Sistem Pengelolaan Perpustakaan Sekolah di Indonesia
Perpustakaan sekolah pada umumnya di Indonesia memiliki
sistem yang baku. Seperti diterangkan di atas bahwa keadaan perpustakaan di
Indonesia pada umumnya masih jelek. Begitu pula perpustakaan SMA. Walaupun ada
beberapa perpustakaan yang dapat kita sebut “lumayan” di Jakarta, tetapi belum
mencerminkan keadaan perpustakaan SMA di Indonesia.
Perpustakaan sekolah memberikan layanan kepada anggota
masyarakat di sekolah yaitu guru, murid, kepala sekolah dan staf administrasi
lainnya, dan juga memberikan layanan kepada orang tua murid. Pada perpustakaan
sekolah fungsi “edukasi” harus diutamakan.
Baca juga: Jenis Karya Seni Rupa
Baca juga: Jenis Karya Seni Rupa
Karena itu layanan perpustakaan harus diusahakan untuk
mensukseskan proses belajar mengajar di sekolah yang harus dilayani terutama
guru dan murid.Guru terlebih dahulu diberi kesempatan untuk mengembangkan ilmu
sesuai dengan apa yang mereka ajarkan. Pengetahuan umum mereka harus tinggi
dibandingkan dengan orang kebanyakan. Hal ini bisa meningkatkan kewibawaan
mereka di depan murid. Guru harus menunjukkan rasa ingin tahu terhadap suatu
masalah, apalagi mengenai bidang yang mereka ajarkan. Guru harus meningkatkan
minat atau kebiasaan membaca di perpustakaan. Kalau minat membaca mereka sudah
tinggi, dan mereka biasa di perpustakaan, mereka tidak canggung lagi mengajar,
mantap dalam mendidik siswa dan bisa mengerahkan siswa mereka untuk
meramai-ramai mempergunakan perpustakaan,. Guru harus menjadi contoh dalam
menggunakan perpustakaan.
Dengan menyediakan bahan pustaka dan ruang untuk membaca,
diskusi dan berbagai kegiatan guru untuk mengembangkan pengetahuan dapat
dilaksanakan dengan batik. Dengan demikian dapat diharapkan guru akan mampu
berpenampilan yang batik dan lebih berwibawa. Kalau mereka sudah “perpustakaan
minded” mereka akan dapat mengajar mengajak anak didik mereka, dalam
menggunakan dan mencari informasi di perpustakaan.
Untuk perpustakaan sekolah, yang harus diberikan prioritas
layanan kepada guru terlebih dahulu. Dengan para guru inilah pustakawan harus
bekerjasama. Baru setelah guru “digarap” kemudian pelayanan diberikan kepada
murud-murid, staf administrasi dan kalau perlu orang tua murid.
Pemerintah sudah menetapkan beberapa keputusan tentang
pembinaan perpustakaan sekolah termasuk perpustakaan SMA yaitu,
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor
0103/1981 “Pokok-pokok kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan perpustakaan di
Indonesia”. Keputusan ini memberi dasar bagi pengembangan Perpustakaan Sekolah
secara nasional.
Menurut SK tersebut, Perpustakaan Sekolah mengemban fungsi :
a. sebagai pusat kegiatan belajar mengajar,
b. pusat penelitian sederhana
c. pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan,
d. tempat rekreasi
Layanan perpustakaan sekolah bertujuan untuk menyajikan
informasi guna kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar dan rekreasi
bagi semua warga sekolah dengan mempergunakan bahan pustaka. Agar dapat melaksanakan
layanan dengan baik perpustakaan sekolah hendaknya oleh kepala perpustakaan
atau petugas perpustakaan yang aktif.
Berbagai aktifitas
layanan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut :
1. Meminjamkan buku-buku
2. Melayani kebutuhan-kebutuhan pelajaran dalam kelas
3. Menyediakan sumber-sumber informasi bagi murid atau guru
perorangan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan murid atau guru tentang berbagai
jenis sekolah
4. Sekolah yang mempunyai perpustakaan yang dikelola dengan
batik ditempatkan dalam ruangan yang cukup besar dengan mobiler yang memadai
dapat mengadakan “Jam Perpustakaan”
5. Mendidik anak untuk dapat mencari informasi secara
mandiri
6. Melatih anak untuk mahir dalam menggunakan bahan
perpustakaan : memakai kamus, ensiklopedia, membaca peta dan globe, mengadakan
penelitian sesuai dengan tugas dari guru.
Mengenai fungsi perpustakaan untuk meminjamkan buku-buku dan
untuk mengadakan “Jam Perpustakaan” dibawah ini kita uraikan lebih lanjut.
Peminjaman
Sebaiknya perpustakaan mempunyai peraturan tentang
peminjaman yang mencakup hal-hal seperti dibawah ini :
Hari peminjaman
Menentukan hari-hari peminjaman diserahkan kepada
kebijaksanaan masing-masing sekolah. Sebaiknya kesempatan meminjam diberikan
pada setiap hari kerja. Kalau tidak mungkin sebaiknya paling sedikit 2 x
seminggu. Waktu istirahat mungkin tertalu singkat untuk keperluan ini. Dalam
hal ini kepala perpustakaan dan anak-anak yang membantu sebaiknya bersedia
mengorbankan waktu mereka, misalnya setelah jam pelajaran selesai, perpustakaan
di buka selama setengah jam
Hari peminjaman ini bila perlu diatur berganti menurut
kelas, agar ruangan perpustakaan tidak terlalu penuh dengan murid-murid.
Lama peminjaman
Bila buku perpustakaan banyak jumlahnya, seorang murid dapat
diberi izin meminjam 2 atau lebih buku-buku sekaligus. Peraturanperaturan
mengenai : waktu peminjaman, lama peminjaman, jumlah buku yang boleh dipinjam
sekaligus, kecuali diumumkan dengan lisan, juga dibuat tertulis dan di tempel
di papan pengumuman sehingga tiap murid dapat membacanya. Kalau mungkin buatkan
brosur atau pamflet yang bisa dibagi-bagikan kepada pengunjung yang
memerlukannya.
Sanksi perpustakaan
Tindakan-tindakan yang perlu dilaksanakan terhadap hal-hal
yang dapat terjadi pada buku-buku yang dipinjamkan, seperti keterlambatan
mengembalikan buku, buku hilang, buku rusak dan lain-lain. Kebiasaan disetipa
perpustakaan, pengunjung tidak diperkenankan membawa tas masuk ke dalam ruang
perpustakaan. Semua tas dititipkan kepada petugas bagian pelayanan sebelum
masuk ruang perpustakaan. Hal ini dilakukan untuk keselamatan bahan pustaka.
Agar penitipan ini tertib dan dapat menghindari kekeliruan maka disediakan nomor
tempat penitipan tas dibuat berkotak-kotak ditempatkan dibelakang meja
pinjaman.
Sistem peminjaman
Banyak sistem yang dapat dipakai untuk meminjamkan dan
mengembalikan buku, tergantung dari besar kecilnya koleksi buku sesuatu
perpustakaan dan jumlah pembaca (murid) yang dilayani.
Pada dasarnya setiap sistem peminjaman dan pengembalian buku
harus mengandung hal-hal berikut :
- dapat dijalankan dengan mudah dan tidak makan waktu yang
lama
- sejauh mungkin dapat menghindarkan kemungkinan buku hilang
Prosedur peminjaman
buku
Setiap kali seorang murid meminjam buku, lakukanlah hal-hal
seperti dibawah ini :
- Ambillah kartu buku dari kantong buku. Tuliskan tanggal
buku itu harus dikembalikan pada lajur tanggal kembali. Mintalah kantong
pinjaman beserta kartu buku itu.
- Catatlah tanggal buku itu harus kembali dalam lembar
pengembalian yang ditempelkan pada buku. Catatan ini merupakan peringatan bagi
murid yang meminjam buku itu, tanggal berapa ia harus mengembalikan buku itu.
- Setelah jam peminjaman selesai susunlah kantong-kantong
peminjam dalam kotak karton yang telah disediakan. Penyusunan dilakukan menurut
tanggal buku kembali. Sususnan itu baiknya memakai kartu penunjuk untuk bulan
dan tanggal. Kartu penunjuk ini harus dibuat lebih tinggi dari kartu buku,
sehingga angka-angka yang ditulis diatasnya menonjol di atas buku.
Kantong kartu buku-buku yang sedang di jilid, diperbaiki,
hilang, dipinjam perpustakaan lain harus ditagih dan sebaiknya dibuatkan juga
kotak-kotak tersendiri seperti kotak untuk kartu-kartu buku yang sedang
dipinjam. Dengan demikian semua buku yang keluar dari perpustakaan, kartunya
terkumpul dalam kotak-kotak.
Sistem peminjaman ini memungkinkan kita dapat mengetahui
beberapa hal, diantaranya :
- kita dapat mengetahui buku-buku yang harus kembali pada
tanggaltanggal tertentu. Kija terlambat kita dapat menegur peminjam
bersangkutan.
- Pada kartu buku kita dapat melihat apakah sesuatu buku
dapat dibaca atau tidak, kalau kebetulan buku batik, tetapi peminjamannya tidak
banyak, buku itu harus diperkenalkan kepada murid-murid.
Prosedur pengembalian
buku
Kalau seorang peminjam mengembalikan buku, ambilah tindakan
sebagai berikut :
a. Ambillah kartu buku dari kotak ke kantong buku. Kantong
peminjam dikembalikan kepada pemiliknya
b. Coretlah tanggal catatan harus kembali pada lembar
pengembalian jika buku terlambat
C. Setelah a dan b dilakukan, kembalikanlah buku kedalam rak
secepat mungkin.
Catatan :
Mengembalikan buku ke dalam rak harus dilakukan oleh guru
pustakawan atau pelajar-pelajar yang khusus membantu di perpustakaan dan jangan
oleh peminjam sendiri.
Jam perpustakaan
Sekolah-sekolah yang telah mempunyai perpustakaan yang
diselenggarakan dengan batik dan ditempatkan dalam ruangan yang cukup besar
dengan alat-alat mobiler yang memadai dapat mengadakan “Jam Perpustakaan”.
Ruang perpustakaan harus besar, sebab pada jam ini murid-murid satu kelas
mengadakan kegiatan di perpustakaan. Karena itu ruang harus dapat menampung
mereka. Murid-murid diharuskan secara klasikal mengadakan
penyelidikan-penyelidikan tentang berbagai seni subjek yang berhubungan dengan
kurikulum sekolah, misalnya sekali seminggu.
Jam perpustakaan baiknya diisi dan diatur sebagai berikut :
- Vulkanisme (gunung berapi)
- Erosi tanah
- Produksi besar di Indonesia dan di negara-negara lain
- Pengolahan karet menjadi berbagai jenis barang
- Jenis trannsport air
- Sajak-sajak angkatan 45
Topik-topik tersebut diatas termasuk dalam pelajaran-pelajaran
yang diajarkan di dalam kelas seminggu sebelumnya. Setelah menerima daftar itu,
kepala perpustakaan memeriksa sember-sumber bahan yang ada di perpustakaan dan
menyediakannya agar para pelajar mudah menemukannya. Setelah masuk dalam perpustakaan
para pelajar dibagi dalam kelompok-kelompok sebanyak jumlah subyek yang akan
diselidiki.
Jumlah anggota tiap-tiap kelompok haruslah kira-kira
berimbang. Misalnya 40 orang murid dalam kelas. Pembagiannya adalah sebagai
berikut :
- 7 orang menyelidiki gunung berapi
- 7 orang menyelidiki erosi tanah
- 7 orang menyelidiki sejarah padi dan produksi
- 7 orang menyelidiki pengolahan karet menjadi berbagai
jenis barang
- 6 orang menyelidiki transport air
- 6 orang menyelidiki sajak-sajak angkatan 45
Hasil-hasil karya mereka, terlebih kalau ilustrasi yang baik
dapat dipakai untuk menambah koleksi perpustakaan.