Cara Budidaya Tanaman Sawi Berdasarkan Penelitian
Budidaya tanaman sawi
secara benar dan efektif meliputi beberapa macam hal yang dapat dilihat dari
penjelasan berikut ini:
a. Pengolahan Tanah
Terlebih dahulu tanah dibersihkan dari seluruh gulma, kemudian
mengolah tanah dengan menggunakan cangkul dan parang untuk menggemburkan tanah
sedalam ± 20 cm. Kemudian dibuat petakan dengan ukuran 1 m x 1 m, jarak antar
petakan 0,5 m, jarak antar blok 0,5 m dan banyaknya petakan dalam satu jalur
blok ada 5 petakan, sedangkan dalam satu lajur blok ada 4 petakan, jadi jumlah
seluruh petakan dalam 1 blok ada 20 petakan. Tanah yang sudah diolah kemudian
dibuatkan lubang, lubang yang dibuat dalam 1 petakan ada 16 lubang tanam, jarak
antar lubang adalah 20cm x 20cm.
b. Pemupukan
Tanah yang sudah diolah dan dibuatkan lubang tanam kemudian
diberi pupuk, karena pupuk yang penulis gunakan sebanyak 2 kg, maka 2 kg pupuk
dibagi untuk 16 lubang tanam, dan masing-masing lubang mendapatkan 0,125 kg
pupuk kandang kotoran ayam.
Jika pupuk kandang kotoran ayam diberikan bersamaan dengan
proses pengolahan tanah petakan. Lainnya halnya dengan pupuk Urea yang
diberikan pada saat tanaman sudah mencapai umur 28 hari setelah tanam. Pupuk
urea yang akan diberikan ke tanaman sawi dilarutkan ke dalam air, setelah larut
baru disiramkan ke tanaman sawi.
c. Persemaian
Benih sawi disemaikan di atas wadah berlubang kecil yang
banyak terbuat dari plastik (biasanya digunakan untuk meniriskan piring yang
sudah dicuci), tempat tersebut diisi dengan campuran tanah, pasir, dan pupuk
kandang kotoran sapi dengan perbandingan
1 : 1 : 1 dengan tinggi ± 10 cm.
Benih sawi disebar di atas tanah semaian tersebut dan hal
yang harus diperhatikan adalah tangan dan benih harus dalam keadaan kering agar
tersebar dengan rata atau tidak menumpuk, jumlah benih yang disebar dalam satu
wadah tidak terlalu banyak, artinya jumlah benih sudah diperkirakan lebih
dahulu agar saat tumbuh tidak terlalu rapat sehingga mudah melakukan pencabutan
untuk penanaman.
Benih sawi yang disemai harus mendaparkan air dan cahaya
matahari yang cukup terutama matahari pagi, penyiraman dilakukan 1-2 kali dalam
sehari tergantung kondisi tanah semai karena tanah semai harus dalam kondisi
optimal, tidak kering dan juga tidak terlalu basah.
d. Penanaman
Penanaman adalah proses pemindahan tempat tumbuh bagi bibit
sawi dari wadah persemaian ke lahan/petakan yang sudah diolah. Untuk penanaman
maka bibit sawi yang dibutuhkan adalah bibit sawi yang pertumbuhannya baik,
cirinya batang tumbuh tegak, daun hijau mengkilap dan tidak terlihat hama dan
penyakit. Penanaman dilakukan setelah bibit berumur 2 minggu dipersemaian,
bibit yang dipilih yang mempunyai 3-4 helai daun. Bibit tersebut diangkat
dengan hati-hati agar tidak merusak perakaran sawi, masing-masing lubang tanam
diberi 2-3 bibit, penanaman dilakukan pada sore hari.
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Penyiraman.
Penyiraman adalah tindakan pemeliharaan untuk tanaman yang
harus dilakukan dengan rutin, penyiraman dilakukan sejak persemaian hingga di
lahan, namun karena pada saat penelitian ini dilakukan sering terjadi hujan,
maka proses yang dilakukan terjadi secara alami yaitu dengan tadah hujan.
Walaupun menjelang akhir masa penelitian penyiraman dilakukan langsung oleh
penulis dengan cara manual, yaitu menyiramkan air dengan menggunakan ember
kecil.
2. Penyulaman.
Setelah tanaman dipindah ke lahan. Tidak semua sawi muda
dapat beradaptasi dengan baik. Tanaman yang mati segera disulam, paling tidak
seminggu setelah tanam. Bibit yang digunakan untuk penyulaman adalah bibit yang
disisakan dari persemaian dan tetap harus menggunakan bibit yang pertumbuhannya
baik.
3. Penyiangan.
Penyiangan adalah proses membersihkan lahan dari
rumput-rumput (gulma) yang tumbuh di sekitar tanaman/lahan dan mengganggu
tanaman sawi. Gulma tersebut dicabut dan dibuang/dimusnahkan. Proses penyiangan dapat dilakukan sekaligus
dengan proses penggemburan lahan, agar kondisi tanah tetap optimal untuk tumbuh
kembang tanaman sawi.
4. Pengendalian hama dan
penyakit.
Pada minggu pertama penanaman, sawi yang diteliti belum
mengalami gangguan baik dari hama maupun penyakit, namun pada minggu kedua
penanaman tanaman mulai terserang hama berupa ulat, serangga kecil berwarna hitam dan serangga
yang berwarna orange bertutul hitam, daun-daun yang masih muda tersebut
berlubang dibagian samping dan tengah daun.
Pengendalian terhadap hama tersebut oleh penulis hanya
dilakukan dengan cara mengambil dan membunuh ulat dan serangga tersebut
kemudian dibuang. Serta dengan melakukan pembersihan dan sanitasi lahan sekitar
petakan.
Penyakit yang terjadi pada tanaman sawi selama penelitian
adalah daun menguning dan rontok, serta pembusukan yang terjadi pada akar dan
batang, tanaman yang membusuk tersebut akhrinya mati. Tidak diketahui dengan
jelas penyebab terjadinya pembusukan tersebut, mungkin karena kondisi
lahan&tanah yang kurang baik, iklim yang kurang bersahabat, atau mungkin
pula bibit yang ditanam terluka perakaran dan batangnya sejak awal penanaman.