Sikap Ulama Terhadap Ayat Mutasyabih dan Muhkam Beserta Hikmahnya
Menurut Al-Zarqani,
ayat-ayat Mutasyabih dapat dibagi 3 ( tiga ) macam :
1. Ayat-ayat yang seluruh manusia tidak dapat mengetahui
maksudnya, seperti pengetahuan tentang zat Allah dan hari kiamat, hal-hal gaib,
hakikat dan sifat-sifat zat Allah. Sebagian mana firman Allah dalam surat
Al-An’am ayat 59 :
Artinya : “dan pada sisi Allah kunci-kunci semua yang gaib,
tak ada yang
mengetahui kecuali Dia sendiri.
2. Ayat-ayat yang setiap orang bias mengetahui maksudnya
melalui penelitian dan pengkajian, seperti ayat-ayat : Hutasyabihat yang
kesamarannya timbul akibat ringkas, panjang, urutannya, dan seumpamanya.
Contoh surat An-Nisa’ ayat 3 :
Artinya : “dan jika kamu takut tidak adakn dapat berlaku
adil terhadap ( hak-hak ) perempuan yang yatim, maka kawinilah wanita-wanita”.
3. Ayat-ayat mutasyabihat yang maksudnya dapat diketahui
oleh para Ulama tertentu dan bukan semua Ulama. Maksud yang demikian adalah
makna-makna yang tinggi yang memenuhi hati seseorang yang jernih jiwanya dan
mujahid. Sebagai mana diisyaratkan oleh Nabi dengan do’anya bagi Ibnu Abbas :
Artinya :“ Ya Tuhanku, jadikanlah seseorang yang paham dalam
agama,dan ajarkanlah kepada takwil”.
Mengenal ayat-ayat yang berhubungan dengan sifat-sifat
Allah, pendapat Ulama terbagi kepada dua mazhab :
1. Mazhab salaf.
Yaitu mazhab yang mempunyai dan mengimani sifat-sifat Allah
yang Mutasyabih, dan menyerahkan hakikatnya kepada Allah.
2. Mazhab Khakaf.
Yaitu Ulama yang menakwilkan lafal yang maknanya lahirnya
musthahil kepada makna yang baik bagi zat Allah, contohnya mazhab ini
mengartikan mata dengan pengawasan Allah, tangan diartikan kekuasaan Allah, dan
lain-lain.
Pada hakikatnya tidak ada pertentangan antara pendapat Ulama
tersebut, permasalahannya hanya berkisar pada perbedaan dalam menakwilkannya.
Secara teoritis pendapat Ulama dapat di kompromikan, dan secara praktis
penerapan mazhab khalaf lebih dapat memenuhi tuntutan kebutuhan intelektual
yang semakin hari semakin berkembang dan kritis. Dengan melihat kondisi
obyektif intelektual masyarakat modern yang semakin berpikirkritis dewasa, maka
mazhab khalaf atau mazhab takwil ini yang lebih tepat diterapkan dalam
menafsirkan ayat-ayat mutasyabihat dengan mengikuti ketentuan takwil yang
dikenal dengan ilmu tafsir.
Hikmah adanya
ayat-ayat mutasyabihat dan al- muhkam
1. Ayat-ayat Mutasyabihat ini mengharuskan upayayang lebih
banyak untuk mengungkap maksudnya sehingga menambah pahala bagi orang yang
mengkajinya.
2. Jika ayat-ayat Al-Qur’an mengandung ayat Mutasyabihat
maka untuk memehami diperlukan cara penafsiran dan tarjih antara satu dengan
yang lainnya, hal ini memerlukan berbagai ilmu, seperti Bahasa, Gramatika,
Ma’ni, Ilmu Bayan, Ushul Fiqih, dan sebagainya.
3. Ayat-ayat Mutasyabihat merupakan rahmat bagi manusia yang
lemah yang tidak mengetahui segala sesuatu.
4. Ayat ini juga merupakam cobaan bagi manusia apakah mereka
percaya atau tidak tentang hal yang gaib.
5. Ayat ini menjadi dalil atas kebodohan dan kelemahan
manusia.
6. Ayat ini dalam Al-Qur’an menguatkan kemukjjizatannya.