Kedudukan dan Contoh Fawatihus Suwar Dalam Al Qur’an
Fawatihus Suwar yaitu pembukaan-pembukuan surat yang dimulai
dengan potongan-potongan huruf, yang ada umumnya terdapat pada pembukuan ayat
atau surat makkiah / huruf- huruf hijaiyah.
Pembukuan surat ini ada yang terdiri dari dua huruf, enam
huruf, lima huruf dan lain-lain. Seperti : Dalam hal ini ada beberapa pendapat
Ulama diantaranya yaitu :
1. Ulama memahami Fatwatil Al-Suwar ini sebagai rahasia
hanya Allah yang mengetahuinya.
2. Ulama ini mengatakan bahawa huruf-huruf awal surat
sebagai huruf-huruf yang mengandung pengertian dapat dipahami oleh menusia,
karena pengnut pendapat ini memberi pengertian kepada ayat ini :
Contoh :
Yang berarti “Aku Allah yang Melihat”.
Sedangkan sebagian Ulama memnadang huruf ini sebagai
peringatan ( tanbih ) kepada agar Ulama waktu kesibukannya dengan urusan
manusia berpaling kepada Jibril untuk mendengar ayat-ayat yang akan disampaikan
kepadanya. Sebagian yang lain memandang sebagai peringatn kepada orang Arab
agar mereka tertarik mendengarnya.
Pendapat Ulama tentanghuruf hijaiyah pembuka surat.
a. Az Zamakhsari berkata dalam tafsirnya “Al- Qasysyaf”
hururf-huruf ini ada beberapa pendapat, yaitu :
1. Merupakan nama surat.
2. Sumpah Allah
3. Supaya menarik hati orang yang mendengarnya.
b. As Suyuti menakwilkan pendapat Ibnu Abbas tentang huruf
tersebut sebagai berikut :
Dikatakan bahwapendapat itu hanya ,erupakan anggapan belaka,
kemudian As-SSuyuti menerangkan bahwa hal itu suatu rahasia yang hanya Allah
lah yang mengetahuinya.
c. Al- Quwabi mengatakan bahwasannya kalimat itu merupakan
tambih bagi Nabi, maka Allah menyuruh Jibril untuk memberikan perhatian
terhadapa apa yang disampaikan kepadanya.
d. As-Sayid Rasyid Ridha tidak membenarkan Al-Quwabi karena
Nabi senantiasa menunggu kedatangan wahyu, Ia erpendapat sesuai dengan Ar-Rasi,
bahwa tambih sebenarnya dihadapkan kepada orang-orang kafir apabila nabi
membaca Al-Qur’an mereka menganjurkan satu sama lain untuk tidak
mendengarkannya.
e. Ulama salaf berpendapat bahwa fawati Al-Suwar telah
disusun sejak zaman azali sedemikian rupa supaya melengkapi segala yang
melemahkan manusia dari yang didatangkan seperti Al-Qur’an.
Oleh karena itu I’Tikad bahwa huruf-huruf ini telah
sedemikian dari azalinya, maka banyaklah orang tidak berani mengeluarkan
pendapat tentang huruf-huruf itu, orang menganggap huruf itu termasuk golongan
mutasyabihat yang hanya Allah lah yang mengetahuinya.