Perbedaan Orientasi Produksi, Penjualan, dan Pemasaran
Aktivitas pemasaran ibarat jantung kehidupan bagi sebuah
perusahaan. Oleh karena itu, semakin hari semakin banyak perusahaan menganut
konsep pemasaran dalam melakukan aktivitas bisnisnya. Namun, sebagaimana halnya
konsep lainnya, konsep pemasaran ini harus diaplikasikan dengan sungguh-sungguh
supaya diperoleh manfaatnya secara maksimal. Tanpa itu, ia akan menjadi
pembicaraan yang tanpa arti bagi suatu perusahaan bisnis. Dalam pernyataan ini
terkandung makna bahwa :
(1) Kegiatan pemasaran harus dikoordinasikan secara
menyeluruh dengan pihak-pihak lain dan dikelola secara sungguh-sungguh;
(2)
Eksekutif pemasaran harus selalu terlibat dan berperan maksimal dalam
perencanaan perusahaan. Jika kedua item
tersebut mulai diterapkan dalam sebuah perusahaan, maka bisa dikatakan bahwa
manajemen pemasaran mulai berkembang di dalam perusahaan tersebut. Jadi,
manajemen pemasaran adalah konsep pemasaran dalam tingkat nyata.
Terdapat 3 tahap perkembangan, dan tahap yang keempat
sekarang sedang muncul. Meskipun demikian, banyak perusahaan masih berada pada
tingkat awal dalam menerapkan konsep pemasaran. Hanya beberapa perusahaan saja
yang telah menerapkan tahap-tahap mutakhir dari perkembangan filsafat dan praktek
pemasaran.
Artikel terkait:
• Pengertian dan Ruang Lingkup Pemasaran
• 3 Fungsi Penting Pemasaran
• 5 Konsep Pemasaran Yang Ampuh
• Bagaimana Strategi Pemasaran Yang Tepat
• Cara Mengembangkan Strategi Pemasaran
• 4 Poin Penting dalam Marketing Mix
Artikel terkait:
• Pengertian dan Ruang Lingkup Pemasaran
• 3 Fungsi Penting Pemasaran
• 5 Konsep Pemasaran Yang Ampuh
• Bagaimana Strategi Pemasaran Yang Tepat
• Cara Mengembangkan Strategi Pemasaran
• 4 Poin Penting dalam Marketing Mix
Adapun tahap-tahap perkembangan atau evolusi manajemen
pemasaran adalah sebagai berikut :
a. Tahap Orientasi
Produksi
Pada tahap awal ini, sebuah perusahaan biasanya berorientasi
ke bidang produksi. Perencanaan perusahaan dibuat oleh eksekutif produksi dan
departemen tehnik. Peran dari bidang
atau departemen penjualan hanyalah sekadar menjual produk yang dihasilkan oleh
bagian produksi dan keuangan. Tahap ini sering disebut sebagai tahap “perangkap
tikus” yang lebih baik. Asumsi yang mendasari ialah asal produk bermutu baik
dan harga yang wajar, produk pasti laku dijual. Tidak dibutuhkan upaya
pemasaran untuk membujuk orang membeli produk yang ditawarkan.
Dalam tahap ini, perusahaan belum mengakui departemen
pemasaran. Yang ada adalah departemen penjualan yang dipimpin oleh manajer
penjualan yang bertugas mengelola tenaga penjualan. Hal semacam ini mendominasi
berbagai perusahaan di dunia hingga tahun 1930-an.
b. Tahap Orientasi
Penjualan
Depresi perekonomian dunia memberi sebuah pelajaran berharga
bahwa masalah utama dalam ekonomi adalah bukanlah memproduksi berbagai produk
secara cukup. Tetapi yang menjadi masalah adalah bagaimana menjual
produk-produk tersebut. Hanya memproduksi “perangkap tikus” yang lebih baik
tidak menjamin keberhasilan perusahaan dalam menguasai pasar. Untuk menguasai
pasar, harus dilakukan promosi yang memadai. Dengan promosi yang memadai,
penjualan produk secara besar-besaran akan bisa dicapai. Dalam tahap ini,
penjualan dan pengelolaannya memperoleh pengakuan dan tanggung-jawab baru dalam
perusahaan.
Akan tetapi, di samping memperoleh pengakuan yang tinggi,
pada tahap ini penjualan memperoleh reputasi yang buruk. Jaman ini dikenal
sebagai jaman “menjual keras”. Hal ini digambarkan dengan para sales yang
mendatangi rumah ke rumah ( door to door ). Dengan perilaku ini menyebabkan
calon konsumen “terpaksa harus membeli” produk yang ditawarkan para sales
tersebut. Konsep “menjual keras” ini tidak hanya dilakukan oleh bisnis korporat
saja, tetapi organisasi-organisasi non bisnis juga menggunakan konsep ini.
Akibatnya, konsep “penjualan keras” ini banyak menuai kritik dan kecaman.
Bahkan pekerjaan sebagai sales banyak mendapat pandangan negatif.
Pada tahap penjualan ini, terjadi dua perubahan penting
dalam pengelolaan organisasi bisnis. Pertama, semua aktivitas pemasaran seperti
periklanan dan riset pemasaran biasanya dipimpin oleh manajer penjualan atau
wakil direktur bidang penjualan. Kedua, kegiatan seperti pelatihan dan analisis
penjualan yang sebelumnya ditangani oleh departemen lain sekarang dikelola oleh
departemen penjualan. Secara umum tahap ini berjalan dari tahun 1930-an sampai
tahun 1950-an.
c. Tahap Orientasi
Pemasaran
Pada tahap ketiga ini, perusahaan-perusahaan menganut konsep
manajemen pemasaran yang terkoordinir dan diarahkan untuk mencapai tujuan ganda
: orientasi konsumen dan volume penjualan yang menguntungkan. Perhatian
ditujukan ke pemasaran, bukan ke penjualan. Eksekutif puncaknya disebut sebagai
manajer pemasaran atau wakil direktur pemasaran. Dalam tahap ini beberapa
aktivitas yang biasanya dikelola oleh eksekutif
departemen lain, kini menjadi tanggung-jawab manajer pemasaran. Misalnya
aktivitas pengendalian sediaan, pergudangan dan aspek-aspek perencanaan produk.
Para manajer pemasaran dilibatkan sejak tahap awal dari daur produksi. Dengan
pelibatan sejak awal ini diharapkan mereka dapat mengintegrasikan pemasaran ke
dalam setiap tahap dari aktivitas perusahaan. Pemasaran harus mempengaruhi
semua kebijakan perusahaan, baik yang jangka pendek maupun yang jangka panjang.
Penerapan konsep pemasaran ini akan berhasil hanya bila
mendapat dukungan dari manajemen puncak. Pasalnya, “hanya manajemen puncaklah
yang bisa menyediakan iklim, disiplin, dan kepemimpinan yang dibutuhkan untuk
sebuah program pemasaran yang berhasil,” demikian ungkap seorang eksekutif
Chase Bank. Bahkan, seorang eksekutif puncak pemasaran di International Mineral
and Chemical Coorporation memperingatkan :”Sebuah perusahaan tidak dapat
menjadi sadar konsumen hanya karena keputusan dan perintah. Karena semua
organisasi cenderung mencontoh pemimpinnya, sehingga penting untuk seorang
pemimpin bisnis menjadi
sadar-konsumen....Dia akan dapat mengembangkan suasana, atmosfir dan semangat kesatuan yang memantulkan citra bahwa
konsumen adalah raja di perusahaan kami, dan gagasan ini meresap ke seluruh
bagian dalam perusahaan”.
Dewasa ini sebagian besar perusahaan besar, terutama
perusahaan multi nasional, berada pada tahap ini. Mereka telah mengadopsi
konsep pemasaran untuk menjalankan usaha bisnisnya. Burouhgs Coorporation
menunjukkan citra perusahaan yang telah sepenuhnya menerapkan konsep pemasaran.
Dia berkata,”Setiap perusahaan yang bukan merupakan organisasi pemasaran tidak
dapat dikatakan sebagai perusahaan.” Presiden Direktur Pepsi Cola berkata,”Bisnis
kita adalah bisnis pemasaran”.
d. Tahap Orientasi
Manusia dan Tanggung-jawab Sosial
Kondisi sosial dan ekonomi pada tahun 1970-an mendorong
munculnya tahap ke empat dalam evolusi manajemen pemasaran, tahapan yang banyak
diwarnai oleh orientasi sosial kemasyarakatannya. Di sini eksekutif pemasaran
harus bertindak berdasarkan sikap dan tanggung-jawab sosial jika mereka ingin
berhasil, atau selamat. Tekanan-tekanan dari luar – tekanan-tekanan dari luar –
ketidakpuasan konsumen, perhatian pada masalah-maslah lingkungan, dan
kekuatan-kekuatan politik yang legal – mempengaruhi program pemasaran
perusahaan-perusahaan.
Yang perlu diperhatikan adalah meskipun di atas diuraikan
pembagian tahun untuk masing-masing tahapan, sesungguhnya pembagian di atas
hanyalah pembagian secara umum saja. Pada kenyataannya, tidak ada waktu yang
pasti yang membatasi masing-masing dari keempat tahapan evolusi manajemen
pemasaran di atas.