Materi Lengkap Tentang Tanaman Sawi
A. Tanaman Sawi (Brassica juncea L)
a. Taksonomi Sawi
Menurut klasifikasi dalam tata nama
(sistematika) tumbuhan sawi termasuk ke dalam divisi Spermatophyta, sub divisi
Angiospermae, kelas Dicotyledoneae, ordo Papavorales, famili Brassicaceae,
genus Brassica, dan spesies Brassica juncea L (Rahmat Rukman, 1994).
b. Morfologi Sawi
Sistem perakaran tanaman sawi memiliki akar dan cabang-cabang akar yang
betuknya bulat panjang menyebar ke sumua arah pada kedalaman antara 30-50 cm.
Batang sawi pendek dan beruas-beruas, sehingga hampir tidak kelihatan. Batang
ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun. Pada umumnya daun-daun
sawi bersayap dan bertangkai panjang yang bentuknya pipih (Ramat Rukmana,
1994).
Struktur bunga sawi tersusun dalam
tangkai bunga yang tumbuh memanjang dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga
sawi terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota bunga
berwarna kuning, empat helai benang sari dan satu buah putik yang berongga dua.
Penyerbukan sawi dapat berlangsung dengan bantuan hewan (serangga), angin dan
manusia. Hasil penyerbukan ini terbentuk buah yang berisi biji. Buah sawi
termasuk tipe buah polong, yaitu bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah
(polong) berisi 2-8 butir biji. Biji sawi bentuknya bulat kecil atau berwarna
coklat atau coklat kehitam-hitaman serta mengkilap (Rahmat Rukmana, 1994).
Secara umum tanaman sawi merupakan
tanaman semusim yang biasanya mempunyai daun lonjong, halus, tidak berbulu dan
tidak berkrop. Dahulu hanuya 3 jenis sawi yang biasa dibudidayakan yaitu sawi
putih, sawi hijau dan sawi huma. Sekarang masyarakat lebih mengenal caisim
alias sawi bakso. Selain itu ada pula jenis sawi keriting dan sawi monumen (Eko
Haryanto, Tina Suhartini, Estu Rahayu, 2002).
Tanaman sawi mempunyai helaian daun
berwarna putih atau berwarna hijau atau lebar. Daun bagian bawah dan atas agak
kasar akibat menyembulnya tulang-tulang daun yang memanjang. Tangkai daun agak
keputihan, tebal, dan berdaging. Bunga tanaman berwarna kekuningan atau kuning
muda (Eko Haryanto, Tina Suhartini, Estu Rahayu, 2002).
B. Syarat Tumbuh Tanaman Sawi
Seperti yang sudah dikatakan di
atas tanaman sawi adalah jenis tanaman yang dapat tumbuh baik di dataran tinggi
maupun di dataran rendah, walaupun sebenarnya sawi lebih banyak di usahakan di
dataran rendah. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 m
sampai dengan 1.200 m dpl. Namun biasanya tanaman ini dibudidayakan pada daerah
yang berketinggian antara 100 sampai dengan 500 m dpl.
Tanah tempat tumbuhnya harus subur,
gembur dan kaya bahan organik. Selain itu tanah harus memiliki drainase yang
baik pula dengan nilai pH 6-7. Bila pH tanah di bawah 6,0 maka tanaman sawi
akan terganggu tumbuh kembangnya, dan jika pH di atas 7,0 tanaman sawi akan
mengalami chlorosis yaitu warna daun akan putih kekuning-kuningan terutama pada
daun-daun yang masih muda. Musim tanam sawi adalah musim hujan tetapi dapat
juga dilakukan sepanjang tahun. Sawi juga bisa ditanam pada saat musim kemarau asalkan
airnya cukup tersedia untuk penyiraman.
Kebutuhan akan iklim dan ketinggian
tempat yang baik untuk pertumbuhan sawi adalah lebih dari 100 meter dpl (di
atas permukaan laut), dengan suhu 20°C-30°C, sedangkan kebutuhan sinar matahari
dan kelembaban tinggi.
C. Pupuk yang Digunakan untuk Budidaya Tanaman Sawi
Seperti penjelasan di atas pupuk
utama yang digunakan pada penelitian ini adalah pupuk kandang kotoran ayam yang
sudah siap pakai. Kandungan zat-zat hara dalam pupuk kandang kotoran ayam
adalah 1,60% N, 1,25%P, 0,9%K dengan
kandungan bahan organis sekitar 80. (Rismunandar. Tanah dan Seluk Beluknya Bagi
Pertanian. 1984). Pemberian pupuk organik ini berfungsi sebagai penambah unsur
mikro dan memperbaiki struktur tanah.
Namun dari sumber lain ada juga
data tentang kandungan unsur hara dari pupuk kandang kotoran ayam yaitu 1,7%
N, 1,9% P2O5 , dan 1,5% K2O (Bab VI.
Pemupukan_Bahan Mata Kuliah Dasar Agronomi). Kualitas pupuk kandang kotoran
ayam atau unggas memiliki kandungan unusr hara yang lebih besar daripada jenis
ternak lain. Penyebabnya adalah kotoran padat unggas tercampur dengan kotoran
cairnya. Umumnya, kandungan unsur hara dalam urine selalu lebih tinggi daripada
kotoran padat, kualitas pupuk kandang ini juga ditentukan oleh C/N rasio.
Ciri-ciri pupuk kandang yang baik
dapat dilihat secara fisik/kimiawi. Ciri fisiknya yaitu berwarna cokelat
kehitaman, cukup kering, tidak menggumpal dan tidak berbau menyengat. Ciri
kimiawinya adalah C/N rasio kecil (bahan pembentuknya sudah tidak terlihat lagi)
dan temperaturnya relatif stabil.
Pupuk lain yang digunakan adalah
pupuk anorganik. Tetapi kedudukan pupuk anorganik pada penelitian ini hanya
sebagai pupuk pendukung. Pupuk anorganik adalah pupuk yg dibuat oleh pabrik
dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase kandungan
hara yg tinggi. Pupuk yang digunakan untuk tanaman sawi ini adalah dari jenis
Urea. Urea merupakan pupuk yang memiliki kandungan unsur N (Nitrogen) mencapai
45%. Di mana unsur N memang merupakan unsur hara primer.
Unsur hara Nitrogen dalam tanaman
yang terpenting adalah sebagai penyusun atau sebagai bahan dasar protein dan
pembentukan klorofil, karena iru unur N mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Membuat bagian-bagian tanaman
menjadi lebih hijau, banyak mengadung butir-butir hijau yang penting dalam
proses fotosintesis.
2. Mempercepat pertumbuhan tanaman
yang dalam hal ini menambah tinggi tanaman dan merangsang jumlah anakan.
3. Menambah ukuran daun dan
memperbaiki kualitas tanaman.
4. Menyediakan bahan makanan bagi
mikrobia yang bekerja menghancurkan bahan organik tanah.