Informasi atau Kode Genetik
Penetapan triplet kodon pada mRNA sebagai pembawa informasi
genetik atau kode genetik yang akan menyandi pembentukan suatu asam amino
tertentu berawal dari pemikiran bahwa macam basa nitrogen jauh lebih sedikit
daripada macam asam amino. Basa nitrogen pada mRNA hanya ada empat macam,
sedangkan asam amino ada 20 macam. Oleh karena itu, jelas tidak mungkin tiap
asam amino disandi oleh satu basa. Begitu juga, kombinasi dua basa hanya akan
menghasilkan 42 atau 16 macam duplet, masih lebih sedikit daripada macam amino
yang ada. Kombinasi tiga basa akan menghasilkan 43 atau 64 triplet, melebihi
jumlah macam asam amino. Dalam hal ini, satu macam asam amino dapat disandi
oleh lebih dari satu macam triplet kodon.
Bukti bahwa kode genetik berupa triplet kodon diperoleh dari
hasil penelitian F.H.C. Crick dan kawan-kawannya yang mempelajari mutasi pada
lokus rIIB bakteriofag T4. Mutasi tersebut diinduksi oleh proflavin, suatu
molekul yang dapat menyisip di sela-sela pasangan basa nitrogen sehingga
kesalahan replikasi DNA dapat terjadi sewaktu-waktu, menghasilkan DNA yang
kelebihan atau kekurangan satu pasangan basa. Hal ini akan menyebabkan
perubahan rangka baca (reading frame), yaitu urutan pembacaan basa-basa nitrogen
untuk diterjemahkan menjadi urutan asam amino tertentu. Mutasi yang disebabkan
oleh perubahan rangka baca akibat kelebihan atau kekurangan pasangan basa
disebut sebagai mutasi rangka baca (frameshift mutation)
Jika mutan (hasil mutasi) rangka baca yang diinduksi oleh
proflavin ditumbuhkan pada medium yang mengandung proflavin, akan diperoleh
beberapa fag tipe liar sehingga mutasi seolah-olah dapat dipulihkan atau
terjadi mutasi balik (reverse mutation). Pada awalnya mutasi balik diduga karena
kelebihan pasangan basa dibuang dari rangka baca yang salah sehingga rangka
baca tersebut telah diperbaiki menjadi seperti semula. Namun, karena mutasi
bersifat acak, maka mekanisme semacam itu kecil sekali kemungkinannya untuk
terjadi dan dugaan tersebut nampaknya tidak benar. Crick dan kawan-kawannya
menjelaskan bahwa mutasi balik disebabkan oleh hilangnya (delesi) satu pasangan
basa lain yang letaknya tidak terlalu jauh dari pasangan basa yang menyisip
(adisi). Rangka baca yang baru ini akan menghasilkan urutan asam amino yang
masih sama fungsinya dengan urutan sebelum terjadi mutasi. Dengan perkataan
lain, mutasi balik terjadi karena efek mutasi awal akibat penambahan basa
ditekan oleh mutasi kedua akibat pengurangan basa sehingga mutasi yang kedua ini
disebut juga sebagai mutasi penekan (suppressor mutation).