Faktor Dalam dan Faktor Luar yang Mempengaruhi Proses Perkecambahan
Air merupakan faktor luar yang mempengaruhi perkecambahan, jelaskan?.
Air merupakan faktor luar yag mempengaruhi perkecambahan karena ketersediaan air di lingkungan sekitar benih memegang peranan penting dalam menghilangkan inhibitor perkecambahan. Air juga memiliki fungsi untuk penguraian karbohidrat dalam kotiledon biji untuk dapat digunakan bagi pertumbuhan embrio. Karena hal tersebut, petani biasanya akan merendam benih dalam air dalam waktu tertentu sebelum mengecambahkan benih.
Proses perkecambahan merupakan awal kehidupan bagi tumbuhan berbiji. Proses ini dimulai saat embrio biji mulai matang dan tumbuh melalui mekanisme fisika dan kimia. Tumbuhnya radikula atau calon akar dan flumula atau calon batang pada biji dalam proses perkecambahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan tersebut digolongkan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor Internal yang mempengaruhi perkecambahan biji
1. Tingkat kemasakan benih
Biji yang belum masak secara fisiologis umumnya tidak memiliki daya hidup (vigor) dan daya kecambah (viabilitas) yang baik. Hal ini terjadi karena biji masih belum memiliki cukup cadangan makanan selain juga karena embrionya yang belum terbentuk secara sempurna. Sehingga biji yang belum masak tidak akan baik untuk dijadikan benih.
2. Berat dan ukuran benih
Benih dengan berat dan ukuran yang besar umumnya memiliki cadangan makanan yang banyak dalam kotiledonnya. Cadangan makanan ini digunakan embrio sebagai energi untuk perkecambahan. Oleh karena itu, kecepatan pertumbuhan kecambah dipengaruhi oleh faktor berat dan ukuran benih.
3. Dormansi
Dormansi adalah kondisi fisiologis dimana benih tetap hidup tapi tidak mengalami perkecambahan. Benih dalam keadaan dormansi tidak dapat berkecambah meski lingkungan di sekitarnya sudah dikatakan menunjang bagi perkecambahan.
4. Inhibitor
Perkecambahan biji juga sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya inhibitor di dalam maupun di permukaan biji. Inhibitor ini dapat berupa inhibitor fisik dan kimia. Inhibitor fisik misalnya berpa cangkang yang keras sehingga menghalangi proses inhibisi air respirasi ke dalam embrio sedangkan inhibitor kimia misalnya karena larutan bernilai osmotik tinggi di sekitar permukaan biji.<\/p>
Faktor Eksternal yang mempengaruhi perkecambahan
1. Air
Ketersediaan air di lingkungan sekitar benih memegang peranan penting dalam menghilangkan inhibitor perkecambahan. Air juga berfungsi dalam penguraian karbohidrat dalam kotiledon biji untuk dapat digunakan bagi pertumbuhan embrio.
2. Suhu
Suhu mempengaruhi kecepatan perkecambahan. Pada kisaran 26-35 derajat Celcius, perkecambahan benih umumnya berjalan dengan sempurna.
3. Oksigen
Oksigen yang diserap benih melalui respirasi akan mendorong terjadinya perkecambahan secara cepat. Perkecambahan benih terjadi bila kandungan oksigen di udara >29%. Untuk benih yang sedang dalam masa dorman, penambahan oksigen ke dalam benih hingga 80% dapat membuat dormansi benih terpatahkan sehingga benih mulai mengalami perkecambahan.
4. Cahaya
Kebutuhan cahaya untuk perkecambahan sangat bervariasi tergantung jenis benih itu sendiri. Ada benih yang butuh cahaya untuk berkecambah, ada benih yang berkecambah dengan cepat jika cahaya tercukupi, ada benih yang terhambat perkecambahannya jika ada cahaya, dan ada pula benih yang hanya dapat berkecambah pada kondisi gelap tanpa cahaya.
5. Media
Media juga merupakan faktor yang mempengaruhi perkecambahan. Benih umumnya dapat tumbuh sempurna pada media dengan sifak fisik yang baik. Media gembur yang bebas penyakit dan kelembabannya terjaga akan membuat benih berkecambah dengan baik.
Berikut dibawah ini file materi tentang perkecambahan sebagai acuan bahan literatur/materi pelajaran/tugas/makalah/skripsi/jurnal/tesis di sekolah, kampus, ataupun instansi:
Tersedia 13 File PDF PPT DOC
- Pendahuluan - Perkecambahan [PDF]
- Tinjauan Pustaka - Perkecambahan dan Pertumbuhan [PDF]
- Perkecambahan Syzygium cumini (L.) [PDF]
- Studi Perkecambahan Biji dan Pola Pertumbuhan Semai [PDF]
- Perkecambahan Biji dan Pertumbuhan Kecambah [PDF]
- Dormansi Biji - Perkecambahan [PPT]
- Perkecambahan Biji [PPT]
- Perkembangan Bakal Biji dan Buah Perkecambahan Pertumbuhan [PPT]
- Perkecambahan Epigeal [PPT]
- Metode Perkecambahan Benih Tanaman Andalas [DOC]
- Jenis-Jenis perkecambahan [DOC]
- Laporan Praktikum Teknologi Benih Tipe Perkecambahan Hipogeal [DOC]
- Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan [DOC]
Cara Download: Klik Judul file yang ingin download diatas >> Klik Get Link >> Klik Go to Link >> Selesai, saran kalau kamu menggunakan HP, gunakanlah Chrome/UC Browser.
Pertumbuhan dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu:
(1) fase perkecambahan, saat proses imbibisi air yang ditandai dengan pembengkakan biji sampai dengan sebelum munculnya daun pertama;
(2) fase pertumbuhan vegetatif, yaitu fase mulai munculnya daun pertama yang terbuka sempurna sampai tasseling dan sebelum keluarnya bunga betina (silking), fase ini diidentifiksi dengan jumlah daun yang terbentuk; dan
(3) fase reproduktif, yaitu fase pertumbuhan setelah silking sampai masak fisiologis.
Perkecambahan benih jagung terjadi ketika radikula muncul
dari kulit biji. Benih jagung akan berkecambah jika kadar air benih pada saat
di dalam tanah meningkat >30% (McWilliams et al. 1999). Proses perkecambahan
benih jagung, mula-mula benih menyerap air melalui proses imbibisi dan benih
membengkak yang diikuti oleh kenaikan aktivitas enzim dan respirasi yang
tinggi. Perubahan awal sebagian besar adalah katabolisme pati, lemak, dan
protein yang tersimpan dihidrolisis menjadi zat-zat yang mobil, gula, asam-asam
lemak, dan asam amino yang dapat diangkut ke bagian embrio yang tumbuh aktif.
Artikel terkait tentang 'perkecambahan':
• Materi Lengkap Tentang Teknologi Benih
• Proses - Proses Perkecambahan
• Faktor Yang Mempengaruhi Proses Perkecambahan Benih
Pada awal perkecambahan, koleoriza memanjang menembus pericarp, kemudian
radikel menembus koleoriza. Setelah radikel muncul, kemudian empat akar seminal
lateral juga muncul. Pada waktuyang sama atau sesaat kemudian plumule tertutupi
oleh koleoptil. Koleoptil terdorong ke atas oleh pemanjangan mesokotil, yang
mendorong koleoptil ke permukaan tanah. Mesokotil berperan penting dalam
pemunculan kecambah ke atas tanah. Ketika ujung koleoptil muncul ke luar
permukaan tanah, pemanjangan mesokotil terhenti dan plumul muncul dari
koleoptil dan menembus permukaan tanah.
Artikel terkait tentang 'perkecambahan':
• Materi Lengkap Tentang Teknologi Benih
• Proses - Proses Perkecambahan
• Faktor Yang Mempengaruhi Proses Perkecambahan Benih
Benih jagung umumnya ditanam pada kedalaman 5-8 cm. Bila
kelembaban tepat, pemunculan kecambah seragam dalam 2-3 hari setelah tanam.
Semakin dalam lubang tanam semakin lama pemunculan kecambah ke atas permukaan
tanah. Pada kondisi lingkungan yang kurang optimal, tahap pemunculan
berlangsung 4-5 hari setelah tanam, namun pada kondisi yang dingin atau kering,
pemunculan tanaman dapat berlangsung hingga dua minggu setelah tanam atau
lebih.
Keseragaman perkecambahan sangat penting untuk mendapatkan
hasil yang tinggi. Perkecambahan tidak seragam jika daya tumbuh benih rendah
yang jika kondisi dan faktor yang mempengaruhi perkecambahan dan pertumbuhan
tidak optimal akibatnya tanaman yang terlambat tumbuh tidak normal dan
tongkolnya relatif lebih kecil dibanding tanaman yang tumbuh lebih awal dan
seragam.
Pada praktikum ini juga dapat dideskripsikan bahwa hal yang
terpenting dalam membantu proses perkecambahan jagung adalah pematahan dormansi
benih dengan perlakuan perendaman benih terlebih dahulu ± selama 1 x 24 jam.
Dikatakan oleh penjual benih, jika tidak dilakukan perendaman terlebih dahulu,
maka proses perkecambahan akan lebih lama, sedangkan benih yang digunakan bukan
varietas unggul sehingga akan rentan terhadap serangan penyakit selama menunggu
kecambah muncul dalam bentuk plumul.
Tipe perkecambahan benih jagung ini tergolong ke dalam tipe
hipogeal (hypogeous), di mana munculnya radikel diikuti dengan pemanjangan
plumula, hipokotil tidak memanjang ke atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon
tetap berada di dalam kulit biji di bawah permukaan tanah.
Proses perkecambahan juga memiliki faktor-faktor yang
mempengaruhinya, yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Tingkat kemasakan benih
Benih yang memiliki tingkat kemasakan yang optimal akan
menghasilkan kecambah yang maksimal, sedangkan benih yang belum mencapai
tingkat kemasakan fisiologis yang matang tidak akan mempunyai viabilitas yang
tinggi.
Jika dilhat dari kecepatan perkecambahan dan persentase
perkecambahan yang dilakukan praktikan, maka dapat disimpulkan bahwa benih yang
digunakan cukup baik tingkat kemasakannya.
2. Ukuran benih
Di dalam jaringan penyimpan cadangan makanan terdapat
karbohidrat, protein, lemak dan mineral. Di mana bahan-bahan ini diperlukan
sebagai bahan baku dan energi bagi embrio pada saat perkecambahan. Di duga
bahwa benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan lebih
banyak dibandingakan dengan benih yang kecil, dan kemungkinan pula embrionya
juga lebih besar.
Oleh karena itu biji jagung yang dipilih praktikan dalam
praktik ini pun juga biji-biji yang berkuran lebih besar dari semua biji yang
tersedia. Mengenai pengaruh ukuran benih terhadap besarnya kecambah ini sesuai
dengan pendapat Kuroiwa (1960; dalam Soetono, 1975) yang menyatakan bahwa dari
benih yang lebih besar/berat biasanya dihasilkan kecambah tanaman yang lebih
besar.
3. Dormansi
Dormansi dapat disebabakan oleh berbagai faktor antara lain:
impermeabilitas kulit biji baik terhadap air atau gas ataupun karena resistensi
kulit biji terhadap pengaruh mekanis, embrio yang rudimenter, ”after ripening”,
dormansi sekunder dan bahan-bahan penghambat perkecambahan.
Tetapi dengan perlakuan yang dilakukan paraktikan yaitu
dengan melakukan perendaman biji di dalam air maka benih jagung yang dorman
dapat dirangsang untuk berkecambah lebih cepat.
4. Penghambat perkecambahan
Banyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan
benih seperti Auxin dan bahan-bahan yang terkandung dalam biji/buah itu
sendiri. Tetapi mengingat setelah dilakukan pematahan dormansi benih yang
berkecambah cukup cepat dan persentasenya pun hampir 100% pada hari ke dua
setelah tanam maka kemungkinan untuk faktor penghambat perkecambahan dalam biji
yang digunakan tidak ada atau sangat rendah.
Faktor luar yang
mempengaruhi perkecambahan suatu benih antara lain adalah:
1. Air
Air merupakan salah satu syarat penting bagi berlangsungnya
proses perkecambahan benih. Dua faktor penting yang mempengaruhi peyerapan air
oleh benih adalah: (a). Sifat dari benih itu sendiri, terutama kulit
pelindungnya, dan (b). Jumlah air yang tersedia pada medium di sekitarnya.
Jagung merupakan benih yang berkecambah pada kandungan air
tanah dari titik layu permanen (atau sedikit di atasnya) sampai batas kapasitas
lapangan.
2. Temperatur
Temperatur merupakan syarat penting bagi perkecambahan
benih. Jagung merupakan tanaman yang benihnya hanya akan berkecambah pada
temperatur yang relatif tinggi, yakni dengan suhu optimum berkisar antara 23 º
C - 27 º C.
3. Cahaya
Kebutuhan benih terhadap cahaya untuk perkecambahannya
berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman. Tempat penanaman jagung seharusnya
mendapatkan sinar matahari cukup dan jangan terlindung oleh naungan apalagi
tempat tumbuh yang tidak mendapatkan cahaya sama sekali.
4. Oksigen
Oksigen diperlukan tanaman dalam proses fotosintesis dan
respirasi, jika oksigen tidak tersedia maka tentu saja perkecambahan tidak akan
berlangsung dengan maksimal.
5. Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan benih haruslah
mempunyai sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyimpan air dan
bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan.
Selain medium, tingkat kedalaman penanaman benih juga dapat
mempengaruhi perkecambahan benih, dalam hal ini praktikan menamam biji jagung
sesuai dengan aturan teknik budidayanya yaitu 2–3 cm.
Untuk membuktikan berpengaruh tidaknya faktor-faktor di atas
terhadap perkecambahan benih bisa dilakukan dengan melakukan perhitungan
kecepatan berkecambah benih dan persentase perkecambahannya. Perhitungan ini
dilakukan untuk benih dengan hasil terbaik menurut pengamatan praktikan, yakni
perlakuan A (meletakkan tempat tumbuh pada tempat yang terang (teras rumah,
tetapi tidak memiliki penghalang cahaya).
Seperti yang sudah diketahui bahwa ada tiga parameter yang
sangat menetukan keberhasilan suatu perkecambahan, yaitu:
a. Kecepatan perkecambahan
b. Persentase perkecambahan
c. Nilai perkecambahan
Pada praktikum kali ini didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Kecepatan Perkecambahan
Di mana semakin cepat suatu benih berkecambah, maka semakin
cepat pula benih tersebut terbebas dari kondisi dan faktor lingkungan yang
tidak menguntungkan. Kecepatan berkecambah merupakan berapa hari yang diperlukan
benih untuk berkecambah.
Perhitungan kecepatan perkecambahan terhadap perlakuan yang
dianggap terbaik (perlakuan A)
2. Persentase Perkecambahan
Bila persentase perkecambahan tinggi, maka peluang untuk
menjadi tanaman adalah lebih besar, dan sebaliknya. Perhitungan persentase
perkecambahan terhadap perlakuan yang dianggap terbaik (perlakuan A) adalah:
Berdasarkan analisa secara keselurahan, alasan praktikan
menetapkan perlakuan A sebagai
perlakukan terbaik dari tiga jenis perlakuan disebabkan karena selain kecepatan
berkecambah dan persentase perkecambahannya ”sempurna” juga disebabkan karena
penampakan secara fisik kecambah yang tumbuh dalam kondisi bagus, yakni tanaman
tampak segar, batang lebih besar, daun lebih banyak dan hijau dibandingkan
dengan tanaman yang tumbuh pada perlakuan C apalagi terhadap perlakuan B.
Tanaman yang tumbuh pada perlakuan C memang lebih tinggi
dibanding dengan tanaman yang tumbuh pada perlakuan A, tetapi kondisi fisik
tanaman terlihat kurang subur dan kurus, daunnya pun tidak sehijau dan selebar
daun tanaman pada perlakuan A. Sedangkan tanaman pada perlakuan B memang tumbuh
jauh lebih tinggi dibanding tanaman pada
perlakuan A dan perlakuan C, tetapi kenampakan fisik tanaman sangat jauh
dari istilah ”subur”, tanaman pada perlakuan B sangat kurus, daun sangat kuning
bahkan hampir putih dan batangnya pun tidak kuat/rebah atau disebut dengan
etiolasi, yaitu terjadinya pemanjangan yang tidak normal pada hipokotil atau
epikotilnya, dengan kecambah berwarna pucat serta lemah.
Jika dilihat dari semua faktor pemeliharaan, maka semua
perlakuan mendapatkan pemeliharaan yang sama persis, jadi faktor utama yang
menyebabkan terjadinya perbedaan kenampakan fisik tanaman tersebut adalah
”cahaya”.
Cahaya merupakan sumber energi dalam fotosintesis. Tanpa
cahaya, tumbuhan tidak akan mampu berfotosintesis dengan baik dan menyebabkan
tumbuhan terganggu pertumbuhannya. Cahaya juga merupakan faktor penghambat
pertumbuhan. Hormon auksin menjadi tidak aktif ketika ada cahaya. Hal ini menyebabkan
tumbuhan yang ditanam di tempat terkena cahaya matahari menjadi lebih pendek
dibandingkan tumbuhan yang ditanam di tempat gelap.
Kekurangan cahaya pada saat perkecambahan akan menyebabkan gejala etiolasi di mana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat tetapi lemah dan berwarna kuning pucat. Selain itu cahaya juga mempengaruhi arah tumbuh tumbuhan. Peristiwa ini dikenal sebagai fototropisme. Tumbuhan akan tumbuh mengikuti arah datangnya cahaya. Hal ini ada kaitannya dengan kerja hormon auksin.
Kekurangan cahaya pada saat perkecambahan akan menyebabkan gejala etiolasi di mana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat tetapi lemah dan berwarna kuning pucat. Selain itu cahaya juga mempengaruhi arah tumbuh tumbuhan. Peristiwa ini dikenal sebagai fototropisme. Tumbuhan akan tumbuh mengikuti arah datangnya cahaya. Hal ini ada kaitannya dengan kerja hormon auksin.
Hubungan antara pengaruh cahaya dan perkecambahan benih
dikontrol oleh suatu sistem pigmen yang dikenal dengan ”Phytochrome”, yang
tersusun dari chromophore dan protein, di mana chromophore adalah bagian yang
peka terhadap cahaya.
Selain cahaya maka faktor yang kemungkinan memmicu perbedaan
fisik antar tanaman tersebut adalah ”oksigen”, dalam perkecambahan terjadi
proses respirasi dan akan terus berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat
perkecambahan berlangsung proses rspirasi akan meningkat disertai pula dengan
meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida, air dan energi
yang berupa panas. Terbatasnya oksigen akibat diletakkannya tempat tumbuh bagi
biji dengan perlakuan B di dalam kardus tertutup rapat tentu saja akan
mengakibatkan pertumbuhannya menjadi tidak normal, sebab proses respirasi dan
fotosintesis juga berlangsung tidak dalam kondisi optimal.
Untuk itulah mengapa ilmu teknologi benih sangat penting
untuk dipelajari oleh seorang mahasiswa pertanian khususnya dan para pelaku
usahatani pada umumnya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian/praktikum dapat diambil
kesimpulan, yaitu:
1. Proses perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan
suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam
biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan
fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda
ini dikenal sebagai kecambah.
Fase perkecambahan dimulai dari proses penyerapan air oleh benih, kemudian terjadinya kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi benih dan terjadinya penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh. Setelah itu dihasilkan energi bagi kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Dan, terjadilah proses pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh.
Fase perkecambahan dimulai dari proses penyerapan air oleh benih, kemudian terjadinya kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi benih dan terjadinya penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh. Setelah itu dihasilkan energi bagi kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Dan, terjadilah proses pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh.
2. Faktor yang mempengaruhi perkecambahan ada 2 yaitu: (1).
Faktor dalam: tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan penghambat
perkecambahan. (2). Faktor luar meliputi: air, temperatur, oksigen, cahaya, dan
medium.