-->

[Lengkap] Makalah Masa Kejayaan Islam Yang Dinanti Kembali

MASA KEJAYAAN ISLAM YANG DINANTI 


RIFKA ADELINA 

XI TKJ 1 


[Lengkap] Makalah Masa Kejayaan Islam Yang DiNanti


Telkom School Medan 

2018 


KATA PENGANTAR 

Dengan menyebut nama Allah S.W.T yang Maha Pengasih lagi Maha 

Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan Inayah-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai tanpa ada hambatan yang berarti. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W, beserta keluarga dan para sahabatnya, dan juga kepada kita semua selaku umatnya yang Insya Allah selalu mengikuti ajaran Sunnahnya. 

Makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran “Pendidikan Agama Islam” di SMK Telkom Medan. 

Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis, sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. 



Medan, 14 April 2018 

Penulis 


DAFTAR ISI 


BAB I 

PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 

Seperti peradaban lain, Islam juga mengalami banyak periode dalam sejarah. Ada satu periode dimana Islam sangat menunjukkan eksistensinya di Eropa, bahkan di dunia. Periode tersebut terjadi pada saat para filsuf, ilmuwan, dan tokoh muslim bisa memberikan banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan. 

Sebaliknya, pada masa itu bangsa Eropa sedang pada keadaan yang kita kenal dengan sebutan Zaman Kegelapan (Dark Ages), yang merupakan sebuah zaman antara runtuhnya Kekaisaran Romawi dan Renaisans atau munculnya kembali peradaban lama. Dimana dominasi gereja sangatlah besar sehingga setiap kebenaran (Ilmu Pengetahuan) harus sesuai dengan paham gereja. Dengan kata lain, tidak setiap individu berhak berpendapat karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapat dan keputusan adalah para ahli agama Katolik. 

Hal tersebut menyebabkan terisolasinya ilmu pengetahuan dari manusia. Padahal sekitar 300 SM atau yang kita kenal dengan istilah Zaman Keemasan, seni dan budaya di Eropa mengalami kemajuan pesat. Pada saat itu juga yang merupakan Kekaisaran Romawi, dimana ilmuwan – ilmuwan Yunani mengembangkan filsafat, sementara orang – orang Romawi mengembangkan birokrat yang sampai saat ini gagasan – gagasan dari peradaban tersebut masih digunakan. 

Ketika bangsa Eropa sedang mengalami Zaman Kegelapan, masyarakat Islam justru mengalami kemajuan dalam bidang filsafat, ilmu pengetahuan, dan Teknologi. Para ilmuwan Islam mengambil ilmu – ilmu yang ada di Yunani dan Romawi kemudian diterjemahkan dalam Bahasa Arab. Sering kita ketahui, bahwa jauh sebelum Islam dibawa oleh Rasulullah S.A.W, kota Mekkah merupakan pusat perdagangan di Jazirah Arab, Nabi Muhammad S.A.W sendiri juga berasal dari golongan pedagang. Pengaruh yang dipegang oleh para pedagang Muslim dalam jalur perdagangan Afrika-Arab dan Asia-Arab sangat besar dan penting. Hal tersebut membuat peradaban Islam tumbuh dan berkembang dengan berdasarkan pada perekonomian dagangnya. 


1.2 Rumusan Masalah 

Perumusan masalahnya meliputi : 

a. Bagaimana Proses masa kejayaan Islam? 

b. Bagaimana cara Islam berkembang? 

c. Apa saja penemuan – penemuan hebat yang ditemukan pada masa kejayaan islam? 

d. Siapa saja tokoh – tokoh yang berpengaruh pada masa kejayaan islam? 

e. Bagaimana Cara islam meraih kembali kejayaannya? 

1.3 Tujuan Penulisan 

Makalah ini penulis buat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Telkom Medan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan mengingat kembali tentang bagaimana masa kejayaan islam dan hebatnya islam pada masa – masa kejayaannya. Serta untuk mengetahui penemuan – penemuan dan tokoh – tokoh hebat pada masa kejayaan islam. 

Dengan harapan setelah membaca makalah ini, pembaca dapat memahami tentang masa kejayaan islam dan dapat mengambil pelajaran dari sejarah yang sudah diketahui. Dan juga termotivasi akan masa kejayaan islam yang dimana pada saat itu, islamlah yang menguasai dunia dengan kekuatan, teknologi, seni, budaya, dan juga filsafatnya. 


BAB II 

PEMBAHASAN 
2.1 Masa Kejayaan Islam yang Dinantikan Kembali 

Zaman Kejayaan Islam (750 M – 1258 M) adalah masa ketika para filsuf, ilmuwan, dan insinyur di dunia Islam menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan, baik dengan menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan menambahkan penemuan dan inovasi mereka sendiri. 

selama 500 tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu 

pengetahuan, dan peradabannya yang tinggi (Jacques C.Reister) 

Cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh proses regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan peradaban islam yang menjadi ‘dinamo’-nya, Barat bukanlah apa-apa (Montgomery Watt). 

Peradaban berhutang besar pada Islam (Presiden AS, Barack Obama) 

Pernyataan dari dua Cendikiawan Barat dan dari orang nomor satu Amerika Serikat ini menggambarkan bahwa siapapun yang jujur melihat sejarah tak akan bisa mengelak untuk mengakui keagungan peradaban islam pada masa lalu dan kontribusinya bagi perkembangan dunia, termasuk Dunia Barat. Meski banyak ditutup – tutupi, pengaruh peradaban Islam terhadap kemajuan Barat saat ini tetaplah nyata. 

Lalu, dimanakah kejayaan itu saat ini? Padahal Islam memiliki masa lalu yang sangat bersinar dan gemilang, serta banyak memengaruhi perkembangan peradaban dunia. Hal ini merupakan realitas sejarah. Dengan “mengingat” kembali masa masa kejayaan dulu, diharapkan umat islam akan mampu melihat kembali kebesaran peradaban Islam pada masa lalu sekaligus mengembalikan potensi untuk hadir pada masa kini dan masa yang akan datang untuk kedua kalinya. 

Karena itu, selain mengingat masa lalu, diharapkan ada upaya untuk membawa kembali masa kejayaan tersebut di tengah – tengah eksistensi peradaban Barat saat ini. Peradaban itu sesungguhnya saat ini mulai tampak kerapuhannya dan makin kelihatan tanda – tanda kemundurannya. 

Waktu terus berjalan, dan tidak akan pernah membawa kita kembali ke masa lalu. Begitu juga peristiwa sejarah. Seharusnya kita bisa memperbaiki dan memprediksi kejadian yang akan datang dengan belajar dari masa lalu. Masa lalu memberi kita banyak pelajaran, salah satunya adalah bahwa di dunia ini tidak ada yang bertahan selamanya, kecuali Allah S.W.T. 

Oleh karena itu, kita harus belajar dari masa lalu dan menjadikannya guru terhebat dalam pelajaran hidup. Dengan belajar dan berkaca dari masa lalu kejayaan Islam, jika kita menyatukan semua kekuatan kita dan tidak terpecah – belah, Insya Allah, masa kejayaan tersebut akan bersama kita lagi. 

2.2 Sejarah Masa Kejayaan Islam 

Sejarah perjuangan umat islam dalam pentas peradaban dunia berlangsung sangat lama, lebih kurang sekitar 13 Abad, yaitu sejak masa kepemimpinan Rasulullah S.A.W di Madinah dan dilanjutkan oleh Daulah Khulafaur Rasyidin (632-661 M) sampai tumbangnya kekhalifahan Turki Utsmani pada tanggal 28 Rajab pada tahun 1342 H atau bertepatan dengan tanggal 3 Maret 1924 M. Pada masa – masa kejayaan dan puncak keemasan Islam, banyak terlahir Ilmuwan berkaliber Internasional yang telah menorehkan karya – karya luar biasa dan bermanfaat bagi umat manusia. 

Era tersebut terjadi selama kurang lebih 700 tahun, dimulai dari abad 6 M – abad 12 M. Pada saat itu kendali peradaban dunia berada di tangan umat Islam. 

Saat berjayanya peradaban umat islam, semangat pencarian ilmu sangat kental dalam kehidupan sehari – hari. Semangat pencarian ilmu yang berkembang menjadi tradisi intelektual secara historis dimulai dari pemahaman terhadap Al-Qur’an yang diwahyukan kepada Rasulullah S.A.W yang kemudian dipahami, ditafsirkan, dan dikembangkan oleh para sahabat, Tablin, Tabi’ Tabiin, dan para ulama yang datang kemudian dengan merujuk pada Sunnah Nabi Muhammad S.A.W. 

Adapun masa – masa kejayaan dan keemasan peradaban Islam dapat dikelompokkan sebagai berikut : 

Era Rasulullah S.A.W (622-632 M) dan Periode Khulafaur Rasyidin (632-661 M) 

Kesuksesan Rasulullah S.A.W dalam membangun peradaban Islam yang tiada taranya dalam sejarah dicapai dalam kurun waktu 23 tahun, yaitu 13 tahun langkah persiapan pada periode Mekkah (Makkiyah) dan 10 tahun pada periode Madinah (Madaniyah). Periode 23 tahun merupakan rentang waktu kurang dari 1 generasi, dimana pada masa itu, Beliau telah berhasil memegang kendali kekuasaan atas bangsa – bangsa yang lebih tua peradabannya saat itu, khususnya Romawi, Persia, dan Mesir. 

Seorang ahli pikir Perancis bernama Dr. Gustave Le Bone mengatakan : “Dalam satu abad atau 3 keturunan, tidak ada bangsa – bangsa manusia dapat mengadakan perubahan yang berarti. Bangsa Perancis memerlukan 30 keturunan atau 1000 tahun baru dapat membentuk suatu masyarakat yang beridentitas Perancis. Hal ini juga terdapat pada seluruh bangsa dan umat tanpa kecuali selain dari umat Islam, sebab Muhammad sang Rasul sudah dapat membangun suatu masyarakat baru dalam tempo satu keturunan (23 tahun) yang tidak dapat ditiru atau diperbuat oleh orang lain”. 

Masa kerasulan Nabi Muhammad S.A.W pada akhir periode Madinah merupakan puncak peradaban Islam, karena disitulah sistem Islam disempurnakan dan ditegakkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sebagaimana Firman Allah S.W.T yang terdapat dalam Al – Qur’an. 

“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”. (QS. AlMaidah : 3) 

Generasi pada masa itu merupakan generasi terbaik sebagaimana Firman Allah S.W.T. : 

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”. (QS. Ali-Imran : 110) 

Periode Daulah Umayyah (661-750 M) 

Masa Daulah Umayyah berlangsung selama lebih kurang 90 tahun. Beberapa orang khalifah besar Bani Umayyah ini adalah Muawiyah bin Abi Sufyan (661-680 M), Abdul Malik bin Marwan (685-705 M), Al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M), Umar bin Abdul Aziz (717-720 M), dan Hasyim bin Abdul Malik (724-743 M). 

Awal berlangsungnya periode Daulah Umayyah lebih memprioritaskan pada perluasan wilayah kekuasaan. Ekspansi wilayah yang sempat terhenti pada masa Khalifah Utsman bin Affan dan Khalifah Ali bin Abi Thalib dilanjutkan kembali oleh Daulah Umayyah. Pada zaman Muawiyah, Tunisia ditaklukkan. Di sebelah Timur, Muawiyah dapat mengusai daerah Khurasan sampai ke Sungai Oxus dan 

Afghanistan sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan – serangan ke Konstantinopel, ibu kota Byzantium. Ekspansi ke Timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh Khalifah Abdul Malik. 

Ekspansi ke Barat secara besar – besaran dilanjutkan pada zaman Al-Walid bin Abdul Malik. Masa pemerintahan Walid adalah masa ketenteraman, kemakmuran, dan ketertiban, dimana umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih 10 tahun, tercatat bahwa pada tahun 711 M dilakukan suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah Barat Daya, Benua Eropa. Setelah Aljazair dan Maroko dapat ditundukkan, Tariq bin Ziyad, panglima pasukan Islam, dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Maroko dengan Benua Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Pasukan Islam memperoleh kemenangan dengan mudah karena mendapat dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa. Baca: Makalah Sistem Ekskresi Pada Manusia [Materi Paling Lengkap]

Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di Timur maupun Barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini sangat luas. Daerah – daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, Sebagian Asia kecil, Persia, Afghanistan, daerah yang saat ini disebut Pakistan, Turkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah. 

Disamping ekspansi kekuasaan Islam, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan di berbagai bidang. Pada bidang pengembangan keilmuan, diawali dengan mengeluarkan sebuah kebijakan strategis, dimana diperintahkan penggunaan Bahasa Arab sebagai Bahasa resmi administrasi pemerintahan dan kenegaraan di seluruh wilayah Islam, termasuk dalam berbagai administrasi kenegaraan lainnya. Pada perkembangan selanjutnya, Bahasa Arab menjadi Bahasa Umum sebagai Bahasa Pengantar dunia (Lingua Franca), juga menjadi Bahasa Diplomatik antar Bangsa diantara Barat dan Timur bahkan berkembang menjadi Bahasa Ilmiah sampai kepada Zaman Renaissance. 

Pada bidang lainnya, pembangunan yang dilakukan Muawiyah diantaranya mendirikan Dinas Pos dan tempat – tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata dan mencetak mata uang. Pada masanya, jabatan khusus seorang hakim (Qadhi) mulai berkembang menjadi profesi tersendiri. 

Pada lapangan perdagangan yakni pada saat peradaban Islam telah menguasai dunia perdagangan sejak permulaan Daulah Umayyah, dimana pesisir Lautan Hindia sampai ke Lembah Sind, sehingga terjalin kesatuan wilayah yang luas dari Timur sampai Barat yang berimplikasi terhadap lancarnya lalu-lintas dagang di dataran antara Cina dengan dunia belahan Barat Pegunungan Thian Shan melalui Jalan Sutera (Silk Road), yang kemudian terbuka pula jalur perdagangan melalui Teluk Persia dan Teluk Aden yang menghubungkannya dengan kota – kota dagang di sepanjang pesisir Benua Eropa, menyebabkan “Kebutuhan Eropa pada saat itu amat bergantung pada kegiatan dagang di dalam wilayah Islam”. 

Periode Daulah Abbasiyah (750 M – 1258 M) 

Masa kedaulatan Abbasiyah berlangsung selama 508 tahun, sebuah rentang sejarah yang cukup lama dalam sebuah peradaban. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbasiyah menjadi 5 Periode : 

1) Periode pertama (750-847 M), disebut periode pengaruh Persia pertama 

2) Periode kedua (847-945 M), disebut periode pengaruh Turki pertama 

3) Periode ketiga (945-1055 M), masa kekuasaan Dinasti Buwaih dalam pemerintahan Khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua 

4) Periode keempat (1055-1194 M), masa kekuasaan Dinasti Bani Seljuk dalam pemerintahan Khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Turki kedua 

5) Periode kelima (1194-1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Baghdad. 

Tidak seperti pada periode Umayyah, periode pertama Daulah Abbasiyah lebih mengutamakan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam daripada perluasan wilayah. Fakta sejarah mencatat bahwa masa kedaulatan Abbasiyah merupakan pencapaian cemerlang di dunia Islam pada bidang Sains, Teknologi, dan Filsafat. Pada saat itu dua pertiga bagian dunia dikuasai oleh kekhalifahan Islam. 

Periode Kekhalifahan Turki Utsmani Sampai Keruntuhannya 

Pada masa kekhalifahan Utsmaniyah, para ahli sejarah sepakat bahwa zaman Khalifah Sulaiman Al-Qanuni (1520-1566 M) merupakan zaman kejayaan dan kebesaran yang pada masanya telah jauh meninggalkan negara – negara Eropa di bidang Militer, Sains, dan Politik. 

Pasca berakhirnya kekuasaan Daulah Abbasiyah, kepemimpinan Islam berlanjut dengan kepemimpinan Daulah Utsmaniyah yang juga dikenal dengan sebutan Kesultanan atau Kekaisaran turki Ottoman, didirikan oleh Bani Utsman, yang selama lebih dari 6 abad kekuasaannya (1299-1923 M) dipimpin oleh 36 orang Sultan, sebelum akhirnya runtuh dan terpecah menjadi beberapa negara kecil. 
2.3 Tokoh – Tokoh pada Masa Kejayaan Islam 

Ibnu Rusyd 

Ibnu rusyd (1126 – Marrakesh, Maroko, 10 Desember 1198) adalah seorang filsuf dari Spanyol (Andalusia). Nama lengkapnya adalah Abu Walid Muhammad bin Rusyd. Ia lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520 Hijriah (1128 Masehi). 

Ayah dan kakek Ibnu Rusyd adalah hakim – hakim terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang anak yang mempunyai banyak minat dan talenta. 

Dia mendalami banyak ilmu, seperti kedokteran, hokum, matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mandalami filsafat dari Abu Ja’far Harun dan Ibnu Baja. Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai hakim dan fisikawan. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan hukum. Baca: Makalah Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing [Lengkap]

Karya – karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran, dan fiqih dalam bentuk karangan, ulasan, essai, dan resume. Hampir semua karya – karyanya diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya – karya aslinya sudah tidak ada. 

Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami oleh orang Eropa pada abad pertengahan, dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan sifat keberagamaannya. Karya – karya Ibnu Rusyd : 

• Bidayat Al-Mutjahid (Kitab ilmu Fiqih) 

• Kulliyaat fi At-Tib (Buku Kedokteran) 

• Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at (Perihal perkataan – perkataan dalam hal kebijaksanaan dan syariat) 

Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali 

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Ath-Thusi Asy-Syafi’I (Thus, 1058 M / 450 H – Thus, 1111 M / 14 Jumadil Akhir 505 H) adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia. Ia berasal dari keluarga yang miskin. Imam AlGhazali adalah seorang ulama, ahli piker, ahli filsafat islam yang terkemuka dan banyak memberi sumbangan bagi perkembangan serta kemajuan manusia. 

Beliau dididik dalam keluarga dan guru yang zuhud (hidup sederhana dan tidak tamak terhadap duniawi). Beliau belajar di Madrasah Imam Al-Juwaeni. 

Setelah beliau menderita sakit, beliau ber-khalwat (Mengasingkan diri dari khalayak ramai dengan niat beribadah serta mendekatkan diri kepada Allah S.W.T) dan kemudian menjalani kehidupan tasawuf selama 10 tahun di Damaskus, Jerusalem, Mekah, Madinah, dan Tus. 

Adapun jasa – jasa beliau terhadap umat islam antara lain : 

a) Memimpin Madrasah Nizamiyah di Baghdad dan sekaligus sebagai guru besarnya 

b) Mendirikan madrasah untuk para calon ahli Fiqih di Thus 

c) Menulis berbagai macam buku yang jumlahnya mencapai 288 buah, mengenai tasawwuf, teologi, filsafat, logika, dan fiqih. Diantara bukunya yang terkenal, yaitu Ihya ‘Ulum Ad-Din, yakni membahas masalah – masalah ilmu Aqidah, ibadah, akhlak, dan tasawwuf berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits 

Al-Ghazali merupakan ulama yang sangat berpengaruh di dunia Islam sehingga mendapat gelar Hujjatul Islam (Bukti kebenaran Islam) 

Al-Kindi 

Abu Yusuf Ya’qub Ibn ‘Ishaq As-Sabbah Al-Kindi (Lahir 801 – wafat 873). Dikenal sebagai filsuf pertama yang lahir dari kalangan Islam. Semasa hidupnya, selain bisa berbahasa Arab, ia mahir berbahasa Yunani. Banyak karya – karya para filsuf Yunani diterjemahkannya dalam Bahasa Arab, antara lain karya Aristoteles dan Plotinos. 

Ia adalah filsuf berbangsa Arab dan dipandang sebagai filsuf Muslim I. Secara etnis, Al-Kindi lahir dari keluarga berdarah Arab yang berasal dari suku besar daerah Jazirah Arab Selatan. Al-Kindi telah menulis banyak karya dalam berbagai disiplin ilmu, dari metafisika, etika, logika, dan psikologi, hingga ilmu pengobatan, farmakologi, matematika, astrologi, dan optik, juga meliputi topik praktis seperti parfum, pedang, zoologi, kaca, meteorologi, dan gempa bumi. 

Diantaranya ia sangat menghargai matematika. Hal ini disebabkan karena matematika bagi Al-Kindi adalah muqaddimah bagi siapa saja yang ingin mempelajari filsafat. Muqaddimah ini begitu penting sehingga tidak mungkin bagi seseorang untuk mencapai keahlian dalam filsafat tanpa terlebih dahulu menguasai matematika. Matematika disini meliputi ilmu tentang bilangan, harmoni, geometri, dan astronomi. 

Yang paling utama dari seluruh cakupan matematika di sini adalah ilmu bilangan atau aritmetika karena jika bilangan tidak ada, maka tidak akan ada sesuatu apapun. 

Ia mendefinisikan filsafat sebagai pengetahuan tentang segala sesuatu sejauh jangkauan pengetahuan manusia. 

Al-Farabi 

Abu Nasir Muhammad bin Al-Farakh Al-Farabi adalah ilmuwan dan filsuf 

Islam berasal dari Farab, Kazakhstan. Ia juga dikenal dengan nama Abu Nasir AlFarabi. Ayahnya seorang opsir tentara Turki keturunan Persia, sedangkan ibunya berdarah Turki asli. Sejak dini, ia digambarkan memiliki kecerdasan istimewa dan bakat besar untuk menguasai hamper setiap subyek yang dipelajari. Pada masa awal pendidikannya, Al-Farabi belajar Al-Qur’an, tata Bahasa, kesusasteraan, ilmu-ilmu agama (Fiqih, tafsir, dan ilmu Hadits) dan aritmetika dasar. 

Pada tahun 920 M, Al-Farabi kemudian mengembara di kota Harran yang terletak di Utara Syria, dimana saat itu Harran merupakan pusat kebudayaan Yunani di Asia kecil. Ia kemudian belajar filsafat dari filsuf kristen terkenal yang bernama Yuhana bin Jilad. 

Tahun 940 M, Al-Farabi melanjutkan pengembaraannya ke Damaskus dan bertemu dengan Sayf Al-Dawla Al-Hamdanid, kepala daerah (distrik) Aleppo. Kemudian Al-Farabi wafat di kota Damaskus pada usia 80 tahun pada masa pemerintahan Khalifah Al-Muthi (Dinasti Abbasiyah). 

Al-Farabi adalah seorang komentator filsafat Yunani yang ulung dalam dunia islam. Meskipun kemungkinan besar ia tidak bisa berbahasa Yunani, ia mengenal para filsuf Yunani, diantaranya Plato, Aristoteles, dan Plotinus dengan baik. 

Kontribusinya terletak di berbagai bidang seperti matematika, filosofi, pengobatan, bahkan musik. Ia juga dapat memainkan dan telah menciptakan berbagai alat musik. 

Selama hidupnya, Al-Farabi banyak berkarya. Jika ditinjau dari ilmu pengetahuan, karya – karya Al-Farabi dapat ditinjau menjadi 6 bagian, yaitu : 
1. Logika 
2. Ilmu – ilmu matematika 
3. Ilmu alam 
4. Teologi 
5. Ilmu politik dan kenegaraan 
6. Bunga rampai (Kutub Munawwa’ah) 

Karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau negara utama) yang membahas tentang pencapaian kebahagiaan melalui kehidupan politik dan hubungan antara rezim yang paling baik menurut pemahaman Plato dengan hukum illahiah Islam. 

Ibnu Sina 

Ibnu Sina (980-1037) adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan dokter kelahiran Persia. Ia juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, dia adalah “Bapak Pengobatan Modern”. Karyanya yang sangat terkenal adalah Al-Qanun fi At-Tibb yang merupakan referensi di bidang kedokteran selama berabad – abad. 

Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak diantaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Ia lahir pad zaman keemasan peradaban islam yang pada zaman tersebut ilmuwan – ilmuwan muslim banyak menerjemahkan teks ilmu pengetahuan dari Yunani, Persia, dan India. Pengembangan ilmu pengetahuan pada masa ini meliputi matematika, astronomi, aljabar, trigonometri, dan ilmu pengobatan. Baca: Kumpulan Makalah Pertumbuhan Kacang Hijau [Paling Lengkap]

Jumlah karya yang ditulis Ibnu Sina diperkirakan antara 100 – 250 buah judul. Kualitas karyanya yang begitu luar biasa dan keterlibatannya dalam praktik kedokteran, mengajar, dan politik menunjukkan tingkat kemampuan yang luar biasa. Beberapa karyanya yang sangat terkenal antara lain : 
1. Qanun fi Thib (Canon of Medicine) 
2. Asy-Syifa (Terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan) 
3. An-Najat 
4. Mantiq Al-Masyriqin (Logika Timur) 

Selain karya filsafatnya tersebut, Ibnu Sina meninggalkan sejumlah essai dan syair. Diantaranya yang terkenal yaitu : 
1. Hay Ibn Yaqzhan 
2. Risalah Ath-Thair 
3. Risalah fi Sirr Al-Qadar 
4. Risalah fi Al-Isyq 
5. Tahshil As-Sa’adah 

Dan beberapa puisi terpentingnya yaitu : 
1. Al-Urjuzah fi Ath-Thibb 
2. Al-Qasidah Al-Muzdawiyyah 
3. Al-Qasidah Al-‘Ainiyyah 

2.4 Penemuan – Penemuan Hebat pada Masa Kejayaan Islam 

Kamera Pertama di Dunia 

Kata kamera yang digunakan saat ini berasal dari Bahasa Arab, yakni Qamara. Kamera pertama kali diciptakan oleh ilmuwan Iraq yang juga seorang muslim, beliau adalah Abu Ali Al-Hasan bin Al-Haytham. Sejarah mencatat bahwa ia adalah ilmuwan yang menguasai berbagai disiplin ilmu, diantaranya ialah matematika, geometri, pengobatan, fisika, dan juga filsafat. Serta disiplin ilmu optik yang membuatnya menciptakan kamera. 

Prestasinya bukan hanya sebagai pencipta kamera saja. Tapi masih banyak karya beliau berupa buku – buku atau juga barang yang banyak memberikan inspirasi bagi para ilmuwan setelahnya. 

Ilmuwan yang digelari sebagai “First Scientist” menciptakan penemuannya yang sangat fenomenal ini pada tahun 1020 M di Al-Azhar Mesir. Dan 19 tahun setelah penemuannya itu beliau meninggal dunia di kota yang sama, Mesir, pada tahun 1039 M. 

Kata “Kamera” juga diilhami dari penemuannya tersebut, karena beliau sendiri yang memberikan nama untuk alat ciptaannya itu dengan kata “Qumroh”. 

Berasal dari kata “Qamar” yang dalam Bahasa Arab berarti bulan. Karyanya ini terinspirasi dari bulan itu sendiri. 

Qumroh pertama itu ialah sebuah kamar kecil yang semua sudutnya tertutup rapat tak ada cahaya sama sekali, hanya ada lubang kecil di depannya. Dengan lubang itu, cahaya akan masuk kemudian menyimpan bayangan yang terbayang masuk oleh cahaya ke dalam qumroh yang di dalamnya sudah disediakan media untuk menyimpan bayangan tersebut. Jadi ibarat bulan, yang ia bersinar di tengah kegelapan, begitu pula lah cara kerja qumroh itu sendiri. 

Kemudian, ia bersama Kamaluddin Al-Farasi berhasil meneliti dan merekam fenomena kamera Obscura. Penemuan itu berawal ketika keduanya mempelajari gerhana matahari. Untuk mempelajari fenomena gerhana, Al-Haytham membuat lubang kecil pada dinding yang memungkinkan citra matahari semi nyata diproyeksikan melalui permukaan datar. 

Kajian ilmu optik berupa Obscura itulah yang mendasari kinerja kamera yang saat ini digunakan. Ini juga menjadi sanggahan bagi mereka yang selalu menyangka bahwa islam adalah agama yang mundur dan terbelakang, tidak mendukung ilmu dan sains. Tapi ternyata sejarah mengatakan sebaliknya. 

Konsep Pesawat Terbang 

Tak banyak yang tahu bahwa manusia pertama yang melakukan uji coba penerbangan adalah seorang muslim dari Andalusia. Dia adalah ilmuwan muslim bernama Abbas bin Firnas Al-Andalusi. Ia adalah pilot pertama di dunia. 

Ibnu Firnas memakai semacam sayap burung lengkap dengan bulu – bulunya yang terbuat dari sutra. Yang telah ia hitung mampu menahan berat tubuhnya. Setelah persiapan dirasa cukup, ia mengumumkan bahwa dirinya akan melakukan percobaan terbang. 

Orang – orang pun mulai berkumpul untuk menyaksikan pementasan dengan bintang tunggal. Seorang manusia akan terbang seperti burung – burung. Ia pun memulai aksinya dan mengepak. Lalu ia terbang. Melayang jauh dari tempat bertolak. Orang – orang menyaksikan peristiwa itu dengan rasa takjub. 

Ibnu Firnas telah membuktikan bahwa benda padat bisa melayang di udara. Ia mampu menjadikan tubuhnya ringan dan menolak gravitasi bumi. Ia menemukan konsep ini 1000 tahun sebelum wright bersaudara menemukan kapal terbang, tapi ia lupa satu hal, yaitu ekor untuk pendaratan. 

Alat bedah dan “Catgut” 

“Catgut” atau benang khusus untuk menjahit bekas sayatan operasi di tubuh pasien adalah benang khusus yang hingga Zaman Modern ini masih dipakai. Tapi banyak yang tidak tahu jika “Catgut” itu dibuat oleh seorang dokter muslim abad pertengahan, Al-Zahrawi. 

Al-Zahrawi jugalah yang membuat dan mendesain puluhan jenis alat bedah tubuh manusia yang cocok dipakai untuk keperluan di ruang operasi. Alat operasi bedah buatan Al-Zahrawi sampai kini nyaris tidak mengalami perubahan bentuk dan masih tetap dipakai di semua institusi medis paling mutakhir. 

Ia membuat revolusi bagaimana operasi tubuh dilakukan dengan menemukan metode dan alat baru untuk membantu menyembuhkan pasien. 

Astrolab 

Astrolab dibuat oleh Maryam Al-Astrulabi, ia membuatnya dengan sangat kompleks, seperti GPS. Dengan alat tersebut kita dapat menentukan arah kiblat yang benar, membantu dalam navigasi, ketepatan waktu, dan astronomi. Alat tersebut juga mempermudah dalam melihat posisi langit dan bintang. Eropa menggunakan astrolab ini sampai abad 18. Dengan astrolabe, Eropa terbantu dalam penemuan geografis di renaissance tersebut. 

Maryam Al-Astrulabi merupakan kasus langka, tidak banyak literatur yang menceritakan tentangnya, selain itu tidak banyak pula seorang wanita yang bekerja di bidang ilmu pengetahuan saat awal peradaban muslim dan kisahnya merupakan teladan bagi muslimah untuk terus selalu mencari, mempelajari, dan mengkaji ilmu pengetahuan serta mempraktekkannya. 

Jam Gajah 

Jam Gajah adalah sebuah reka cipta zaman pertengahan islam oleh Al-Jazari (1136-1206 M) terdiri dari sebuah jam air yang berkuasa pemberat dalam bentuk sebuah gajah. Berbagai unsur – unsur jam ditempatkan di atas gajah. Jam ini telah direka bentuk untuk bergerak dan menghasilkan bunyi setiap setengah jam. 

Selain daripada inovasi mekanisnya, jam ini sendiri dilihat sebagai suatu contoh awal berbagai budaya dalam bidang teknologi. Gajah mewakili budaya India dan Afrika, Naga mewakili budaya Cina, Phoenix mewakili budaya Mesir Purba, kerja air mewakili budaya Yunani Purba, dan serban mewakili Kebudayaan Islam. 

Mekanisme jalan jam itu sendiri adalah Sebuah baldi dipenuhi air yang disembunyikan di dalam gajah. Dalam baldi ada sebuah mangkuk yang terapung dalam air, tapi dengan sebuah lubang kecil di tengah – tengah. Mangkuk memerlukan waktu untuk terisi penuh dari lubang kecil tersebut. Dalam proses tenggelam, mangkuk itu menarik tali dengan sebuah mekanisme jungkat – jungkit di menara di atas gajah. Lalu berlanjut dengan sebuah bola yang jatuh ke dalam mulut ular, menyebabkan ular maju ke depan, yang menarik mangkuk yang tenggelam keluar dari air melalui tali. 

Pada saat yang sama, tali menyebabkan tokoh yang ada di menara naik dan mahout (Pengendali gajah dari depan) untuk memukul gendang. Hal ini mengindikasikan waktu penuh (Setengah jam), kemudian ular menarik balik mangkok. Hal ini kemudian terus berulang. 

Dalam mekanisme, sebuah automaton berbentuk manusia memukul simbal dan sebuah burung mekanikal berkicau. 
2.5 Mundurnya Masa Kejayaan Peradaban Islam 

Disebut masa kemunduran karena masa – masa ini dunia islam dalam proses penghancuran oleh Bangsa Mongol dibawah pimpinan Jengiskan dan keturunannya serta Timur Lenk yang juga masih keturunan Bangsa Mongol. 

Peradaban Islam runtuh ditandai dengan banyaknya umat muslim yang mulai meninggalkan ajaran islam karena mereka sudah terbuai dengan kemewahan dunia. Sifat iri dan dengki yang merasuk ke dalam jiwa membuat terjadinya permusuhan diantara umat islam. 

Dari situlah perpecahan umat islam mulai terjadi, dan ini membuka kesempatan bagi orang – orang kafir yang tidak senang dengan islam untuk menghasut dan mengadu domba umat islam sehingga terjadilah perpecahan. Selain itu, gaya hidup yang mulai modern dan berlebihan juga menjadi penyebab utama dari kemunduran peradaban islam di dunia. Salah satunya adalah dengan gaya hidup yang bermewah – mewahan. 

Mereka yang bergemilang dalam kehidupan yang gemerlap dan terjerumus dengan gaya hidup yang mewah, hatinya akan mudah dilalaikan dari mengingat Allah S.W.T, semangat juangnya akan semakin melemah, dan jiwanya menjadi pengecut. Dengan begitu, umat islam sudah enggan untuk belajar dan pada akhirnya kerajaan – kerajaan islam mulai hancur dan kembali direbut oleh bangsa Barat. 

Kemunduran Islam juga disebabkan karena terjadinya perpecahan diantara umat islam terutama orang – orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Di lain pihak, umat Kristen berhasil mempersatukan diri. Abu Abdullah sebagai Khalifah terakhir tidak mampu lagi membendung serangan – serangan Kristen yang dipimpin oleh Ferdinand dan Isabella, dan akhirnya dia menyerahkan diri, dan dia sendiri hijrah ke Afrika Utara. 

Dengan demikian berakhirlah kekuasaan islam di Spanyol. Setelah itu, umat islam dihadapkan kepada 2 pilihan, masuk Kristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan sudah tidak ada lagi umat islam di Spanyol. 

Beberapa penyebab kemunduran dan kehancuran umat islam di Spanyol diantaranya konflik islam dengan Kristen, tidak adanya ideologi pemersatu, tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan, dan keterpencilan. 
2.6 Masa Depan Peradaban Islam 

Budaya islam telah memberi kita gerbang – gerbang yang megah dan puncak – puncak menara yang menjunjung tinggi. Puisi – puisi yang tak lekang oleh waktu dan music yang dihargai. Kaligrafi yang anggun dan tempat – tempat untuk melakukan kontemplasi secara damai. Sepanjang sejarah, Islam telah menunjukkan melalui kata – kata dan perbuatan bahwa toleransi beragama dan persamaan ras adalah hal – hal yang mungkin. 

Kebesaran peradaban islam juga tampak pada beberapa hal berikut : 

a. Jaminan Atas Keamanan Dunia 

Para khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang bagi siapapun yang memerlukannya dan memberikan kesejahteraan selama berabad – abad dalam keluasan wilayah yang belum pernah tercatat lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka menjadikan pendidikan menyebar luas sehingga berbagai ilmu, sastra, falsafah, dan seni mengalami kejayaan luar biasa. Yang menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling maju peradabannya selama 5 abad. (Will Durrant – The Story of Civilization) 

b. Menyatukan Umat Manusia 

Dalam hal ini, Will Durrant terang mengakui : 

Agama islam telah menguasai hati ratusan bangsa di negeri – negeri yang terbentang mulai dari Cina, Indonesia, India hingga Persia, Syam, Jazirah Arab, Mesir, bahkan hingga Maroko dan Spanyol. Islam pun telah memiliki cita – cita mereka, menguasai akhlaknya, membentuk kehidupannya, dan membangkitkan harapan di tengah – tengah mereka, yang meringankan urusan kehidupan maupun kesusahan mereka. Islam telah mewujudkan kejayaan dan kemuliaan bagi mereka. 

Agama islam telah menyatukan mereka dan menaklukkan hatinya walaupun ada perbedaan pendapat maupun latar belakang politik diantara mereka. (Will Durrant – The Story of Civilization). 

c. Menciptakan Kemajuan Ekonomi 

Dalam hal ini, Will Durrant pun jujur bertutur : 

Pada masa pemerintahan Abdurrahman III diperoleh pendapatan sebesar 12.045.000 dinar emas. Diduga kuat bahwa jumlah tersebut melebihi pendapatan pemerintahan negeri – negeri Masehi Latin jika digabungkan. Sumber pendapatan yang besar tersebut bukan berasal dari pajak yang tinggi, melainkan salah satu pengaruh dari pemerintahan yang baik serta kemajuan pertanian, industri, dan pesatnya aktifitas perdagangan. (Will Durrant – The Story of Civilization). 

d. Menjamin Kesehatan Masyarakat 



Dalam hal ini, Will Durrant secara jelas juga menegaskan : 

Islam telah menjamin seluruh dunia dalam menyiapkan berbagai rumah sakit yang layak sekaligus memenuhi keperluannya. Contohnya adalah AlBimarustan yang dibangun oleh Nuruddin di Damaskus tahun 1660, telah bertahan selama 3 abad dalam merawat orang – orang sakit tanpa bayaran dan menyediakan obat – obatan gratis. Para sejarawan berkata bahwa cahayanya tetap bersinar tidak pernah padam selama 267 tahun. (Will Durrant – The Story of Civilization). 


BAB III 

PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 

Selama 500 tahun islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuannya, dan peradabannya yang tinggi. Dan pada masa itu juga telah lahir berbagai ilmuwan yang berjasa bagi peradaban saat ini dimana konsep dan gagasan serta kontribusinya terus dipelajari dan dipakai untuk perkembangan peradaban manusia modern. 

Sebagai tugas dan pelajaran bagi kita semua, kita semua harusnya belajar dengan rajin dan giat, sehingga kita semua, generasi saat ini dapat membawa kembali kejayaan islam. Karena, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dunia dengan kepemimpinan islam akan jauh lebih baik. Kepemimpinan dan pengajaran yang diberikan dalam islam adalah ajaran ideal yang mampu membuka hati dan pikiran manusia untuk menuju ke jalan yang terang. Baca: Makalah Tentang Rekening Bank [Tersedia File Doc]

Ada banyak hal yang patut diterapkan sebagai cerminan penghayatan terhadap sejarah perkembangan islam, yakni : 

1. Sejarah merupakan pelajaran bagi kita semua agar dapat kita pelajari dan kita mengerti. Sebagai seorang muslim, kita diajarkan untuk tidak membuat kaum muslim lainnya menderita 

2. Umat islam saat ini harus mengambil pelajaran yang positif dengan berkaca kepada negara Barat 

3. Keberadaan cendikiawan pada masa perkembangan islam harus menjadi inspirasi dan inovasi bagi umat muslim untuk terus mempelajari berbagai disiplin ilmu demi melanjutkan cita – cita perjuangan tokoh – tokoh muslim sehingga islam mampu membawa rahmat bagi seluruh dunia 


DAFTAR PUSTAKA 

• https://www.akhmadshare.com/2019/05/masa-kejayaan-islam.html Saturday, 14 April 2020 (14:14 WIB) 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel