkan dalam lagu dan nyanyian sebenarnya telah berkembang pada masa pra islam dengan adanya lagu kemenangan, perang, keagamaan dan cinta serta terdapat beberapa alat musik berupa tabur segi empat (duff), seruling (qashabah), suling rumput (zamr). Musisi terkenal pada masa ini salah satunya adalah Said ibn Misjah, Ibn Surayjsab Ibn Muhriz.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel