Eksistensi Disiplin Geografi
Geografi mengkaji bumi sebagai planet dan kehidupan yang ada
di atasnya secara holistik dan komprehensif. Planet bumi menjadi media makhluk
hidup termasuk manusia menyelenggarakan
kehidupannya sudah berabad-abad lamanya.
Luas cakupan objek yang dipelajari, mengakibatkan geografi
seolah-olah menjadi induknya ilmu (the mother of sciences). Objek kajian
geografi yang demikian luas tentang bumi mengakibatkan geografi berada pada dua
kelompok besar bidang ilmu yakni ilmu-ilmu eksakta dan ilmu-ilmu sosial.
Geografi pada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan seperti
IKIP dan FKIP menempatkan Geografi sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS). Di dalamnya terdapat jurusan
Pendidikan Geografi, Pendidikan Ekonomi, Sejarah, dan PPKn. Pengelompokkan ini
sesuai dengan tugas dan fungsinya mencetak sarjana pendidikan untuk menjadi
guru di Sekolah Menengah Atas (SMA). Geografi sebagai suatu disiplin ilmu,
secara konseptual mengkaji bumi sebagai ekosfer, yang membentuk lingkungan
hidup, sebagai media atau tempat makhluk hidup menyelenggarakan kehidupannya.
Obyek material Geografi adalah lingkungan fisiogeografis
mencakup aspek topologi, yang meliputi, letak, luas, bentuk, aspek geologi,
hidrologi, klimatologi. Lingkungan sosiogeografis yang mempelajari penduduk
dari perspektif demografi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Aspek
knowledge dari disiplin Geografi adalah mengkaji suatu daerah atau komunitas
secara holistik dan komprehensif. Dengan demikian, para pembelajar geografi
akan memahami secara baik kondisi dan potensi suatu daerah atau region. Di
samping itu, geografi juga akan dapat memahami karakteristik suatu daerah atau
region, yang dihuni oleh suatu komunitas. Karakteristik suatu daerah terbentuk
oleh resultante dari hubungan kausal antara lingkungan fisiogeografis dan
sosiogeografisnya.
Disharmoni Sosial
Secara spesifik, yang dikaitkan dengan tema artikel ini, di
mana ada korelasi fenomena alam dan
fenomena sosial. Dampak dari kesenjangan sosial dan ekonomi memicu konflik
karena disharmoni sosial yang berdampak pada terkurasnya modal sosial. Fenomena
alam yang kita amati adalah terjadinya berbagai bentuk bencana alam dan yang
sering terjadi di tanah air adalah: gempa bumi, tsunami, gunung berapi, banjir,
kekeringan. Bencana alam yang terjadi berakibat pada hancurnya permukiman,
lahan usaha dan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit . Dampak bencana ini
tentu sangat berpengaruh pada kondisi psikologis yang berdampak pada kehidupan
sosial jika tidak ditangani secara baik, akan menimbulkan disharmoni sosial.
Multikultural bangsa
Indonesia terwujud dalam bentuk atribut suku bangsa, agama, adat, tradisi,
sekte, dalam tata pergaulan terjadi interaksi individu satu dengan lainnya.
Kesadaran hidup bersama dalam tatanan yang harmonis adalah tujuan bersama,
namun tidak mustahil, akan terjadi distorsi yang mengakibatkan disharmoni
sosial.